Only If I Love You [Part 1 of 2]

winter-world-of-love-2zxda-53nbh-normal

|| Title: Only If I Love You || Author: Phiyun || Genre: Romance | Comedy | School Life || Cast: Park Jiyeon | Oh Sehun ||

 

Cerita ini hanya fiksi belakang namun apabila ada kesamaan di dunia nyata berarti hanya kebetulan semata. Penulis hanya memakai nama castnya saja sebagai bahan cerita, jadi keseluruhan cast yang ada disini milik penulis. FF ini terinspirasi dari film maupun buku yang pernah ditonton dan dibaca oleh author.  Maaf kalau karakternya Castnya aku buat beda dari karakter  aslinya. Ini semata – mata hanya untuk isi cerita saja. Tapi kalau di dunia kenyataan Castnya milik Tuhan, keluarganya dan agencynya. Heheee… XD

 

*** Happy  Reading ***

Sang mentari telah terbit dari ufuk timur, memancarkan sinarnya yang berwarna keemasan dengan terik dari atas langit. Burung-burung pun berkicau riang menyambutnya. Semilir angin awal musim semi berhembus cukup dingin menerpa rambutku yang terurai saat berjalan menuju depan pintu gerbang sekolah. Udara awal musim semi masih menyeruak sedikit dingin meskipun begitu bunga-bunga tetap bermekaran menyambut musim yang akan penuh dengan kehangatan.

Dari ke jauhan aku melihat sesosok bayangan sedang asik berjongkok di samping taman sekolah. Irisku melebar sempurna saat sosok itu menyemburkan senyum menawannya sambil menatap sebuah pot bunga yang ada digengamannya. Aku seperti tersihir oleh pesonanya, entahlah apa yang membuat diriku terpikat akan sosok dirinya.

Dari segi wajah, pria itu biasa saja. Postur tubuh tak tinggi maupun pendek. Pintar? Tidak juga. Kalau dilihat-lihat tak ada yang bisa dibanggakan dari dirinya. Banyak pria yang lebih tampan maupun pintar di sekelilingku, dibandingkan dirinya. Namun kenapa kedua mataku selalu saja tertuju kepadanya?

~OoO~

~Pov Author~

Di lorong sekolah yang sepi terlihat sepasang kekasih sedang bercengkrama. Ekspresi wajah sang pria terlihat sumeringah berbanding terbalik dengan mimik wajah pasangannya. Tak selang beberapa lama sang wanita pun berkata.

“Aku sudah tidak merasakan perasaan apa-apa lagi padamu. Dari awal kau kan tahu, aku hanya mengangapmu tak lebih dari sebuah vitamin. Jadi aku harus mencari vitaminku yang baru. Kau mengerti kan, Park Chanyeol-ah?” ucap sang gadis dengan nada yang santai. Dalam sekejap senyum yang saat tadi bertengger di wajah itu pun menghilang.

Setelah mengatakan perkataan tersebut, gadis berambut panjang itu pergi meninggalkan pria tersebut tampa menoleh ke belakang. Ia pergi begitu saja disaat lawan bicaranya masih diam terpaku karena terkejut dengan ucapan yang baru saja ia katakan.

~OoO~

-Di kelas-

“Ya! Park Jiyeon-ah! Kau putus lagi dengan kekasih yang baru kau kencani seminggu yang lalu?” teriak gadis berambut kemerahan itu padaku. Aku hanya membalas ucapannya dengan angukan kepala. “Apakah, alasanmu sama seperti yang terdahulu?” tanyanya kembali padaku. Namun aku tetap terdiam.

 “Kau hanyalah vitamin bagiku.” ledeknya dan tak lama kemudian Eunjung kembali berkata padaku dengan kedua matanya yang membulat lebar. “Apakah itu masuk diakal?!” tuturnya.

Mendengar celotehan yang terus menerus memojokkan diriku, membuat kedua gendang telingaku memanas dan akhirnya aku pun angkat bicara. “Mau bagaimana lagi, sedari awal sudah aku katakan pada mereka dan mereka semua menerimanya jadi salahku di mana?” sambil mendengus kesal.

Tapi tanggapan dari Eunjung sebaliknya, dia malah semakin marah padaku. “Kau tak boleh seperti itu, Jiyi-ah!”

“Mau bagaimana lagi, aku sudah bosan dengannya.” sambil menggidikkan kedua pundakku secara bersama-sama.

“Apakah kau tahu julukanmu yang tersebar di sekolah? Jiyi alias Park Jiyeon adalah seorang wanita iblis! Banyak orang yang membencimu!” teriak Eunjung sekali lagi, namun kali ini nada yang diucapkan terdengar cemas.

Untuk sesaat aku terdiam, aku sedikit terkejut dengan apa yang barusan saja diucapkan Eunjung padaku. Aku tahu kalau Eunjung berkata semacam itu, karena ia sangat mengkhawatirkan diriku. “Mau bagaimana lagi, aku tak bisa memaksakan seseorang untuk menyukaiku, bukan?” balasku seraya menarik sebelah sudut bibirku.

Mendengar perkataanku, Eunjung hanya bisa menghela napas. “Tapi, Jiyeon-ah. Seharusnya kan…”

“Aku akan baik-baik saja. Kalau begitu aku pulang dulu ya.” potongku disela perkataannya.

Saat aku hendak keluar dari dalam kelas, tiba-tiba Eunjung berkata lagi padaku. “Kalau kau terus seperti ini, suatu hari kaulah yang akan terluka!” ujar Eunjung. Dalam waktu sekejab langkah kakiku terhenti saat mendengar perkataannya. Tak lama kemudian aku pun berkata.“Terimakasih sudah mengingatkan diriku, Eunjung-ah.” ucapku dengan tersenyum tipis.

Di sepanjang lorong sekolah aku termenung dengan ucapan yang dikatakan oleh Eunjung. Meskipun aku berkata baik-baik saja di depan sahabatku, Eunjung. Namun di dalam hatiku yang terdalam aku merasakan cemas. Aku juga tidak bisa memaksakan seseorang untuk menyukaiku, kan?

Aku juga tahu Eunjung bermaksud baik padaku tapi mau bagaimana lagi aku termasuk perempuan yang mudah bosan dan aku juga tak masalah bila harus bermanja-manja dengan siapa pun. Dan satu lagi, hal yang menyangkut dengan namanya cinta aku tak membutuhkannya. Aku tak butuh hal yang merepotkan semacam itu. Selama aku tak merasa bosan,  itu sudah cukup.

Namun pendirianku mulai terusik saat aku menatap dirinya. Ya, perasaanku goyah tanpa sebab. Saat melihat dirinya aku merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam dirinya, dibandingkan dengan pria yang selama ini telah aku temui. Ya, dia sangat spesial dibandingkan dengan vitamin-vitaminku sebelumnya.

~OoO~

~Pov Author~

Dari ke jauhan Jiyeon melihat seorang siswa sedang sibuk dengan tanaman hiasnya. Kebetulan memang di sekolah dimana gadis itu bersekolah ada ekstra kulikuler berkebun. Perlahan-lahan Jiyeon berjalan menghampiri pria yang selama ini membuat kedua bola matanya selalu tersihir akan sosoknya. “Apa yang sedang kau lakukan disini?” sapa gadis itu.

Ternyata sapaan Jiyeon, membuat siswa tersebut tersentak kaget. Siswa itu pun langsung bangkit dari berjongkoknya dan tak sengaja wajah Jiyeon terantuk cukup kencang oleh belakang kepalanya.

“Brukk!”

Jiyeon terjungkal ke belakang tanpa perlawanan.

“Auww!” rintih gadis berambut panjang tersebut dengan kedua  matanya yang terpejam. Melihat Jiyeon tersungkur, siswa itu langsung berlari menghampiri Jiyeon. “Apakah kau baik-baik saja, Jiyeon Seonbae?” tanya siswa tersebut sambil berlutut tepat di hadapannya. Kedua mata mereka saling beradu pandang. Jiyeon nyaris saja berhenti bernapas saat wajah lawan bicaranya semakin dekat dengan dirinya. Jiyeon semakin terhipnotis saat kedua maniknya menatap intens iris sang pria yang bak elang tersebut.

 “Bagaimana, kau tahu namaku?” tanya Jiyeon dengan kepala tertunduk untuk mengalihkan pandangannya dari sang pria. Tiba-tiba pria di hadapannya semakin mendekat dan kemudian, tanpa berkata apa pun sebelah tangannya menyentuh lembut pipi Jiyeon. Sontak kedua mata milik gadis itu membulat sempurna. Jiyeon semakin salah tingkah.

 “Apakah, kau yakin? Kau baik-baik saja?” tanyanya kembali dengan suara yang serak.

Dengan cepat Jiyeon langsung membalasnya dengan posisi kepala yang masih menunduk. “Tenang saja aku, baik-baik saja.”

Tak selang beberapa saat, Jiyeon  merasa ada sesuatu yang mengalir dari kedua hidungnya. Dengan ragu, gadis berambut panjang itu mengusapnya dan…

“Darah!!” teriaknya histeris dan beberapa detik kemudian tubuh Jiyeon pun tumbang, tepat di dalam dekapan sang pria. Melihat keadaan Jiyeon yang mengkhawatirkan, pria tersebut langsung membopongnya menuju ruang kesehatan sekolah. Di sana tubuh Jiyeon  direbahkan di atas ranjang dan Jiyeon langsung ditangani oleh Dokter kesehatan sekolah.

~OoO~

-Tiga jam kemudian-

Tak berapa lama kemudian Jiyeon terbangun dari tidurnya. Gadis itu tampak bingung saat dirinya sudah terbaring di atas ranjang. Dan saat kedua manik Jiyeon melihat sekelilingnya, ia melihat sudah ada seorang laki-laki yang sedang tertidur pulas di sisinya.

“Dia pasti sangat lelah.” ucapnya dan kemudian jari jemari Jiyeon yang lentik membelai lembut rambut hitam milik sang pria yang saat ini sedang tertidur lelap di atas kursi tepat di sebelah kanannya.

Selang beberapa menit kemudian, pemuda itu pun terjaga dari tidurnya.  Perlahan-lahan pria itu  membuka kedua kelopak matanya dan dengan wajah yang terkejut, pria itu berkata sambil setengah berteriak. “Jiyeon Seonbae, kau sudah sadar! Apakah kau merasa baik-kan sekarang?” ujar pria itu dengan wajah yang cemas  sambil menggengam erat sebelah tangan milik Jiyeon dengan kedua tangannya.

Gadis itu lalu mengangukkan kepalanya, seperti memberi jawaban kalau dirinya baik-baik saja. Sang pria pun menghela napas lega, saat dirinya melihat senyuman tipis yang diperlihatkan Jiyeon kepadanya.

Tak lama kemudian Jiyeon berkata. “Jadilah kekasihku! Ayo, kita berpacaran!” seru Jiyeon pada lawan bicaranya. Seketika kedua bola mata milik pria itu membulat lebar sampai-sampai mulutnya terbuka, karena terkejut.

Seonbae, pasti sedang becanda.” dengan tertawa kecil seraya menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang sebenarnya tak terasa gatal.

Tapi Jiyeon langsung membantahnya. “Tidak! Aku tak pernah bermain-main dengan ucapanku. Aku serius mengatakan itu padamu.” imbuhnya.

Seketika senyuman yang saat tadi melekat di wajah sang pria tersebut pudar dan berganti dengan mimik wajah yang terkejut. “Eh??!” seru sang pria dan Jiyeon membalasnya dengan tersenyum lebar.

~OoO~

 

-Hari berikutnya-

 

“Kenapa, aku harus melakukan hal semacam ini?” gerutu Jiyeon dengan kedua tangannya yang sibuk memegangi sebuah sekop dan pot bunga. Tak sengaja perkataan gadis itu didengar oleh pria yang ada di depannya. “Eh..? Apa kau memanggilku?” tanya pria yang sedang berjongkok sambil mendongakkan kepalanya ke arah Jiyeon.

“Tidak!” bantah gadis berambut panjang tersebut dengan senyum yang merekah di wajahnya. Melihat Jiyeon senang, pria itu pun membalasnya dengan tersenyum tipis dan entah kenapa saat, Jiyeon melihat seulas senyuman pria itu, kedua pipi miliknya langsung bersemu merah. “Sial! Ada apa dengan diriku!” teriak batinnya.

Dalam seketika, wajah Jiyeon telah memerah dan peluh-peluh pun berjatuhan dari atas keningnya. Pria yang saat tadi berjongkok itu pun langsung berdiri, dia segera menghampiri Jiyeon yang terlihat tidak sehat. “Seonbae! Apakah kau sakit? Ayo, aku antar kau ke UKS.” ucapnya dan tanpa basa-basi, pria itu langsung menggendong Jiyeon ke dalam dekapannya.

Yak! Apa yang kau lakukan!” pekiknya. Jantung Jiyeon, kian memompa kencang, namun entah mengapa, di dalam lubuk hatinya ia merasakan sebaliknya. Ya, Jiyeon merasa nyaman di dalam pelukan pria yang satu ini.

~OoO~

Seonsaengnim! Jiyeon Seonbae sakit lagi!” seru pemuda itu dengan napas yang tersenggal-senggal. Mendengar namanya dipanggil, wanita paruh baya tersebut tersentak kaget. “Cepat! Taruh dia di atas ranjang, Hunnie.” balasnya tak kalah panik.

Aku sedikit risih saat guru UKS memeriksa keadaanku. Apalagi kedua mata pria itu selalu menatap ke arahku. Itu membuat diriku menjadi semakin gelisah.

“Apakah belakangan ini, kau sering telat.”

“Eh!? Te-telat…? Maksud, Seonsaengnim?” aku sedikit bingung apa maksud perkataan bu. guru padaku. Lalu wanita paruh baya itu berkata. “Apakah haid mu belakangan ini tak teratur? Sepertinya kau terlalu kelelahan, jadi aku anjurkan untuk beristirahat dengan cukup.” ujarnya dan tak lama kemudian Maria Seonsaengnim pergi meninggalkan UKS, karena kebetulan saat itu akan dilaksanakan rapat dewan guru.

Tinggal lah aku, dan dirinya di UKS. Jantungku masih berdebar kencang. Untuk mencairkan suasana yang canggung, aku pun berinisiatif untuk membuka pembicaraan di antara kami berdua. “Hunnie…? Apakah itu namamu?” tanyaku ragu.

Mendengar namanya kusebut, pria itu segera menjawab. “Ya… itu nama panggilan akrabku.”

“Panggilan akrab? Kalau begitu siapa nama aslimu?” tanyaku lagi tanpa sedetik pun mengalihkan pandangan dari arahnya. Pria itu membalasnya dengan menghela napas yang panjang dan tak lama kemudian ia mulai berjalan perlahan-lahan mendekatiku.

Sebelum ia menjawab pertanyaan dariku, pria itu malah tersenyum. “Jiyeon Seonbae, kau itu lucu ya. Aku kira kau mengenal diriku, makanya itu kau ingin menjadi kekasihku. Namun ternyata pikiranku salah.”

Seketika senyuman di wajahnya hilang dan di saat itu juga hatiku terasa perih. Entah mengapa di dalam hatiku yang terdalam, aku merasa menyesal. Dan dalam waktu yang singkat suasana di sekitar kami kembali menjadi canggung.

“Sebenarnya bukan itu mak…” belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, pria itu langsung menyelanya.

“Aku mengerti jika Seonbae tidak mengenalku. Aku akui, diriku ini memang tak sehebat dengan pria yang selama ini ada di sekeliling, mu. Jadi wajar kalau, Jiyeon Seonbae tidak tahu namaku. Tapi yang membuat aku tak habis pikir adalah bagaimana mungkin kau bisa menyukaiku padahal kau tak kenal siapa aku?” ungkapnya dengan wajah yang sendu.

Dengan cepat aku langsung membantahnya. “Semua ucapanmu itu tak benar. Kau tak perlu merendahkan diri di depanku. Bila kau melakukan itu, aku akan semakin bersalah padamu. Apa kau tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama?” mendengar penjelasan dariku, pria itu pun terdiam.

“Maaf bila ucapanku telah menyinggung perasaanmu, aku tak bermaksud menyakiti hatimu. Lagipula bagaimana mungkin aku dapat mengingat nama semua murid yang bersekolah di sini, benarkan?” tambahku sambil terkekeh.

Tak selang beberapa lama, Hunnie menyunggingkan senyuman dan ia pun lalu melangkah lebih dekat kepadaku. “Baiklah, kita lupakan saja kejadian ini.” ucapnya dan setelah itu, pria tersebut mengulurkan sebelah tangannya kepadaku dan berkata. “Perkenalkan namaku Oh Sehun. Mohon bimbingannya, Jiyeon Seonbae.”

-TBC-

~OoO~

13 thoughts on “Only If I Love You [Part 1 of 2]

  1. vitamin y. .vit kyk chanyeol aja d buang… jiyi emag daebaaaaak…
    wah konflik apakah y ntar yg mncul diantara sehun ma jiyi… apakah jiyi bkal patah hati gra2 sehun…
    dtggu next chaptx..

    Liked by 1 person

  2. Wow,jd jiyeon itu playgirl??haha..menarik..tp jiyeon kok lucu bgt ya,nyatain prasaan pd org yg blom dia tau nmanya..keke..dan trnyata orgnya sehunie..spertinya bkal mnarik critanya..lnjutan ya thor..

    Liked by 1 person

Write your great opinion ^^