Enemy? [Part 2]

Enemy1

|| Title: Enemy? || Author: Phiyun || Genre: Family | Romance | Comedy || Rating: 16+ || Cast: Choi Siwon | Im Yoona | Song Joongki a.k.a Im Joongki ||

Note: Nama Cast sewaktu-waktu akan bertambah maupun berkurang.

Please Don’t Be Silent Reader!

 

Preview: Part 1 

*** Happy  Reading ***

“Oh, ternyata kau!” seru Yoona.

Siwon meraih tangan Yoona, mengangkatnya ke bibirnya sebelum Yoona menariknya. “Keramahtamahan khas daerah barat.” pikir Siwon saat pandangannya menyapu wajah Yoona, wanita itu begitu  mempesona. Yoona berpaling ke kakak lelakinya, Joongki seraya tak menggubris sentuhan bibir hangat Siwon yang saat ini menyapu punggung tangannya.

“Suatu hari nanti, Yoona-ah.” janji Siwon dalam hatinya. “Kita akan melepaskan semuanya. Sesuai caraku.” sambil menatap belakang punggu Yoona.

Joongki bertubuh kurus dengan kulit yang pucat sama seperti dirinya meskipun terlihat lemah namun kedua matanya bisa berbicara kalau dirinya adalah seorang petarung atau bisa dikatakan dia mampu menjadi seorang pemimpin yang hebat sama seperti ayahnya.

Oppa…” ucapnya manja sambil meletakkan kedua tangannya di bahu kakak lelakinya dan setelah itu dia mencium sebelah pipi, Joongki. “Bagaimana kabarmu?”

“Baik-baik saja, hanya sedikit sibuk.” Joongki tersenyum lembut kepada adik perempuannya.

“Soal kau sibuk bisa menjadi topik hangat malam ini.” kata Yoona sambil tertawa-tertawa kecil. “Oppa, apakah kau tahu hari ini suasana hati nenek sedang penuh semangat.”

Joongki memandanginya dengan tatapan yang polos sehingga Yoona menjadi tersenyum geli dan menciumnya kembali. “Kasihan Joongki Oppa.” pikir Yoona. Kakak lelakinya begitu lugu dan manis. Yoona lalu memalingkan pandangannya ke arah mata Siwon.

Pria itu sedang memandanginya dengan tatapan yang dingin. Saat ditatap seperti itu oleh SIwon tiba-tiba sekujur punggung Yoona menggigil tapi Yoona menjaga tatapanya tetap sejajar dengan dirinya. “Siapa orang ini sebenarnya?” tanya batin Yoona, bukan untuk pertama kalinya. Dan mengapa, setelah dua tahun berlalu sejak pertama kali ia bertemu dengan Siwon, dirinya masih tidak yakin. Yoona selalu tidak habis mengerti, bagaimana seorang pria dengan penuh energi, kecerdasan dan kesinisan seperti Siwon bisa tetap bersahabat dengan kakak lelakinya yang begitu lembut yang senang melamun.

Yoona juga merasa heran mengapa dirinya tidak bisa menggolongkan Siwon ke dalam tipe pria manapun. Tak sengaja tatapan mata gadis itu turun ke arah mulut  Siwon. Mulut laki-laki itu tiba-tiba  melengkung. Dan di detik itu juga, Yoona langsung memaki dirinya sendiri dalam hati. “Bodoh!”

“Kurasa sebaiknya kita masuk ke dalam.” kata Joongki, seolah dirinya paham tentang apa yang sedang terjadi diantara Yoona dan sahabatnya, Siwon. “Dengan adanya Siwon di sini bisa mengalihkan perhatian nenek. Mengalihkan perhatian wanita adalah salah satu keahliannya.” tambahnya dengan senyuman yang lembut.

Yoona mendengus kesal. “Aku berani taruhan!”

Ketika Joongki mulai berjalan menuju ruang keluarga Siwon langsung meraih tangan Yoona dan kemudian menyelipkan ke lengannya. “Taruhan lain, Nona Im Yoona?” gumamnya. “Sebut saja bayarannya?”

Saat mendengar itu, Yoona merasa ada nada yang tidak sopan dari ucapan lembut Siwon. Yoona menoleh ke arahnya dengan kedua mata yang menyalah-yalah dan gerakan marah gadis itu membuat Siwon senang. “Kalau kau tak melepaskan tanganku, kau akan…”

“Mempermalukan dirimu sendiri.” Siwon menyelesaikan kalimat Yoona ketika mereka melintasi ambang pintu masuk ke ruang keluarga. Dan di saat mereka berdua masuk, tatapan mata Hyera sedang menatap fokus ke arah mereka berdua.

“Ternyata kau membawa si brengsek ini, Joongki-ah?” Joongki membalasnya dengan senyuman tipis dan kemudian menyapa ayahnya dan setelah itu mencium pipi nenek kesayangannya, Hyera.

Miss Hyera.” Siwon mengambil tangan milik wanita tua tersebut dan mengangkatkan ke bibirnya. “Kau selalu terlihat sangat cantik, Nona Hyera.”

“Tak salah jika sebutanmu, bajingan.” umpatnya. Tapi kelihatan jelas wanita tua itu senang mendengar pujian itu. “Sudah dua bulan kau tak menjengukku.” Siwon mencium tangan Hyera kembali dengan kedua mata yang tertawa. “Aku menjauh karena anda tidak bersedia menikah denganku.” celetuk Siwon.

Yoona berusaha keras untuk menahan tawanya sambil memilih kursi di seberang ruangan. Hyera tertawa saat Siwon berkata semacam itu kepada dirinya. Pria ini sangatlah bisa membuat hatinya yang kesal menjadi senang. “Dasar kau, empat puluh tahun yang lalu aku pasti sudah mengejarmu, meskipun kau seorang bajingan.” balas Nyonya Im sambil tersenyum.

Siwon menerima gelas dari Joongki dan juga tatapan mata terima kasih yang di layangkan Joongki kepadanya karena dia sudah berhasil membuat nenek tercintanya senang. Tak lama kemudian Siwon kembali menatap ke arah wanita tua itu, “Nona Hyera, aku tidak akan lari.” ucapnya sambil duduk di pinggir lengan kursi yang di duduki oleh wanita tua tersebut.

Beberapa menit kemudian tatapan mata Hyera mengarah ke Yoona. “Kenapa kau belum juga bergaul dengan setan ini, Nona Im Yoona? Dia laki-laki yang bisa membuat seorang wanita tetap bergejolak.”

Dalam hitungan detik muncullah warna kemerahan di kedua pipi Yoona. Karena merasa dirinya digoda dan juga merasa malu, ketika Siwon tersenyum ke arahnya dengan tatapan matanya yang liar. Yoona berusah tetap bersikap tenang meskipun jantungnya terus berdebar-debar.

 Wanita tua itu lalu mengangkat wajahnya memandang Siwon. “Dia gadis yang manis, bukan?” tanyanya.

“Dia tidak hanya manis namun dia juga sangat cantik.” kata Siwon setuju, bahkan dirinya sendiri juga menikmati gurauan ini bersama Hyera. “Memang keturunan bibit ungul.” seru Nyonya Im kembali.

Tiba-tiba Denis memotong pembicaraan mereka saat melihat tatapan mata putrinya yang mulai tersulut emosi. “Mau tambah minumnya lagi, Ibu?”

“Ide yang bagus.” Hyera lalu menyerahkan gelasnya yang sudah kosong, “Kau belum melihat taman kami, Siwon-ah. Kebetulan saat ini bunga-bunga sedang bermekaran di tanam kami.” Setelah itu Nyonya Im menyuruh cucu perempuannya untuk mengajak SIwon berkeliling kebun.  “Yoona-ah, ajak dia berkeliling taman kita.”

Yoona menunjukan pandangan dingin ke arah neneknya. “Aku yakin, pasti SIwon…”

“Akan senang.” Siwon menyelesaikan kalimat Yoona, sambil berdiri dari pinggir lengan kursi.

Yoona memindahkan tatapan matanya ke arah Siwon. “Aku tidak…”

“Akan keberatan.” sambung Siwon lembut ketika dia membantu Yoona berdiri dari kursinya.

Yoona sangat ingin bersikap kasar pada Siwon tapi niatnya ia urungkan karena terganjal oleh tatapan keluarganya. Tak mungkin dia bersikap tidak sopan di depan keluarganya. “Kau betul-betul menikmati semua ini, bukan?” gerutu Yoona pada Siwon saat pintu sudah tertutup.

“Menikmati apa?” tanya Siwon.

“Membuatku marah.”

“Sangat tidak mungkin tidak menikmati sesuatu yang begitu ahli dilakukan seseorang.” Yoona tertawa geli, tapi ia sangat membenci dirinya sendiri karena begitu mudah terpancing oleh Siwon.

“Baiklah ini tamannya.” Yoona membuat gerakan setengah melingkar. “Dan kau tidak ingin melihat taman ini lebih dari yang ingin kutunjukan, bukan?”

“Salah,” kata Siwon dan kemudian meraih lengan Yoona.

“Jangan pengang-pengang tanganku!” bentak gadis itu sambil menarik tangannya namun sayangnya gagal terlepas dari genggaman Siwon. “Rupanya kau mempunyai kebiasaan baru.” sindir pemuda tersebut.

“Aku baru saja tahu kalau aku menyukainya.” Siwon menarik Yoona dari teras ke salah satu jalan setapak sempit melewati pohon-pohon bunga. “Di samping itu, jika aku tidak melakukannya sungguh-sungguh nanti nenekmu akan menyangka yang tidak-tidak.”

Kata-kata Siwon terlalu tepat, Yoona mau tak mau harus mengakuinya. Dia harus ekstra sabar menghadapi pria yang ada di sampingnya. Akhirnya Yoona melanjutkan berjalan menyelusuri jalan setapak di kebun belakang rumahnya. Mereka berjalan begitu lambat nampak Siwon menikmati setiap  moment yang di buat oleh Yoona.

“Aku selalu paling suka saat taman pada waktu ini.” kata Yoona tanpa berpikir panjang.  “Waktu aku masih kecil, kadang-kadang aku keluar ke taman saat senja dan pura-pura sedang menunggu seseorang.” kenangan itu membuat Yoona tersenyum.

“Kadang-kadang pria yang kutunggu itu berkulit gelap dan tampan atau kadang-kadang postur tubuh laki-laki itu tinggi dengan rambut hitam pekat. Sosok pria yang tak di sukai oleh seorang ayah.” Yoona tertawa sambil membiarkan jari jemarinya menelusuri bunga-bunga mawar berwarna putih. “Aneh ya, aku mempunyai fantasi-fantasi semacam itu padahal papaku tahu aku ini ambisius. Apalagi untuk bisa jatuh cinta kepada…”

Suara Yoona melemah saat ia memalingkan kepalanya dan melihat Siwon sudah ada berada di dekatnya. Begitu dekat sehingga aroma tubuh Siwon membangkitkan sistem sarafnya dan bukan bunga-bunga di sekitarnya. Dia bisa lebih merasakan napas Siwon di kulitnya daripada lembabnya udara sore.Cahaya senja berwarna keemasan, tersapu oleh indahnya kelopak-kelopak bunga mawar. Di tengah-tengah suasana seperti itu, Siwon terlalu mirip dengan seseorang yang mungkin selalu diimpikannya.

Siwon membiarkan jari jarinya mempermainkan denyut nadi pada pergelangan tangan Yoona. Denyut nada wanita ini tak teratur, tapi kali ini ia merasa bukanlah rasa marah yang menyebabkannya. “Pada apa?” tanya Siwon setengah berbisik.

“Seorang bajingan!” akhirnya keluar juga kata-kata dari Yoona setelah diam sejenak. Matahari turun semakin rendah, dan bayangan mereka semakin memanjang. Wajah Siwon begitu tirus, saat terkena cahaya sunset. Pikir Yoona tiba-tiba tidak terkesan kejam, tapi wajah seorang pria yang tidak akan mundur jika ada rintangan menghadang di depannya. Matanya bak elang seperti waspada dengan mangsanya. Barangkalai itu sebabnya mengapa Siwon bisa mengorek informasi dari orang-orang tanpa terlihat. Sama seperti dirinya yang pikirannya sempat terbawa oleh permainan yang di buat oleh SIwon.

Tanpa sadar Yoona menurunkan tatapannya ke mulut Siwon. Mulut Siwon begitu menggoda. Mengapa dirinya tak menyadarinya selama ini atau memang dia berpura-pura tak ingin mengetahuinya. “Tidak mungkin mulut itu lembut?” pikir Yoona saat matanya terpaku di situ. “Pasti keras dan terasa jantan.” Yoona lalu mendonggakkan kepala ke atas sehinga batas diantara mereka semakin mengecil. Saat pikiran liar merasukki  otaknya, tiba-tiba Yoona membelalakan kedua matanya. Pikirannya melenceng jauh hanya dengan sentuhan lembut jari jemari SIwon di pergelangan tangannya.

“Ya, Tuhan apa yang terjadi kepadaku? Siwon akan mengejekku selamanya bila dia mengetahui apa yang saat tadi aku pikirkan.” teriak batin Yoona.

“Sebaiknya kita masuk sekarang,” kata Yoona datar. “Sudah waktunya makan malam.” Siwon terdorong untuk meraih Yoona dan menyambut ciuman yang hampir saja di berikan Yoona. Dia meginginkan Yoona sejak lama, terlalu lama dan cukup cerdas unutk menyadari bahwa sejak awal wanita ini akan menolak pendekatan dengan cara yang biasa. Siwon sudah menetapkan memilih cara yang tidak biasa, dan ternyata cara itu punya kenikmatan sendiri.

“Kenapa buru-buru?” kata Siwon entang tapi ekspresinya ironis. “Kalau Hyera menyuruhmu ke taman bersama Kyuhyun, menurutku kau tidak akan mengakhirinya secepat ini.” ucapnya sambil menyeringai.

“Nenek tidak akan pernah menyuruhku pergi ke taman bersama Kyuhyun,” kata Yoona sebelum maksud pertanyaan pemuda itu ia pahami.

“Ah…” nada suara Siwon dirancang untuk membuat jengkel Yoona.

“Jangan mulai mengejek Kyuhyun lagi,” bentak Yoona.

Siwon meringis dengan wajah tak bersalah. “Memangnya aku mengejek?”

“Kyuhyun, pria yang baik.” Yoona mulai, terpancing ucapan Siwon. “Dia sangat santun dan…” untuk sesaat ternggorokan Yoona terasa tercekat. “Dan tak berbahaya..” ucapnya dengan suara setengah berbisik.

Siwon menegadahkan kepalanya dan mengerang. “Tuhan menolongku unutk tidak dicap sebagai tidak berbahaya.”

Mata Yoona membeku dan menyipit. “Kuberitahu padamu orang seperti apa kau,” kata Yoona dengan suara yang bergetar, “Kau orang yang menyebalkan.”

“Itu lebih baik.” Tanpa bisa menahan diri lagi, Siwon maju mendekat dan merengkuh rambut Yoona dengan satu tangannya. “Aku tidak berniat menjadi pria yang baik, santun, ataupun tidak berbahaya.”

Tubuh Yoona langsung kaku dan wanita itu berharap jari-jari Siwon tak menyentuh lehernya. Namun apa yang dia inginkan tak terkabul. Pemuda itu lalu menyentuh leher jenjang miliknya. Sentuhan tangannya meninggalkan bekas aneh yang membuatnya bergidik. “Kau itu kasar, menyebalkan, dan…”

“Berbahaya?” Siwon menyambungkan kalimat Yoona, sambil merendahkan kepalanya sehingga bibir mereka hanya terpaut beberapa sentimeter saja.

“Jangan suka, menyelipkan kata-kata kalau aku sedang berbicara, Tuan Choi!” seru Yoona. Yoona harus berjuang keras supaya bisa bernapas, Yoona memundurkan langkah kakinya namun tubuhnya terbentur oleh dinding. Pikir Yoona, mungkin ia bisa bergeser ke pinggir jika saja Siwon tidak bergerak begitu cepat , menutupi jalannya.

“Mau mundur,  Im Yoona-ssi?” Saat Siwon menatap ke bawah tenggorokan Yoona yang berdenyut-denyut kali ini bukanlah kemarahan.

Sesuatu yang hangat menjalar kedalam tubuh Yoona. Tulung punggungnya tegak lurus dan dagunya menonjol ke depan. “Aku tidak perlu mundur darimu. Sudah cukup sial aku terpaksa harus bersabar menghadapimu dari hari ke hari di Emerland, tapi bodoh sekal jika aku harus berdiri di sini dan membuang waktuku yang berharga bersamamu! Aku mau masuk!” Yoona menyelesaikan kalimatnya, nyaris berteriak, “Karena aku sudah lapar.” tambahnya sambil mendorong Siwon yang saat ini sedang menghalangi jalannya. Setelah terlepas, Yoona langsung berlari masuk ke dalam rumahnya.

Siwon terdiam sambil memperhatikan Yoona, rambutnya yang terayun-ayun, langkah-langkahnya yang anggun, kemarahannya yang bergejolak. Wanita itu betul-betul luar biasa.

 “Bercinta dengannya pasti menjadi pengalaman yang mengagumkan.” pikirnya  dan pemuda itu bertekad untuk memperoleh kesempatan itu, dan juga wanita itu, tidak lama lagi.

-TBC-

~OoO~

Hallooha… ketemu lagi nih ma Phiyun di sini ^^

Aku bawakan updatenya nih, buat kalian semua, karena banyak yang meminta kelanjutannya, jadinya miminnya semangat dah buatin kelanjutanya ^^. Dan menurutku di sini banyak aku buat Yoowon momennya, hehehe 😀 semoga kalian semua menyukainya.

Cerita ini juga terinspirasi juga dari novel dari Nora Roberts jadi jangan kaget saat bacanya ya, alur awalnya aku buat sedikit sama dan akan sedikit melenceng dari isi novelnya kedepan nantinya 😀

Penasaran sama kelanjutannya? Ayo jangan lupa RCL-nya ya dear, biar miminnya lebih semangat lagi buat publisin part ke-tiganya, hehee (Modus nih, penulisnya) 😀

Sebelumnya Phiyun ucapkan terima kasih kepada semua readers yang sudah mau meninggalkan jejaknya di part sebelumnya dan di sini  ❤

52 thoughts on “Enemy? [Part 2]

  1. Kekekke.. Si siwon suka sama yoonakah.. Dari caranya dia itu tapi itu beneran suka atau ada hal lain yang direncanakan.
    Yoona semoga kamu mencintai siwon ya..
    Penasaran deh kapan siwon bisa menaklukan yoona
    Lanjut baca ya author

    Liked by 1 person

Write your great opinion ^^