Enemy? [Part 3]

Enemy1

|| Title: Enemy? || Author: Phiyun || Genre: Family | Romance | Comedy | Crime || Rating: 16+ || Cast: Choi Siwon | Im Yoona | Song Joongki a.k.a Im Joongki | Bae Irene | Bae Sooji | Ji Chang Wook ||

Note: Nama Cast sewaktu-waktu akan bertambah maupun berkurang.

Please Don’t Be Silent Reader!

 

Preview: Part 1  || Part 2

*** Happy  Reading ***

Karena kemarahannya belum sirna mengingat kejadian semalam, Yoona memutuskan berjalan kaki ke kantor. Satu jam perjalanan dalam udara yang hangat, berdesak-desakan di antara orang banyak dan berhenti sejenak melihat-lihat etalasi toko, memang sedikit menyusahkan apalagi dirinya harus menempuh perjalanan panjang untuk menenangkan kegalauan hatinya. Saat ini dia merasa lebih nyaman berada di tengah-tengah kebisingan dan hiruk pikuk di sekitarnya daripada bersama kenangan berada dalam taman pada saat senja.

Apa yang di cari Siwon?” Yoona bertanya lagi pada dirinya sendiri, seraya memasukan kedua tangannya ke dalam mantel.  Siwon tidak pernah menyentuh dirinya seperti itu sebelumnya. Yoona teringat, pria itu nyaris tidak pernah menyentuhnya sama sekali selama dua tahun sejak pertama kali ia di kenalkan oleh kakak lelakinya. Dan tadi malam… tadi malam, Yoona ingat, ada sesuatu yang hampir biasa-biasa saja pada cara jari-jari Siwon menyentuh tengkuknya dan mengelus pergelangan tangannya. “Nyaris biasa saja.” gumamnya.

Tapi reaksi Yoona sangat tidak biasa menghadapi sentuhan Siwon. Jelas sekali,  Siwon bisa menangkap kebimbangan dirinya dengan sengaja. “Apa yang kurasakan kemarin bukanlah gairah ataupun penantian, semuanya hanya rasa terkejut.” Yoona berusaha mensugestikan dirinya ke titik itu.

Gadis itu mengakui bila suasana taman memang romantis. Dia selalu rentan terhadap suasana seperti itu. Dan entah mengapa, hanya unutuk satu menit, dia ingin sekali merasakan seperti apa rasanyaa berada dalam pelukan pria itu.

Kemudian neneknya. Biasanya, komentar-komentar aneh dari neneknya sama sekali tidak mengganggu dirinya, tap kali ini neneknya betul-betul keterlaluan waktu dia menyindir bahwa Choi Siwon adalah pria yang benar-benar dibutuhkan cucunya.

Yoona teringat, bila Siwon merasa sangat senang dan pria itu malah semakin besar kepala saat menatap ke arah dirinya dengan tajam. Siwon itu sama tidak masuk akal sama dengan wanita tua itu. Di sepanjang jalan Yoona bertekad untuk melupakan kejadian kemarin dan juga pria yang menyebabkan dirinya mulai menuruni pinggiran jalan.

~OoO~

“Selamat pagi, Nona Im Yoona-ssi.”

Yoona nyaris terjatuh karena terkejut ketika ada tangan yang menyentak dan meraih lengannya.

Astaga! Tidak adakah tempat lain di bumi ini untuk dapat aku hindari darinya?“ teriak batin Yoona sambil memalingkan kepalanya dengan tatapan mata yang sinis. “Mobilmu mogok?” tanya Yoona angkuh.

Lelaki itu sudah biasa diperlakukan semacam itu olehnya, keangkuhan memang cocok buat Yoona, pikir Siwon dan begitu juga darahnya yang cepat sekali naik. “Hari yang indahbuat berjalan kaki.” balas Siwon dengan halus, sambil tetap memegang lengan Yoona ketika mereka akan menyeberangi jalan.

Siwon tidaklah terlalu bodoh sehingga mau bercerita bahwa sebetulnya dia melihat Yoona berjalan kaki, dan tiba-tiba mengikuti dorongan hatinya untuk mengejar gadis itu. Yoona langsung menghempaskan gengaman tangan Siwon ketika mereka sudah selesai menyeberang. Setelah itu Yoona berjalan meninggalkan Siwon.

“Kenapa tadi dia tidak naik mobil saja seperti yang biasa ia lakukan setiap pagi?” gerutu Yoona kesal. Ingin hati mencari pemandangan lain di jalan, sekarang dia malah terjebak berduaan dengan pria yang sangat ingin ia hindari.

Waktu Yoona melirik pria itu lagi, dia melihat pandangan mata Siwon gembira yang berarti orang ini bisa membaca pikiran yang ada di otak gadis itu.  Yoona ingin sekali melemparkan tas jinjingnya di wajah Siwon tapi niat itu ia renungkan, gadis itu malah membalas tatapan Siwon dengan senyuman yang dingin.

“Sepertinya kau terlihat senang sekali ya, Tuan Choi? Tampaknya tadi malam kau cukup menikmati acara makan malamnya.”

“Aku menyukai nenekmu, dia begitu cantik.” kata Siwon, membuat Yoona langsung terdiam. Melihat alis mata Yoona berkerut, Siwon tersenyum dan menyentuh ujung hidung Yoona dengan satu jarinya. “Masa tidak boleh?”

Gadis itu menghela napas panjangnya sambil mengangkat kedua bahunya, setelah itu Yoona mulai berjalan lagi. Bagaimana caranya dia bisa membenci orang ini jika Siwon bersikap begitu manis dan tulus kepada neneknya?

Langkah kaki Yoona  terhenti dan kemudian menoleh kebelakang mencoba membalas perkataan Siwon. “Kau yang mendorong nenek sampai begitu!”

“Nenekmu sama sekali tidak membutuhkan dorongan,” bantah Siwon. “Tapi aku menyukainya, kok.” gadis itu tidak terlalu berhasil menahan tawanya ketika mendengar kalimat terakhir Siwon dengan senyum sumeringah.

Saat itu di trotoar sedikit ramai jadi tanpa disengaja tangan mereka bersentuhan saat berjalan. Merasa suasana menjadi canggung, Yoona membuka pembicaraan diantara mereka. “Kelihatannya kau sama sekali tak keberatan kalau dia menjadikanmu sebagai…”

“Kekasihmu?” sela Siwon, kebiasaan Siwon menyelesaikan apa yang terlintas di dalam pikirannya sangat menggangu. “Menurutku, Hyera, walaupun pemikiran-pemikirannya tak masuk diakal, agak bebas. Sesungguhnya dia memiliki pemikiran yang jauh, contohnya dia mungkin saja rela memberikan rumah itu sebagai tambahan.”

Saking terkejutnya mendengar komentar Siwon, mulut Yoona sampai terngaga. Yoona tak habis pikir, kalau pemikiran pemuda itu sampai ke titik itu. “Sebaiknya kau memastikan kalau nenek juga memberikan uang, perawatan rumah itu memperlukan banyak dana.” ucap Yoona dengan ekspresi wajah konyolnya yang membuat sebelah sudut bibir pemuda itu tertarik.

“Kuakui, itu sangat menggoda.” sambil menangkap ujung rambut Yoona dengan jarinya. “Maksudku rumahnya.” kata Siwon melihat wajah Yoona terangkat. “Bukanlah sesuatu yang mudah ditolak seorang pria.”

Yoona memiringkan kepalanya memandang Siwon sebelumnya ia tak pernah memandang Siwon seperti itu. “Siwon-ssi,” kata Yoona dengan suara yang lembut yang dibuat-buat. “Kau menempatkanku pada posisi mempertimbangkan Kyuhyun lebih serius.”

Mendengar kata semacam itu yang keluar dari bibir Yoona yang merah memuat dada Siwon berkecambuk. “Hyera, akan mencoretmu sebagai ahli waris.” kata pemuda itu dengan ekspresi datar. Yoona tertawa dan, tanpa berpikir panjang, menyelipkan lengannya ke lengan Siwon. “Aah, pilihan yang harus dilakukan seorang wanita. warisan atau perasaanku. Kurasa, sungguh sial bagi kita berdua karena kau bukan tipe pria idamanku.”

Tak terasa mereka sudah tiba di gedung kantor mereka. Siwon memegang pintu kaca gedung Emerland sebelum Yoona menariknya terbuka. “Kau menempatkanku di posisi itu, Yoona-ah,” kata Siwon pelan. “Posisi yang mengharuskanku mengubah pendapatmu.” seraya nanarnya menatap tajam ke arah bola mata Yoona yang bening.

Yoona mengangkat sebelah alis matanya, seperti tak begitu yakin dengan dirinya sendiri seperti sesaat sebelumnya. Ekspresi wajah Siwon berubah dengan drastis saat ia kembali menatap pria yang saat ini ada di hadapannya. Mengapa dia tak memperhatikan perubahan emosi yang begitu cepat kepada Siwon sebelum ini?

“Tidak mungkin. Dan mungkin saja tak akan pernah terjadi.” balas Yoona tersenyum sambil mendorong pintu. Siwon membiarkan Yoona pergi, tapi tatapan matanya terus mengikuti langkah gadis itu melewati lobi yang penuh dengan kerumunan orang. Kalau saja dirinya tidak tertarik pada Yoona sejak dulu, kata-kata Yoona barusan pasti membuatnya marah. Dia selalu gemar melawan arus. Menurut Siwon, Yoona baru saja melempar tantangan pertama untuknya. Setelah bayangan Yoona tak terlihat lagi oleh kedua matanya, Siwon lalu berjalan menuju deretan lift dengan tersenyum penuh misteri.

~OoO~

Ruang tengah nyaris lengah, amat sepi di tengah kegiatan menjelang siang. Wartawan-wartawan lain baru kembali dari tugas mereka. Kebanyakan dari mereka sudah terjun kelapangan mencari berita-berita lokal satau sedang berkutat di depan meja kerja mereka masing-masing untuk merangkai kata demi kata maupun merangkai paragraf demi paragraf untuk halaman berita mereka. Hampir seharian Yoona ada di dalam kantor ia merasa tak mood untuk mecari berita karena mengingat perkataan Siwon terakhir kali di depan pintu lobi. Tak sengaja saat Yoona hendak berjalan menuju ruang utama ia menabrak seorang wanita seluruh isi tas wanita tersebut berceceran di atas lantai. Tanpa menoleh, Yoona langsung berjongkok untuk membatu mengumpulkan barang-barang milik wanita yang baru saja ia tabrak.

“Maaf, aku tidak melihat jalanku.”

“Tidak apa-apa.” balasnya dengan wajah nan pucat.

Yoona melihat tangan yang amat kurus meraih sebuah map berwarna cream. Tangan itu bergetar hebat. Yoona beralih ke wajah wanita tersebut dan betapa kacaunya wajah wanita yang tadi ia tabrak. Mata wanita itu terlihat sembab dengan mata yang berkaca-kaca. Bibirnyapun bergetar hebar sama persis dengan tangannya yang kurus. “Apakah aku melukaimu?” tanya Yoona sambil menggegam lembut tangan yang sedang bergetar hebat itu.

Yoona tak bisa tinggal diam saat melihat seseorang dalam masalah. Wanita itu membuka mulutnya, kemudian menutupnya kembali dan menggelengkan kepalanya sambil melepaskan gengaman tangannya dari Yoona. Ketika air mata terjatuh di pipi wanita itu, Yoona menyadari kalau ia sedang berbohong di hadapannya. Dengan lembut Yoona membantu wanita itu berdiri dan membawanya ke dalam ruangannya.

“Duduklah,” Yoona menyuruhnya sambil mengarahkan wanita tersebut ke arah kursi  yang tak jauh dari meja kerjanya. “Akan aku ambilkan segelas air.” tanpa menunggu jawaban dari tamu itu, Yoona langsung pergi mengambilkannya.

Ketika Yoona kembali, dia melihat wanita itu sudah berhenti menangis, tapi ekspresi wajahnya masih tetap tampak terluka. “Minumlah ini.” sambil menyodorkan segelas air kepadanya dan kemudian duduk di lengan kursi dan menunggu.

Beberapa saat kemudian wanita itupun membuka suaranya. “Maafkan aku.” Ucapnya sambil meremas kecang gelas beling yang ada di gengamannya. “Biasanya aku tak selemah ini.” tambahnya sambil menundukan kepalanya kembali.

“Tidak apa-apa.” Yoona memperhatikan wanita itu perlahan-lahan. Dan kemudian mengambil gelas yang sudah kosong dari tangan sang empunya. “Namaku Im Yoona.”

“Bae sooji.” balasnya dengan tatapan kosong.

“Ada yang bisa aku bantu Sooji-ssi?” pertanyaan itu nyaris membuat air matanya menetes kembali. Kata-kata yang begitu sederhana, pikir Sooji sambil memejamkan matanya. Mengapa kata-kata itu justru membuat dirinya semakin tak berdaya. “Aku tak tahu kenapa aku bisa datang ke sini.”

Sooji mulai membuka mulutnya kembali untuk menceritakan apa yang sedang ia alami kepada Yoona. “Aku tidak bisa memikirkan apa-apa lagi. Polisi….”

Naluri kewartawanan Yoona langsung bangkit bergulat dengannaluri melindungi. Keduanya berlangsung secara alamiah bahkan tidak sempat di sadari oleh Im Yoona. “Kau bisa menceritakan semuanya kepadaku.”

Sooji memandang Yoona. Dia tidak tahu siapa yang akan ia percayai lagi. mata Sooji berwarna kecoklatan, lembut dan bercahaya serta tidak berdaya. Yoona tidak tahu mengapa sepasang mata itu mengingatkannya kepada Siwon orang yang menurutnya tidak memiliki kepekaan sama sekali.

“Aku akan membantumu sebisa mungkin.” ujar Yoona kembali sambil meletakkan tangannya di atas tangan Sooji.

“Kakakku.” kata-kata itu meluncur keluar, lalu terhenti oleh sebuah hentakan. Dengan susah payah, Sooji menelan salivanya. Dan mulai bercerita kembali. “Kakakku, Irene, berkenalan dengan Ji Chang Wook setahun yang lalu.”

Chang Wook?” pikir Yoona tersengat mendengar nama itu sampai tangannya memegang erat punggung tangan Sooji. Kenangan pahit bercampur manis, kesetiaan, luka yang berkembang. “Apa hubungan wanita yang tak berdaya ini dengan Chang Wook?” batin Yoona berkecambuk.

Yoona berusaha menenangkan dirinya dengan menghela napas panjang sebelum ia kembali bertanya kepada Sooji,apa hubungannya dengan pria tersebut. “Lanjutkan ceritamu.”

“Mereka menikah dalam waktu kurang dari sebulan setelah bertemu. Kakakku begitu mencintai pria itu. Setelah menikah, Kakakku tinggal di sebuah rumah tua yang indah milik pria itu. Pavilium Oak. Kau tahu tempat itu?”

Yoona mengangguk, tak lain sedang mengingat-ingat kenangannya sendiri. “Ya, aku tahu tempat itu.”

“Irene Eonni, mengirimkan foto rumahnya. Aku hanya bisa membayangkan kakakku tinggal di sana, menjadi nyonya rumah. Surat-suratnya selalu penuh dengan cerita tentang rumah itu dan tentu saja, Chang Wook Oppa.” Sooji berhenti sejenak karena napasnya tiba-tiba tersentak. “Dia begitu bahagia. Aku akhirnya mengatur waktu cuti untuk bertemu dengan Kakakku. Namun itu…”

Yoona menoleh dan menggengam tangan Sooji lebih erat. “Eonni, telah meninggal.” Kalimat Sooji begitu datar dan muram, rasa terkejutnya masih terkesan jelas. “Chang Wook Oppa, menliskan di suratnya bila kakakku berjalan sendirian saat malam hari di dekat rawa ketika dia sedang ditugaskan di luar daerah. Seekor ular berbisa menggigitnya. Kalau saja mereka menemukan Irene Eonni lebih cepat, mungkin kakakku tak akan tewas dengan mengenaskan seperti itu.”

Sooji mengatup bibirnya, seolah mengatakan pada dirinya untuk menahan air matanya. “Sooji-ssi. Pasti amat menakutkan bagimu mendengar kabar seperti itu. Memang kecelakaan yang mengerikan.” kata Yoona mencoba menenangkan wanita itu.

“Pembunuhan.” kata Sooji dengan suara pelan namun tegas. “Itu suatu pembunuhan.”

Yoona kembali menatapnya selama beberapa detik dengan terkejut. “Nyonya Ji meninggal karena di gigit seekor ular. Kenapa kau menyembutnya sebagai pembunuhan?” tanya Yoona kembali penuh tanya.

Sooji bangkit dan melangkah ke jendela. Yoona tetap terdiam ia sambil menunggu wanita itu kembali berkata kepadanya. “Akan aku ceritakan apa yang kukatakan pada Chang Wook Oppa dan kepada polisi.” ujarnya kembali dengan menghela napas yang panjang.

-TBC-

~OoO~

Olahhooo…. temu lagi nih ma Phiyun di sini ^^

Akhirnya bisa update juga, dan maap aku gak bisa menepatkan janjiku pada kalian semua untuk part ini aku panjangin. Soalnya miminnya lagi sibuk dan kepentok sama waktu plus mood yang dah keburu droop gegara kecapean. Meskipun begitu, mimin berharap kalian masih setia menunggu kelanjutannya 😀

Cerita ini juga terinspirasi juga dari novel dari Nora Roberts jadi jangan kaget saat bacanya ya, alur awalnya aku buat sedikit sama dan akan sedikit melenceng dari isi novelnya kedepan nantinya 😀

Penasaran sama kelanjutannya? Ayo jangan lupa RCL-nya ya dear, biar miminnya lebih semangat lagi buat publisin part ke-tiganya, hehee (Modus nih, penulisnya) 😀

Sebelumnya Phiyun ucapkan terima kasih kepada semua readers yang sudah mau meninggalkan jejaknya di part sebelumnya dan di sini  ❤

 

40 thoughts on “Enemy? [Part 3]

  1. Wih nambah lagi stok orang ganteng. Jujur aku yoona chang wook shipper tapi suka baca FF yoonwon soalnya FFnya keren keren dan susah nemuin FF yoona changwook. Hahahaha
    Siwon udah jelas cemburu banget pas yoona nyebut kyuhyun. Tapi gimana dia bsa narik hatinya yoona kalau dia selalu membuat yoona kesal dan sekarang org dari masa lalu yoona, changwook muncul

    Liked by 1 person

    • Sebenernya ini ff aku buat sebelum yoong main di the k2. dan gak tau juga kalo dia dipasangin ma changwook, heehee… bisa kebetulan gitu ><
      Yap si wonppa itu cemburu ma kyu tapi sih yoong nya itu gak peka -.-
      Makasih ya dah nyempetin waktunya buat mampir kesini ^^

      Like

      • Gpp kok aku emang suka baca fanficnya yoonwon dari dulu dan suka aja ngeliat mereka,tapi semenjak liat yoona and changwook malah sekarang pindah suka mereka. Keep writing ya thor.salam kenal dan maaf tadi gak minta izin dulu buat baca.hahahaha

        Like

    • Yap betul, yoong perna deket sama wook tapi kedekatan mereka udah sampai tahap apa tar aku kasih taunnya di part akan datang, ya.
      Makasih ya udah nyempetin mampir kemari buat baca ^^

      Like

    • Iya, Yoong pernah ada suatu hubungan sama wook, tapi hubungan apa nanti aku jelasin di part yang akan datangnya, ya.
      Makasih ya udah nyempetin mampir kemari buat baca ^^

      Like

    • Yap, si wonppa emang cemburuan orgnya, tapi dia di depan yoong berlaga stay cool , hehe 😀
      Kira-kira apa yah hubungannya yoong sama chang? jawabannya akan terkuak di part yang akan datang ^^
      Makasih ya dah nyempetin berkunjung ke sini ^^

      Like

Write your great opinion ^^