Love Is Not Enough Chapter 3

Untitled-1.png

Love Is Not Enough

Re PRESENT

Rated : M

Genre : Marriage Life,Romance,Angst,etc

Length: Chaptered

Starring : Park Jiyeon | Oh Sehun | Im Yoon Ah

Summary:

Jiyeon tidak pernah berfikir kalau kehidupan pernikahannya tidak akan berjalan lancar,ia tidak pernah berfikir kalau suaminya akan berfikir untuk menikah lagi,dari sekian banyak pertanyaan yang muncul di benaknya,kenapa suaminya ingin menggapai cinta yang lain?Apakah cinta darinya semembosankan itu kah?

Disclaimer:

Story by me,DON’T PLAGIAT IT!

If you don’t like it…just don’t read it!

Recomend Song :

Ailee – I will go to you like the first snow

Rossa – Bulan dikekang malam

Warning :

Cerita ini diberlakukan untuk umur 17+

Karena,didalamnya terdapat adegan yang menjuru ke erotis,kekerasan,dan kehidupan rumah tangga

Tanggung akibatnya sendiri jika memaksa membaca!

C/o: Kejang-kejang,marah-marah gajelas,nangis kejer

DAN CERITA HANYA FIKSI SEMATA,IDE DARI AUTHOR SEPENUHNYA!!

KARAKTER TOKOH MERUPAKAN BUATAN AUTHOR PRIBADI

So,Happy reading ~ ^^

.

.

.

“Kau tarik aku dalam candumu dan seperti biasa kau tampar aku dengan kenyataan”

.

.

        Jiyeon terdiam melihat kebersamaan suaminya dan wanita itu.Wanita itu menarik senyum dan suaminya menggengam tangan gadis itu.Mereka makan santapan yang sudah Jiyeon buat sambil sesekali melempar canda.Jiyeon sesegera mungkin menyelesaikan makan paginya dan bergegas menuju kamar.Sehun mencekal tangannya membuat Jiyeon menatap lagi ke belakang.

 

“Ada apa,Jii? tunggu dulu kami selesai makan,lalu cobalah berkenalan dengan ..”belum selesai Sehun berucap Jiyeon tepis lengan suaminya itu.Segera berlari ke kamar dan menguncinya.Tidak berbalik ataupun mendengar kata-kata dari suaminya itu.

        Jiyeon tatap dirinya didepan cermin.Ia tarik senyum kecil.Berusaha meremehkan dirinya sendiri.Yah,dia memang wanita bodoh,fikirnya.Bagaimana mungkin ia menjamah calon istri suaminya sendiri dengan hidangan yang ia siapkan spesial untuk suaminya?.Cinta itu buta?cinta itu tidak buta,cinta itu bodoh.Suaminya menyakiti hatinya lagi,dengan luka baru yang lebih dalam.

       Tubuhnya perlahan merosot.Menyapa lagi dinginnya keramik kamarnya.Musim dingin membuat keramik kamarnya terasa lebih dingin lagi dari biasanya.Ia berjalan menuju kasur membaringkan dirinya di kasur.Menyesap aroma tubuh suaminya yang masih tersisa.Merasakan lagi kehangatan yang diberikan suaminya sepanjang malam itu.Menahan tangisnya yang berusaha mengoyak tubuhnya sendiri yang berusaha merusak segala perasaan yang ada untuk suaminya.Menenggelamkan diri dalam cinta palsu yang tersisa dari suaminya.Matanya langsung tertutup memasuki alam mimpi dengan fikiran yang lelah.

.

.

.

“Aku yang pertama bagimu,tapi tidak untuk yang terakhir”

.

.

        Sehun bawa piring-piring yang sudah kosong itu ke wastafel.Membiarkan itu tersimpan dalam keadaan kotor,karena wanita itu pasti akan memarahinya jika ia menyentuh sabun cuci yang membuat tangannya seringkali gatal.Pria itu tarik senyum kecil mengingat omelan istrinya itu.

“Oppa..”rengekan kecil keluar dari mulut Yoona.Sehun berbalik sambil melepas pelukan wanita itu dari tubuhnya.

“Wae?”tanya Sehun seadanya.Sedangkan gadis itu sudah mempoutkan bibirnya.

“Kisseu”ucap Yoona manja sambil menunjuk bibirnya.Sehun telan air liur yang berkumpul di mulutnya.Pria itu sejenak terdiam,tak lama waktu baginya untuk memagut bibir cherry milik Yoona.

     Bibir kedua insan itu kini salang menempel.Lidah Yoona mulai agresif menelisik isi mulut Sehun.Sedangkan Sehun hanya terdiam menikmati.Yoona lepaskan bibirnya dari bibir pria itu.

“Oppa…seperti biasa…kamu tidak pernah membalas apapun yang kulakukan pada bibirmu itu…terbiasalah membalas oppa..kita akan segera menikah”ucap Yoona manja.Sehun hanya mengganguk.

“Mianhae..rasanya aneh kalau kita harus berhubungan dirumahku..Bagaimanapun Jiyeon belum bisa menerimanya”ucap Sehun sambil memegang kedua bahu Yoona.Yoona tepis lengan Sehun dari sana.

“Lagi-lagi..Jiyeon..Jiyeon…aku dihadapanmu,oppa..Im Yoon Ah…bukan Jiyeon!!”rajuk Yoona sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

“Arrasso..Arraso…Ayo kita lakukan..”ucap Sehun.Ia tarik tubuh gadis itu.Menempelkan bibirnya dan gadis itu.Mereka saling beradu lidah hingga akhirnya Sehun mulai menciumi tengkuk Yoona.Menarik baju gadis itu kebawah.Lalu,membawanya ke kamar tamu tanpa melepaskan tautan bibir mereka.

.

.

.

“Kau tau ada sesuatu yang tidak kau ketahui tentang aku”

.

.

.

    Jiyeon buka matanya perlahan.Terasa aga kering dan nyeri disana.Ia bangkitkan tubuhnya dan menatap lagi cermin.Ia benci wajah menyedihkan yang ia tampilkan setiap kali menatap cermin selama seminggu ini.

     Ia membantu tubuhnya untuk menompang dirinya.Menuju kamar mandi dan membilas wajahnya hingga terlihat segar kembali.Ia poleskan cream wajah dan bedak untuk menutupi matanya yang sudah mulai menampakan kantong panda itu.

Kriet..

      Jiyeon buka pintu kamarnya perlahan.Disana sudah tidak terlihat lagi wanita itu dan suaminya.Hanya ruang sepi dan senyap yang dihiasi cucian piring.Jiyeon ambil sabun cuci piring lalu meneteskannya sedikit di spons.Lalu,ia bersihkan setiap bagian dari piring tersebut.

       Tiba-tiba saja kenangannya kembali terbuka.Ingatannya melayang ke ingatan manis dengan suaminya.Suaminya yang duduk di meja makan menatapnya mencuci piring sambil tersenyum.Terus berkata lebih baik tangannya yang gatal daripada tangannya yang harus jadi kasar.Jiyeon tarik senyum kecil.Setelah selesai mencuci piring Jiyeon dudukan dirinya di sofa dekat kamar tamu.Baru saja ia akan menyalakan tv tiba-tiba saja suara ganjal menepuk telinganya.

 

“Ooh..ehm..ah”Jiyeon sangat yakin suara itu adalah suara desahan wanita.Jiyeon tatap kamar tamu yang pintunya masih terbuka sedikit.Matanya terbuka lebar,ia tutup mulutnya.Tanpa fikir panjang ia berlari keluar dari rumahnya.Ia bahkan tidak berfikir untuk membawa mobil.Hal yang Jiyeon inginkan saat ini hanya berlari sejauh mungkin.Berlari dari segala kenyataan pahit hidupnya.

.

.

.

“Mengapa hanya rasa sakit yang tersisa dari cinta kami? Apa ini berarti kami sudah berakhir?”

.

.

.

       Jiyeon terdiam di tempat duduk halte.Air matanya sudah mengalir deras bersamaan dengan bercucurannya darah dari kakinya yang polos tanpa alas.Bahkan rasa sakit dari kakinya itu sudah tidak dapat Jiyeon rasakan karena dadanya yang bak diterpa badai.Betapa bodohnya ia tetap bertahan disisi pria itu.Ia tidak bisa terima jika suaminya meniduri wanita lain.Tubuhnya bergetar hebat.Tangisnya bahkan sudah tidak dapat ia keluarkan.Hanya tertahan manis di hatinya.Menancap dan mulai melukainya dari dalam.

 

“Kamu..Jii-kan?”suara itu terdengar familiar di telinga Jiyeon.Kepalanya pun mendongkak menatap ke sumber suara.

“Channie?”tanya Jiyeon samnil membulatkan matanya.

“Ne..”ucap pria itu sambil tersenyum.Jiyeon tersenyum melihat pria itu.Mengapa ia harus bertemu pria itu dalam keadaan semenyedihkan ini?.

“Ada apa denganmu? tunggu dulu..aku akan membelikanmu obat merah”ucap pria itu—Chanyeol tak lama berlari dari halte itu.

“Gomawo..sudah lama tidak melihatmu,chan”ucap Jiyeon sambil memutar-mutar sedotan smoothie miliknya.

“Hmm..setelah kamu dan Sehun menikah,aku memutuskan untuk sekolah lagi di Amerika”ucap Chanyeol sambil menyesap kopi americano kesukaannya.

“Mianhae…”ucap Jiyeon sambil menunduk.Chanyeol menggeleng sambil menggerakan tangannya dihadapan Jiyeon.

“Aku yang mencintaimu..bukan salahmu menolak perjodohan kita.. tidak mungkin kita menikah jika kamu hanya mencintai Sehun”ucap Chanyeol lembut.Pria itu selalu seperti biasanya manis dan lembut,fikir Jiyeon.

“Tetap saja aku masih merasa bersalah”ucap Jiyeon sambil meminum smoothie strawberry kesukaannya.

“Sudahlah..ngomong-ngomong kenapa kamu keluar tidak menggunakan sepatu,Jii?”tanya Chanyeol heran.Terlebih menatap keadaan Jiyeon dengan rambut acak-acakan dan mata yang menampilkan air mata yang sudah kering.

“Tidak apa-apa..Gwenchana”ucap Jiyeon sambil tersenyum.Ia tidak bisa membagikan setiap lukanya pada siapa saja terlebih pria dihadapannya ini.Pria yang ia sakiti karena memilih untuk hidup dengan Sehun.

“Sudah kubilang,aku tidak main-main! Kalau Sehun melukaimu meski hanya sedikit aku pasti akan merebutmu darinya”ucap Chanyeol tegas.Jiyeon tersenyum melihat ketulusan cinta pria yang ia sia – siakan ini.

“Aku bilang jemput kebahagiaanmu saat memutuskan perjodohan kita,Chan..Bukalah hatimu untuk orang yang baru..”ucap Jiyeon lembut.Takut-takut ia melukai pria baik ini lagi.

“Soal perasaanku itu urusanku…sakit pun urusanku..kamu tidak usah peduli dengan luka yang bisa aku sembuhkan sendiri seperti biasa”ucap Chanyeol sambil tersenyum.

         Jiyeon tatap pria itu.Pria itu masih sama.Ia yakin pria itu masih mencintainya.Ia hafal betul tatapan teduh itu hanya untuknya.Pria itu bahkan terlampau sempurna jika dibandingkan dengan Sehun.Hanya saja hatinya yang terlalu bodoh.

“Baiklah…terserah..aku tau aku tidak bisa melarangmu..”ucap Jiyeon sambil menarik senyum kecil.Tak lama gelak tawa mulai muncul diantara mereka.Membicarakan tentang masa lalu memang hal konyol yang kadang seru untuk dibicarakan.Chanyeol tersenyum ketika melihat wanita itu tertawa karena canda darinya.Memang benar senyum dari wanita itu masih candu baginya.

.

.

“Perasanku adalah hakku,kau menerimanya itu hakmu”

.

.

        Jiyeon tutup pintu mobil Chanyeol.Tersenyum dari jendela sambil melambai tangan.Ia berjalan lagi ke rumahnya yang masih beberapa blok dari jalan ini.Tidak mungkin ia membawa Chanyeol ke rumahnya.Seoerang pria yang begitu dicemburui oleh Sehun.

“Hah..”nafas Jiyeon sudah mulai lemah.Bodoh memang memikirkan pria itu yang bahkan tidak memperdulikan perasaannya.Kakinya kini menyambut aspal dengan alas.Pria itu memberikan sendal yang bisa membuatnya nyaman.Membalut lukanya dengan cinta dan sayang.IA heran mengapa cintanya begitu bodoh.Tidak bisa merasakan perasaan setulus itu.

      Jiyeon dorong pintu utama rumahnya hingga terbuka lebar.Melenggang masuk ke rumahnya lalu menutup pintu rumahnya.Ia lepas sandal dari pria itu sembarang.Kakinya mulai menelusuri lantai marmer dingin beralaskan perban.Gelak tawa bisa ia dengar jelas di sana.

“Darimana saja kau?”tanya Sehun setelah melihat tubuh Jiyeon melewati ruang keluarga.

“Bukan urusanmu”sinis Jiyeon.Matanya kembali lurus menatap kakinya yang terluka.Ia rasakan tangan pria itu mencekalnya.Ia tepis lengan pria itu sambil berbalik menatapnya.Matanya membulat menatap pria itu menantang.

“Jangan ganggu aku..urusi saja wanitamu itu”ucap Jiyeon sambil berbalik ke kamarnya.Membanting pintu dengan keras dan bersembunyi dibalik pintu.Sedangkan Yoona hanya terdiam karena terkejut.

“YAK ! OH JIYEON ! DIMANA SOPAN SANTUNMU DI DEPAN SUAMIMU HAH!”bentak Sehun sambil menggedor – gedor pintu kamar mereka.Jiyeon buka pintu kamarnya.Membawa vas bunga yang baru ia ganti bunganya dan membantingnya ke lantai.

“JANGAN LUKAI AKU LAGI! CUKUP ! CUKUP! INI YANG KAMU MAU? IYA?!”jerit Jiyeon sambil menggores – goreskan pecah itu ke lengannya.Melukai dirinya dengan dalam.

      Sehun hanya terdiam melihat kelakuan Jiyeon.Ia tau betul inii salahnya.Namun,ingin memeluk wanita itu saja Sehun tidak mampu.

“YAK! HENTIKAN OH JIYEON!”jerit Sehun sambl berusaha menggambil pecahan beling itu dari lengan Jiyeon.

“DIAM!DIAM!DIAM! INI YANG KAU INGINKAN KAN?! INI?!!”jerit Jiyeon sambil terus melukai dirinya sendiri.Hingga tak sadar beling itu memotong nadinya hingga membuat Jiyeon lunglai jatuh ke lantai.

“YAK ! OH JIYEON!”jerit Sehun panik.Sehun yang panik mengobrak – abrik lemari dasinya.Mengambil dasinya dan mengikatkan dasinya itu dilengan Jiyeon.Menempatkan kepala Jiyeon diatas pahanya.

“Andwae..Ji..Andwae”tangis Sehun pecah melihat Jiyeon mulai kehilangan kesadarannya.

“PAK CHOI PPALI NYALAKAN MOBIL!”jerit Sehun sambil menggiring Jiyeon ala bridal style turun tangga dan memasuki mobil.

“Oppa…jangan tinggalkan aku”ucap Yoona menarik tangan Sehun sambil mempoutkan bibirnya.

“JANGAN SEKARANG!”sentak Sehun sambil membantingkan lengan Yoona yang menempel di sikunya.Melanjutkan perjalanannya yang tertunda.

“Kenapa tidak ada perasaan seperti itu untukku,oppa?”lirih Yoona menatap punggung Sehun yang semakin menjauh.

.

.

“Karena hati tau,kepada siapa mereka bergetar”

.

.

        Sehun usap-usap kepala Jiyeon yang mulai kehilangan kesadarannya.Menciumi kening wanita itu sambil memeluk tubuh wanita itu.Ia tidak ingin kehilangan wanita ini apapun yang mungkin terjadi di dunia ini.

 

“Chagi~a..bertahanlah…Mianhae”lirih Sehun sambil terus menciumi kening Jiyeon.

“A–k–u ti-d..a-k ta…u ka–u me—nci—nt—ai—k..u atau tidak”ucap Jiyeon tersendat sendat.Lengannya mulai menggapai wajah Sehun.Tersenyum kecil menatap cinta yang tak pernah ia lihat dari prianya lagi beberapa hari ini.

“Sudah..jangan banyak bicara”lirih Sehun.Membuat dada Jiyeon kehilangan banyak nafas.Suara lirih pria itu selalu mampu membuatnya terluka.

“O—p—pa…ki—ta..ber—cer-ai..sa—ja-..”ucap Jiyeon tersendat-sendat.Tak lama mata wanita itu menutup sepenuhnya.

“Yak!! Ireona…ireona..IREONAA…YAK OH JIYEON IREONA…PAK CHOI PPALI!”suara Sehun terus meningkat.Tubuh wanita itu ia pastikan nyaman dipelukannya.Matanya tidak dapat lagi menahan tangis lagi.Tubuhnya lunglai memeluk wanita itu.Ia tidak bisa melepaskan Jiyeon.Tapi ia juga tidak bisa menolak Yoona.Hanya dia yang tau benar alasannya.Ini demi mereka berdua.

.

.

“Jantungmu akan terus berdetak ketika orang yang kamu cintai dan juga mencintaimu ada disisimu”

.

.

       Sehun menjambak rambutnya frustasi.Matanya sudah sedari tadi berair dan tidak bisa ia hentikan.Jika sesuatu sampai terjadi pada wanita itu sungguh itu benar – benar salahnya.

“Syukurlah..penanganan awal anda sudah benar..pasien lolos dari massa kritisnya..Beliau akan segera dipindahkan ke ruang rawat”ucap Dokter yang baru keluar dari instalasi gawat darurat sambil tersenyum ke arah Sehun.

“Gomawo..saya tidak tau harus membalas kehebatan anda dengan apa,namun semoga tuhan memberkati…”ucap Sehun sambil menundukan kepalanya ke tangan dokter itu.Dokter itu berlalu meninggalkan Sehun disana.

“Terima kasih tuhan”ucap Sehun sambil menyatukan tangannya.Hanya wanita itu yang mampu membuatnya bernafas lega.

.

.

“Aku pergi dulu,tolong rindukan aku”

.

.

“Mianhae”lirih Sehun sambil menciumi lengan istrinya yang masih tertidur lelap.

“Oppa..”lirih Jiyeon yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya.Sehun tersenyum sambil menciumi kelopak mata Jiyeon.

“Gomawo..Gomawo..”syukur tak berhenti terucap dari mulut Sehun.Jiyeon tersenyum menatappnya.

“Ayo kita bercerai,oppa”lirih Jiyeon sambil memegang pipi Sehun.

“Andwae!”ucap Sehun sambil menggeleng.Jiyeon hanya tarik senyum kecilnya.

“Ini bukan hanya keputusannmu”ucap Jiyeon tak lama melempar senyum.Matanya menyipit dan mengeluarkan cairan bening itu lagi.Jatuh lagi ke pipi dan menelusuri lehernya seperti biasa.Namun kali ini dihadapan pria itu.Pria yang mewarnai lima tahun hidup pernikahannya.

“Ayo kita bercerai”ucap Jiyeon lagi.Diiringi isakan perih.Menyayat hati Sehun.Sehun tidak mampu mendengar ini dari wanita itu.

“Andwae..”ucap Sehun masih menggeleng.

“Kalau begitu..biarkan satu minggu ini kuhabiskan sepenuhnya bersamamu..untuk apa keputusan yang aku pilih..akan kuputuskan setelah itu”ucap Jiyeon sambil tersenyum.Senyum kecil yang perih.Sehun menggangukan kepalanya sambil meneteskan bulir bening itu dari matanya.Jiyeon usap air mata itu.Jiyeon bahkan sudah tau keputusannya tanpa menunggu seminggu,hanya saja ia juga belum siap.Kehilangan pria yang memberinya amat banyak cinta itu.

.

.

“Kukatakan padamu..Kuberi kesempatan..Tapi kau bahkan tau jawabanku”

.

.

T.B.C

HAI HAI HAI!

READERSDEUL GIMANA INI GIMANA????

KURANG FEEL? KURANG PANJANG?  *IYAAAA

OKESIP..Aku post segini dulu love yu all.. wink 😉

Byee~~

17 thoughts on “Love Is Not Enough Chapter 3

  1. G tau kl udah chapter 3..
    Udah mulai lupa ma ni ff…
    Dan akhirx baca ulang…

    Nyeseeeeek bgt…
    Ada apa si sbnerx ma sehun? Bilangx demi kita…tp nyakiti jiyi segitux…

    Di chapter ini sehun keliatan cnta bgt ma jiyi, n ma yoona hanya sebuah keterpaksaan…tp tetep aja , sehun lebih milih yoona…

    Mna next chaptx nieh???
    Udah lama nieh…please update next chapterx…

    Liked by 1 person

  2. mewek bacanya..sehun jhat!!!!!berubah lah hun sebelum terlambat…bila2 aja chan bisa merebut jiyeon kembali…sebenci apapun pada kelakuan nya sehun,tp tetep mau dia bersama terus sama jiyeon..masih penasaran sama alasan nya sehun buat nikah sama yoona..apa karna uang???yoona yg harus pergi dari rumah hunji…jangan menyesal ntar kmu hun..ditunggu next nya author-nim^^

    Liked by 1 person

  3. Huaaaa nyesek bgt bacanya. Dongkol bgt sama kelakuan sehun ke jiyeon. Seenak nya aja.
    Setuju jiyeon minta cerai ke sehun, buat apa juga dia sama sehun kalo sehun juga berbagi sama yoona. Tanpa mikirin perasaan jiyeon.
    Ayoooo chanyeol rebut jiyeon dari sehun #lohhhh

    Liked by 1 person

    • Makasih loh ya udah baca ff gaje ini :’) makasih udah komentar..Semoga para pembaca gelap mau komentar dan ngasih harapan buat ff gajelas ini dilanjut :’)

      Like

  4. Disisi lain pengen Jiyeon cerai ama Sehun dan milih sama Chanyeol tapi sisi lain pengen Yoona aja yang pergi dari Rumah Tangga HunJi biar mereka bisa bersama… Please Ji jangan nyakitin diri sendiri… Dan Hun lu cinta ama jiyeon tapi tega bikin jiyeon nangis melulu… Tapi entah rahasia apa yang membuat sehun tidak bisa nolak yoona??

    Liked by 1 person

Write your great opinion ^^