Sweet Sin [Ficlet Series – Part 3]

Sin

|| Title: Sweet Sin || Author: Phiyun || Genre: Family | Hurt | Sad | Friendship | Romance | School Life || Cast: Choi Siwon | Im Yoona | Choi Sooyoung ||

Don’t Bash, Plagiat! And Please Don’t Be Silent Reader Guys ^^

Preview: Part 1 | Part 2

*** Happy  Reading ***

***Summary***

Aku mencintaimu, meskipun aku tahu semua itu tak pantas kulakukan terhadap dirimu.

~OoO~

-Flash Back-

Dari ke jauhan aku menatap dirinya yang sedang di bully oleh para penggemarku. Aku merasa senang saat melihat pemandangan tersebut. Namun anehnya, aku merasakan secuil rasa khawatir saat menatap dirinya.  “Wanita memang menyeramkan.” ucapku miris, namun perasaan itu langsung aku buang jauh-jauh. Untuk apa aku mengkhawatirkan dirinya? ini, kan memang rencanaku dari awal, bukan?

Lamunanku menghilang saat seseorang datang menghampiriku. “Siwon-ah, mengapa kau tak menolong dirinya.” kata Sooyoung dengan tatapan mata yang prihatin terhadap Yoona. “Aku pasti menolongnya, kok. Aku hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya.” balasku dengan nada yang santai.

“Gadis itu pasti menangis. Di saat para gadis-gadis itu meninggalkan, Yoona sendiri. Aku akan menemuinya dan bersikap lembut padanya.”

 

“Aahhkk!!!”

Aku menoleh saat mendengar suara teriakan dari bawah, tempat Yoona di tindas. Aku sempat perpikir kalau yang berteriak itu adalah Yoona tapi kenyataannya bukan dia. Gadis bisu itu berdiri dengan tubuh yang sedikit membungkuk sambil menggengam sesuatu di sebelah tangannya.

“Sialan! Gadis ini melempar pasir kepada kita.” seru salah satu gadis yang ada di sana. Saat gadis itu hendak melawan Yoona, gadis itu langsung meniup peluit yang tergantung di lehernya yang jenjang. Ya, dia menggunakan peluit yang telah kuberikan padanya. Aku tak berpikir jauh akan hal semacam itu, bila apa yang kuberikan itu malah membuat dirinya lebih tangguh menghadapi siswi yang mengerjainya.

Mendengar Yoona terus meniup peluit itu, ketiga gadis tersebut langsung berlari meninggalkan Yoona. Karena salah satu dari mereka mengetahui kalau Yoona sedang memanggil bala bantuan.

“Kenapa gadis itu tidak diam saja saat di jahati? Menyebalkan!”

 

Tampa berpikir panjang, aku langsung lompat dari atas jendela ruang kelas sambil memanggil namanya.

“Yoona-ah!” Yoona tercengang saat melihatku melompat keluar dari ruang kelas yang berada di lantai tiga. Setibanya di daratan pinjakan kakiku tak seimbang dan…

“Bruukk!” tubuhku terhempas di atas rerumputan, Yoona panik saat melihatku tersungkur dan gadis itu langsung berlari secepat mungkin. Aku berusaha bersikap baik-baik saja, meskipun sebenarnya tubuhku terasi nyeri karena terbentur cukup kencang tadi.

“Apa kau terluka?” kurengkuh tubuh mungilnya ke dalam dekapanku. Gadis itu tetap terpaku dengan kedua matanya yang melebar. “Yoona-ah… Apakah kau baik-baik saja?” tanyaku kembali sambil membelai lembut kedua pipinya.

Tak lama terlihatlah semburat warna kemerahan dari kedua pipinya dan tak lama kemudian terdengar suara setengah berbisik dari bibir mungilnya. “Superman…” imbunya pelan.

Aku terkejut saat mendengar suara nan lebut dari bibirnya yang kemerahan. “Kau bisa bicara?” tanyaku kembali. Tak lama Yoona menjawabnya dengan anggukan lemah. Seketika aku merasa senang, karena dirinya telah dapat berbicara.

Bahkan hati dan tubuhku bergerak begitu saja terhadap dirinya. “Ayo bicara lagi, aku ingin mendengar suara merdumu.” ujarku kembali seraya menempelkan atas keningnya di atas kening milikku.

Dan dengan polosnya, gadis itu melakukan apa yang kupinta. “Baik…” dengan senyuman yang mengembang di wajahnya.

“Degg!!”

“Apa-apaan gadis ini? Padahal cara bilang suka kepada dirinya mencurigakan. Gadis ini benar-benar menyebalkan!”

Dadaku tiba-tiba terasa sesak saat sadar bila gadis yang ada di depanku adalah adik kandungku. Dan di detik itu juga aku merasa tak pantas merasakan hal semacam ini. Betapa nistanya diriku. Sesegera mungkin aku langsung melepaskan pelukankku dari dirinya. Aku berusaha sebisa mungkin menjauh darinya. Namun sepertinya gerak-gerikku terbaca olehnya. Sehingga dia berjalan kembali mendekati diriku.

“Kancing bajumu salah.” ucapnya pelan sambil melepaskan kancing kemeja milikku dari atas lalu ke bawah setelah itu, Yoona mengancingi kembali kemeja seragamku dengan benar. Dan saat Yoona sedang akan mengancingi kancing terakhir kemeja milikku. Entah mengapa tanganku bergerak dengan sendirinya. Kugengam dengan erat jari jemarinya dan kemudian berkata. “Tak perlu di betulkan, biarkan saja seperti itu. Lebih baik lepas seperti ini.”

Yoona kemudian menatap ke arahku. Aku bisa melihat sorotan matanya yang menyejukkan.

“Gadis ini mungkin lebih kejam dari pada aku.”

Kusentuh dengan lembut wajahnya.

“Menatapku dalam-dalam dengan matanya yang bening. Tersenyum seperti malaikat tanpa tahu apa yang sedang aku lakukan terhadap dirinya. Melihat itu semua membuat hatiku perih namun hatiku semakin sakit saat mengetahui dirimu adalah anak dari wanita yang dicintai oleh ayahku. Tak masalah bila aku terlihat kalah. Kita lihat saja siapa yang akan menang di akhir cerita.”

 

~OoO~

-Pov Author-

Tubuh Yoona melemas dan tanpa gadis itu sadari kedua lututnya tak mampu menahan kedua pijakan kakinya. Yoona langsung merosot tapi belum terlalu jatuh, Siwon dengan sigap menangkap tubuh mungil gadis tersebut.

Wajah Yoona memerah seperti kepiting rebus dan dengan tangan yang bergetar dia menulis sesuatu di buku notenya.

“Aku belum pernah dicium.” sambil menunjukan tulisan tersebut dengan tersipu malu ke hadapan Siwon. Pria itu terdiam saat membaca tulisan tangannya. Setelah itu Yoona menulis kembali. Yoona sedikit ragu-ragu saat memperlihatkan kembali tulisan tangannya kepada Siwon. “Aku tak tahu cara mencintai.”

Setelah membaca itu, Siwon kemudian menjawab. “Aku juga tidak tahu.”

 

“Mana mungkin anak dari wanita yang tak pernah dicintai suaminya dapat mengenal ‘cinta’?”

Beberapa saat kemudian Siwon kembali merengkuh tubuh mungil milik Yoona dan berkata. ”Tapi aku bisa memberitahukanmu cara berciuman.” untuk yang sekian kalinya, Siwon mengusap lembut bibir Yoona. Kali ini sentuhan bibir pemuda itu begitu lembut tak seperti saat pertama kali yang selalu menuntut tapi kali ini giliran Siwonlah yang mengikuti sentuhan bibir Yoona.

“Yoona-ah, Kita sebenarnya adik kakak. Darah kita berhubungan. Kalau kau tahu semua itu, pasti hatimu akan terluka karena sudah mencintaiku. Semua itu adalah rencana yang sudah kuatur untukmu. Dan di saat kau mengetahui kebenarannya, jangan pernah kau maafkan aku walaupun sedetik pun jangan pernah.” lirih batinnya seraya mengusap lembut surai hitam milik Yoona.

[End]

~OoO~

-Keesokan harinya-

 

Hari ini sama cerahnya seperti hari kemarin. Tampa aku sadari kakiku melangkah begitu saja ke arah ruang kelas Yoona. Dari ke jauhan aku melihat Yoona sedang berbicara dengan seorang gadis yang sepantaran dengan dirinya. Yoona menggerakan kedua tangannya dan jarinya di depan siswa itu dan lawan bicaranya membalas dengan anggukan dan tak lupa ia memperlihatkan sebuah senyuman.

Bahasa isyarat…” gumamku.

Aku terkesima dengan talenta yang ia miliki. “Ia bisa menggunakan macam-macam ‘bahasa’”, dengan suara, dengan tulisan dan dengan isyarat untuk menyampaikan ‘perasaannya terhadap orang lain.

Tidak lama kemudian, Yoona menyadari kehadiranku sesudah kepergian sahabatnya. Gadis berambut panjang itu melambaikan tangannya kepadaku dengan tersenyum senang. Dengan langkah yang santai ku langkah kan kakiku ke arah dirinya yang sedang berdiri di bawah pohon sakura.

“Itu bahasa isyarat, ya?” tanyaku.

Gadis itu mengangguk dan kemudian berkata dengan suara yang pelan. “Ya, karena ingin lebih cepat bicara jadi aku menggunakan itu untuk berkomunikasi.”

“Kalau boleh tahu sejak kapan kau tidak bisa bicara?” dengan nada yang sangat berhati-hati. Dengan napas yang panjang, gadis itu pun berkata. “Saat kecelakaan mobil bersama dengan ibuku dua tahun yang lalu. Dan di saat itu juga, aku melihat ibuku tewas di depan mataku.” Jawabnya dengan memperlihatkan wajah yang tegar di hadapanku. Tapi aku bisa merasakan bila hatinya terluka saat aku membuka kembali kenangan pilu yang mungkin saja telah ia kubur dalam dari lubuk hatinya.

“Maaf…” kataku.

Dengan cepat Yoona langsung menggerakan kedua tangannya seolah ia sedang berkata, ‘jangan merasa bersalah’ kepada diriku. “Itu semua hanya kenangan, lagipula diriku sudah bisa bicara kembali dan kau adalah orang pertama yang mendengar suaraku senjak aku bisa berbicara setengah tahun yang lalu.” ungkapnya.

Ada rasa senang saat ia mengatakan bila aku adalah orang pertama yang mengetahui bahwa dirinya bisa berbicara. Tapi di sisi lain hatiku terasa perih tanpa kumengerti.

“Ehm… berarti kau bisa menyebutkan namaku dengan bahasa isyarat?”

“Heemm…” seraya menganguk dan kemudian berkata sambil menggerakan jari jemarinya. “Si…won… arti namamu itu suci.” dengan tersenyum lembut.

Jujur aku tak mengerti apa arti dari gerakan tangannya tapi aku bisa menyimpulkan kalau dia sangat bahagia hanya dengan menyebut namaku.

“Wah, ternyata bahasa isyarat itu keren ya…”

Yoona mungkin tidak pernah mendengar perkataan kotor maupun kasar. Ia tetap murni, tidak tahu apa-apa.

“Mungkin karena kau mengucapkannya dengan bahasa isyarat, aku bisa merasakan kesuciannya…” gumamku pelan.

Tak selang beberapa saat kemudian aku pun berkata kembali. “Mungkin tidak ada kata-kata kotor dalam bahasa isyarat, ya?” kuraih dahan pohon sakura yang  melengkung ke bawah tak jauh dari diriku dan setelah itu kupatahkan di hadapannya.

“Kalau untuk mengespresikan perusakan bagaimana cara mengisyaratkannya?” ucapku sembari menggegam erat dahan ranting tersebut. Yoona terdiam, ia menatap begitu dalam kedua mataku dengan tatapan mata yang menyejukan.

Sebaliknya, aku harus mendengar kata-kata yang tidak ingin aku dengar dari mulut ayahku.”

 

Beberapa saat kemudian, gadis itu melangkah perlahan-lahan ke hadapanku. Kami pun berhadapan dan ia lalu mengambil dahan ranting yang patah dari tanganku. “Kau tidak perlu tahu,” ujarnya. “Aku akan melindungimu, Siwon.” katanya pelan namun terdengar jelas.

“Deg!!!”

Jantungku berdegub kencang, kepalaku terasa berputar saat mendengar perkataan gadis yang ada di depanku. “Di lindungi oleh orang yang inginku sakiti? Sungguh penghinaan.” hatiku semakin teriris sangat menyadari kalau gadis yang saat ini berdiri di depanku adalah adik kandungku.

“Ada apa… Siwon-ah…”

Aku tak dapat berpikir jernih saat menatap matanya, hati dan otakku saling bertentangan. “Betapa nistanya diriku” tanpa berpikir panjang, kurengkuh tubuh mungilnya ke dalam pelukanku. “Aku mencintaimu, Yoona-ah.” bisikku di sebelah daun telinganya. Gadis itu tetap membeku saat kuungkapkan perasaanku.

Kata-kata cinta, meskipun palsu katanya bisa menenangkan, tapi menurutku itu sangat kejam. Aku pikir, aku bisa menyakitimu, mengkhianatimu, merusak dirimu, itulah rencanaku dari awal. Tapi nampaknya aku tak mampu lagi menahan perasaanku. Rasa cintaku padamu lebih dalam daripada rasa benci yang disebabkan oleh ayahku.

Tak masalah bila aku harus menanggung perasaan bersalah ini biar berdosa ini ku tanggung disepanjang hidupku, asalkan aku dapat berada di sisimu, aku rela melakukan apapun sekalipun aku harus menjerumuskan diriku masuk ke dalam lubang neraka.

-TBC-

~OoO~

Halloha… ketemu lagi sama Phiyun di sini ^^

Akhirnya, aku bisa bawakan update-tan dari Fanfic ini, semoga kalian suka yah 😀

Sebenernya cerita ini terinspirasi dari Ffku sebelumnya yang berjudul He’s My Brother, tapi tenang alurnya beda kok, cuma permasalahannya sama, yaitu cinta yang kepentok sama tali persaudaraan. Dan untuk kelanjutan sequel He’s My Brother masih dalam proses yah, jadi mohon kesabar menunggunya, ya…

Bocoran nih, besok adalah last chapter dari cerita ini loh… Penasaran dengan kelanjutannya? Kalau begitu jangan lupa ya tinggalkan komennya atau kalimat kerennya feedback-nya setelah membaca. Karena semakin banyak yang meminta kelanjutan FF ini, kemungkinan bakalan aku postingin kelanjutannya secepatnya, sebelum dan sesudahnya mimin ucapkan terimakasih kepada semua reader yang sudah membaca dan yang juga sudah menyempatkan meninggalkan komennya di part sebelumnya dan di sini ❤

 

 

22 thoughts on “Sweet Sin [Ficlet Series – Part 3]

  1. Semoga niat awal siwon buat nyakitin yoona bisa hilang setelah kebersamaan mereka,,buat siwon jatuh cinta beneran ma yooona kak biar niat jahatnya gak jadi terlaksana
    Ditunggu next chapnya

    Liked by 1 person

Write your great opinion ^^