겨울 사랑 [Winter Love] – 이 (Two)

artwork-71

Title: 겨울 사랑 [Winter Love]

Cast: Im Yoona, Lee Donghae, Choi Siwon, Bae Suzy

ParkSeungRiHae storyline present

Poster by: @Chaerim INDO FANFICTION ARTS (IFA)

Annyeong hasimnikka!! FF ini merupakan semacam songfict sebenernya, cuma aku gatau ini beneran songfict apa ga.. (?) Soalnya, dasar cerita ini emang dari lagu ‘Winter Love’ nya Donghae sama Eunhyuk buat fans sebelum mereka masuk wajib militer.

Lagu ini artinya dalemm bangett makanya Euri terisnpirasi buat bikin FF dari lagu ini.. Jadi, mungkin bisa disebut songfict kali yaa cuma dalam bentuk chapter dan ditambahin imajinasi liar yang lain :v

DON’T BE SIDERS! DON’T BE A PLAGIATOR!! Dan jangan lupa tinggalkan komentar kalian bisa berupa kritik, saran, ungkapan hati kalian juga boleh (?) hehe.. Pokoknya comment juseyo!

HAPPY READING ^^

Preview:

Ia membalikkan badannya. Saat itu juga, Yoona berani bersumpah kalau ia tidak sedang berhalusinasi akan apa yang dilihatnya sekarang. Siwon di hadapannya. Terlihat begitu nyata. Dan Yoona bisa merasakan kini hatinya tersambung kembali dengan pemuda yang berdiri di hadapannya sedang menatap gadis tersebut dengan dahi mengerut.

Siwon masih terlihat bingung. Ia merasa tidak pernah mengenal gadis di hadapannya.

“Siapa kau?” tanya Siwon enteng. Nadanya terkesan meremehkan. Yoona membelalakkan matanya. A..apa yang baru saja dia katakan?, Yoona merasakan seluruh jiwanya dicabut secara paksa. Dia tidak mengenaliku?, napas Yoona memburu menjadi sesak.

“Siwon-ah!” teriak Yoona putus asa, entah kenapa, di kepalanya hanya terdapat satu kata itu. Dia menghampiri pemuda itu dan mencengkram lengan mantelnya kuat. Matanya menusuk pandangan Siwon. Menelisik ke dalam hati pemuda itu. Mencari tahu, apakah pemuda ini memang benar-benar melupakan dirinya.

“Si..siapa-kau?” tanya Siwon sekali lagi dengan terbata. Kali ini, dia terkesan takut. Yoona menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Berusaha mengusir kemungkinan bahwa Siwon benar-benar melupakannya. Air mata Yoona mulai berlinang.

Donghae yang berjarak 5 meter dari mereka hanya dapat terdiam. Hatinya ngilu melihat Yoona kembali bagaikan orang gila, meratapi nama Siwon berkali-kali. Terlebih lagi, dari gestur yang Siwon buat, Donghae tahu, nampaknya sahabat lama gadisnya kebingungan.

Donghae tahu, Siwon pasti benar-benar tidak tahu siapakah Im Yoona yang berdiri di hadapannya kini.

“Kapan kau kembali kesini? Kenapa kau tidak langsung mengunjungi rumahku? Kenapa, Siwon-ah! Jawab aku.. Kau membuatku frustasi seperti ini..” ratap Yoona diselangi isak tangisnya yang memilukan. Tangannya memukul-mukul dada Siwon dengan kesal. Membuat pemuda itu meringis kesakitan.

Siwon hanya dapat berdiri mematung. Ada apa sebenarnya ini? Siwon benar-benar tidak mengerti. Tak secuil pun memori mengambang di otaknya kala gadis berambut panjang sebahu ini menghampirinya dan menangisinya. Siapa sebenarnya dia?

“Maafkan aku, agassi (nona), tapi kenapa kau menangis sampai seperti ini? Kenapa kau menangisiku?”. Siwon menjauhkan tubuh Yoona dari dirinya dan memegang bahu Yoona kokoh. Matanya mengamati setiap inci wajah Yoona dengan saksama. Berusaha mencari siapa sebenarnya dia.

Yoona menatap Siwon dengan shock. Ia tidak percaya sama sekali. Ia tidak percaya.

“Siwon-ah!!! Ini aku Im Yoona.. Yoongie, Deer! Kau serius sama sekali tidak mengenalku?” marah Yoona sembari menghentakkan kakinya. Gadis itu terluka harga dirinya.

Siwon menghela napasnya dengan kesal. Kenapa gadis di depannya sampai mencak-mencak seperti ini? Dia bahkan tak mengenalnya.

“Maafkan aku, agassi.. Aku benar-benar tidak mengenal Anda. Mungkin kau salah orang..”

“Siwon-ah! Apa yang kau lakukan disana?”. Suara seorang gadis membuat ketegangan di antara mereka terhenti sesaat. Yoona menoleh ke arah belakang Siwon melalui bahu pemuda itu. Tangannya mengepal erat berusaha menahan emosinya sendiri. Napasnya terhenti sesaat.

Ketegangan semakin memuncak. Aura tidak mengenakkan dengan segera mengelilingi mereka bagaikan kabut pekat. Membutakan.

“Siapa dia?” tanya gadis berwajah imut tersebut sembari mengalungkan tangannya pada tangan Siwon. Yoona menggertakkan giginya sendiri. Siapa gadis ini??

“Aku juga tidak tahu..” jawab Siwon kebingungan. Gadis di samping Siwon mengambil alih.

“Maafkan saya, agasshi.. Tapi, apa yang kau lakukan pada tunanganku? Ah ya, namaku Bae Suzy..”

TUNANGAN?!! APA DIA SUDAH GILA?!, pekik Yoona dalam hatinya panik. Yoona menatap nanar Siwon. “Kau sudah bertunangan? Begitu caranya kau mencampakkan aku? Setelah kau membuatku menunggu selama ini? Bisakah kau bayangkan 4 tahun menunggu seseorang tanpa kepastian dan kabar sama sekali? Apakah kau gila, Choi Siwon?!” teriak Yoona meluapkan seluruh amarah yang pernah gadis berhati lembut itu punya.

Donghae yang berada di belakang Yoona terkaget melihat tingkah laku Yoona. Dia benar-benar sudah gila.. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Berpikir, Hae.. pikirkan sesuatu..

Siwon menautkan alisnya. Hal gila apa lagi yang sedang dibicarakannya?

“Aku.. astaga, agasshi.. Apakah kau sedang dalam masalah?” tanya Siwon putus asa. Kenapa aku sama sekali tidak bisa mengingat apapun tentang gadis ini? Aku sama sekali tidak mempunyai ingatan apapun tentangnya..

“Baiklah.. Jika kau memang mengenalku, sebutkan alamat rumahku dan juga nama kedua orang tuaku..” putus Siwon.

Yoona tersenyum penuh kemenangan.

“Sinsa-dong 140-26, Ryeo Joo Manor, nama ayahmu Choi Jang Yoon dan nama ibumu Park Bo-Ram.”

Siwon membulatkan matanya mendengar jawaban Yoona tepat, benar-benar tepat dan tanpa keraguan menyebutnya. Bahkan sampai tanpa jeda.

“Bagaimana bisa kau tahu?”

Suzy menyipitkan matanya. Perasaannya menjadi tidak enak.

“Siapa sebenarnya kau?” lirih Siwon. Yoona menatap pemuda itu dalam bisu. Ia tidak mau menjawabnya.

Biarkan Siwon menyadari seluruhnya sendiri, jika memang mereka ditakdirkan untuk bersama.


Donghae sesekali melirik ke arah Yoona yang duduk di sampingnya dengan bingung. Gadis itu benar-benar seperti kehilangan seluruh jiwa dan raganya sekaligus hanya ketika melihat Siwon hari ini bersama tunangannya. Donghae mengerti kenapa gadis itu se shock ini.

Pemuda itu merasakan hatinya berdenyut sakit sekali lagi mengingat ia kembali tidak bisa menghibur gadis yang disayanginya itu dan tidak bisa menggantikan posisi Siwon sama sekali di dalam hatinya.

Seharusnya, aku tahu. Aku takkan pernah bisa memiliki hatimu Yoong.. Apa yang harus aku perbuat sekarang untuk membuatmu bahagia?

“Donghae-ya.. Apakah aku terlalu bodoh selama ini untuk masih menunggunya?”

Donghae mengeraskan rahangnya mendengar pertanyaan Yoona yang polos. Nada bicara Yoona benar-benar lemas, seakan-akan dia memang kehilangan seluruh tenaganya sekarang. Pandangan gadis itu kosong tanpa emosi.

Donghae mencengkram kemudi mobilnya erat-erat, berusaha menyalurkan emosi yang bergemuruh dalam hatinya agar dia tetap bisa tenang di hadapan Yoona. Jika dia terlihat emosional juga, itu takkan berdampak baik bagi Yoona. Harus ada pihak yang tenang dalam masalah seperti ini.

Agar semuanya bisa menjadi jernih.

“Aku rasa, hanya dia yang terlalu kejam padamu.. Bagaimana bisa dia sampai tidak mengenalimu sama sekali?”

“Kenapa dia sudah bertunangan?” isak Yoona tiba-tiba. Membuat Donghae panik, apa yang harus dilakukannya sekarang.

“Yoongie-ya, jangan menangisi orang yang bahkan sudah tidak membutuhkanmu lagi. Kenapa? Kenapa kau tidak bisa mengusir rasa itu pergi? Setelah dua tahun kita menjalin hubungan, apakah kau memang tidak bisa berpindah hati?” marah Donghae sudah tidak tahan. Nada bicaranya menjadi agak sedikit kasar.

Yoona terdiam membisu. Sekaligus kaget mendengar Donghae menjadi agak kasar padanya. Ya, pemuda itu selama ini selalu memperlakukannya dengan lembut.

Yang dikatakan Donghae benar. Selama ini, Yoona memang tidak pernah sedikit pun memberikan kesempatan Donghae masuk ke dalam hatinya. Gadis itu menjalin hubungan dengan Donghae tanpa perasaan dan sebatas hanya sebagai pelampiasan.

“Aku tidak bisa.” jawab Yoona lemah. Donghae tersentak. Dia tetap saja masih terlalu terkejut mendengar jawaban Yoona yang sebenarnya sudah ia tahu sejak dulu. Donghae sadar dia memang tidak seharusnya menunggu gadis ini. Bagaimana pun juga, dia tidak dapat mengerti, se istimewa apa Siwon di dalam kehidupan gadis itu.


“Ya! Kenapa kau melamun terus?”. Suara gadis yang melengking tinggi tersebut membuat Yoona terkejut dan segera menoleh ke sampingnya. Senyumannya ia paksakan untuk terulas.

“Ah, Miyoung-ah..” sapa Yoona pelan. Gadis bernama lengkap Hwang Miyoung itu langsung duduk di hadapan Yoona dan membongkar seluruh isi tasnya dengan berisik.

“Nah, ini dia..”

“Bisakah kau membantuku mengerjakan ini, Yoong?” tanyanya bersemangat. Yoona mengeryitkan dahinya. Matanya membaca cepat soal yang diulurkan Miyoung.

“Oh, ini.. Lihat saja punyaku yang sudah selesai..”. Yoona menyodorkan buku matematikanya ke depan hidung Miyoung. Gadis itu lantas tersenyum lebar melihat buku ‘sakti’ kepunyaan Yoona diberikan padanya. “Ehehe.. kau tahu saja aku sedang malas diajari. Kepalaku rasanya mau pecah sekarang..”

Yoona mengendikkan bahunya dan membiarkan Miyoung menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

Beberapa menit berselang, Yoona berusaha menenggelamkan dirinya dalam novel yang baru saja diberikan Donghae sebagai hadiah anniversary mereka. Sedikit aneh, bukan bunga yang Donghae berikan, melainkan buku. Pemuda itu tahu Yoona tak pernah menyukai hal-hal yang berbau romantis. Yoona benci hal itu.

Sejak Siwon pergi.

Karena segala sesuatu yang dilakukan Siwon padanya selalu berbau romantis. Sebenarnya, Yoona amat menyukainya. Hanya saja, setelah Siwon pergi, Yoona benar-benar ingin membenci segala sesuatu yang mungkin ada sangkut pautnya dengan Siwon.

“Jjajann…”. Miyoung tiba-tiba menyodorkan kotak berbentuk hati warna biru dan setangkai mawar merah segar terbungkus dalam plastik bening beraksen garis berwarna biru juga. Yoona menaikkan sebelah alisnya.

“Apa ini?”

Miyoung tersenyum misterius. Lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Yoona, membisikkan sesuatu. “Dari penggemar beratmu..”

Yoona mendengus kesal. Miyoung tertawa terbahak-bahak. “Kau pikir ini dari siapa lagi kalau bukan Donghae?”

Yoona mengerjapkan matanya. Apa yang aku harapkan?

Ne? Ah, itu.. aku sudah tahu pasti dari Donghae dilihat dari bungkus warna biru kesukaannya.”. Miyoung mengangguk-angguk setuju sembari mengunyah camilan kesukaannya dan membolak-balik halaman majalah fashion terbaru.

“Yoona-ya.. lihat ini.. Cantik sekali bukan dia?”. Miyoung menunjuk kepada salah satu model yang terlihat berjajar rapi dalam deretan foto. Yoona mengalihkan pandangannya dengan malas-malasan.

Seketika itu juga, matanya terbuka lebar melihat model yang ditunjuk Miyoung. “Siapa namanya?” tanya Yoona terbata. Wajah tegas sang model terpatri jelas di dalam benaknya.

“Bae Suzy.”

Bagaikan disambar petir siang hari, Yoona merasakan lagi-lagi nyawanya raib dalam sekejap. Rasanya tenaganya terhisap oleh satu kekuatan magis mendengar nama gadis itu kembali disebut. Gadis yang membuat Siwon melupakannya. Melupakan segala janjinya pada Yoona. Membuat gadis itu terluka karena terlalu lama menunggu, hingga ia tidak bisa mencintai pemuda lain dengan bebas.

Siwon telah mengikat hatinya. Yoona tidak mengingkari itu. Dan itu membuat Yoona separuh membenci dirinya sendiri yang terlalu lemah.

“Yoong?”. Miyoung melambaikan tangannya di depan wajah Yoona yang terasa kosong. Miyoung menautkan alisnya melihat sahabatnya terlihat begitu shock. “Gwaenchanha?”

Yoona mengangguk lemas. Rasanya ia sudah tidak ingin berada di sekolah lebih lama lagi.

“Aku pulang, Miyoung-ah..” ucapnya begitu saja. Masih dengan pandangan kosong.

Miyoung membelalakkan matanya kaget melihat perubahan drastis mood sahabatnya tersebut. “Yoongie!! Kau mau kemana? Apakah aku mengatakan hal yang salah?” teriak Miyoung sembari mengejar Yoona yang setengah kalap dalam melangkah.

“Yoong!! Jangan pulang dulu.. Sehabis ini, Seo ssaem masih akan memberikan ulangan harian..” jelas Miyoung panjang lebar berusaha mengimbangi langkah Yoona yang panjang-panjang. Yoona tidak mempedulikannya. Masa bodoh dengan ulangan. Ia hanya ingin pergi ke rumah Siwon sekarang juga.

“Yoongie!!!”. Miyoung menyerah kala akhirnya Yoona benar-benar memanggil taksi untuk meninggalkan sekolah. Miyoung mengerang putus asa di depan gerbang sekolah. “Astaga.. Seo seonsaengnim pasti akan menuduhku membuat Yoona kabur lagi..”

Miyoung memang terkenal sebagai murid yang bandel karena suka membolos pelajaran. Tapi, karena kebaikan hatinya yang tak terkira, membuat gadis ini mempunyai banyak sekali teman. Termasuk Im Yoona – sahabat sejatinya yang termasuk dalam anak yang rajin dan pandai di sekolah.

Miyoung mengendikkan bahunya. “Masa bodoh.. Biarkan saja aku dituduh seperti ini.. Tapi, ada apa dengan Bae Suzy?”. Miyoung menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung


Yoona berusaha menenangkan detak jantungnya yang berpacu tidak keruan dipicu oleh amarah. Berkali-kali dia menghembuskan napasnya dengan berat. Ia berusaha mengalihkan perhatian pikirannya dengan menatap tetesan air hujan yang mulai turun.

Kenapa aku masih saja merasakan sakit hati? Ayolah Im Yoona.. Kau sudah berjanji akan melupakan Siwon setelah kau tahu dia mempunyai tunangan..

Yoona mengurut pelipisnya kuat-kuat. Rasanya ia ingin mati sekarang juga. Miyoung berpendapat bahwa Suzy adalah gadis yang cantik. Tak heran, Siwon mudah jatuh untuknya.

Ya! Babo! Kau masih mau bertanding dengan Suzy? Kau tidak lihat semua orang bilang kalau dia cantik sekali? Bagaimana denganmu? Apakah kau pernah mendengar ada yang mengatakan bahwa dirimu cantik?, marah hati kecil Yoona.

Sayangnya, pernah.. Siwon yang mengatakan itu, otak Yoona segera mengatakan memori yang benar-benar gadis itu ingat.

“Sialll!!!” jerit Yoona frustasi sembari menjambak rambutnya.

“Nona.. kau tidak apa-apa?”. Sang supir taksi lekas bertanya melihat penumpangnya sudah mulai tidak waras. “Ahaha.. gwaenchanha..”

Sunyi kembali. Yoona terlarut dalam pikirannya. Bayangan Siwon dan Suzy silih berganti mengisi pikirannya. Kenapa mereka yang ditakdirkan bersama? Kenapa mereka terlalu sempurna untuk aku lawan?, protes Yoona putus asa.

Agassi.. sudah sampai..”

Yoona tergugah. Ia tersenyum sedikit. “Gomapseumnida, ahjussi.. Ini uangnya..”. Yoona mengulurkan tangannya memberikan ongkos. Ahjussi itu buru-buru mengeluarkan uang kembalian ketika Yoona membuka pintu taksinya.

Ani.. tidak usah ahjussi. Untukmu saja. Terima kasih sudah memperhatikanku tadi.”

Yoona menutup pintu taksi itu perlahan. Ia berusaha membuang napas dan menarik napas secara teratur agar perasaannya lebih tertata. Hal yang biasa ia ajarkan pada Miyoung jika gadis itu sedang mencak-mencak kesal karena dikerjai oleh para pria di kelas mereka. Tapi, kenapa caranya sendiri malah tidak berlaku untuk diri sendiri? Yoona tidak merasa tenang barang sedetik pun sekarang.

Kakinya mengetuk jalanan yang setengah membeku. Yoona memejamkan matanya, berpikir untuk masuk ke dalam rumah dulu atau langsung pergi ke kediaman keluarga Choi yang benar-benar terletak persis di samping rumahnya. Sebuah manor yang luas. Dibandingkan dengan rumahnya, kediaman Siwon bagaikan puri lama yang sudah berabad-abad lamanya ada.

Ting tong..

Yoona menarik napasnya. Lalu membuangnya kembali secara cepat. Detak jantungnya berpacu dua kali lebih cepat. Rentetan pertanyaan sudah ada di dalam kepalanya.

“Siapa itu?”. Suara halus Nyonya Choi menyapa telinga Yoona lewat speaker kecil yang ada di samping bel rumah.

Annyeong hasimnikka, Nyonya Choi. Yoona disini.. Bisakah aku masuk?”

Hening sesaat. Yoona menaikkan sebelah alisnya. Biasanya Nyonya Choi langsung menyambutnya gembira dan membukakan pintu gerbangnya yang besar kokoh dibantu oleh para penjaga rumah.

“Nyonya Choi?” tanya Yoona sekali lagi hati-hati.

“Em.. Yoona sayang, sepertinya kau tidak bisa mampir sekarang..”

Yoona terkejut. Apalagi nada  Nyonya Choi agak berubah. Tersirat sedikit rasa takut dan ragu. Tapi, Yoona masih bisa menangkap semua emosi dalam suaranya.

“Ini penting sekali, Nyonya Choi.. Aku harus menanyakan sesuatu kepada Anda.”. Yoona terhenti sesaat. Mengumpulkan keberaniannya menyebut kembali nama pemuda sialan itu.

“Ini tentang Siwon.”

Annyeong haseyo!!

Gimana kelanjutannya?? Seru ga? Hem.. maafkan karena Euri sudah menggantung FF ini lumayan lama. Karena mood lagi ga terlalu bagus makanya susah buat lanjutin FF ini biar srek hehe..

Semoga tetep suka yaa!!

Comment juseyoo

Much love, Euri ❤

5 thoughts on “겨울 사랑 [Winter Love] – 이 (Two)

Write your great opinion ^^