[Ficlet] Mine

Mine

|| Title: Mine || Author: Phiyun || Genre:  | Friendship || Cast: Choi Minho (Shinee) | Kim Myungsoo (Infinite) | Bae Suzy (Miss A) ||

Please Don’t Be Silent Reader!

*** Happy  Reading ***

Dari kejauhan terlihat seorang pria sedang duduk menikmati secangkir expresso sambil bersantai memandangi hiruk-pikuk dari dalam jendela.  Nanarnya memandang dengan tajam ke setiap sosok orang yang berjalan melewati tempat duduknya. Ya, kebetulan pria itu duduk santai tepat di depan kaca jendela.

“Myungsoo-ah…” sapa seseorang dari belakang punggungnya. Otomatis pria itu pun menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang sudah memanggil dirinya. “Ah, kau sudah datang, Minho-ah.” balasnya dengan sebelah sudut bibirnya yang terangkat.

Pria itu pun lalu berjalan menghampiri Myungsoo dengan wajah yang riang dan kemudian ia duduk tepat di depan bangku Myungsoo yang kosong. “Apakah kau sudah menunggu lama?” tanya Minho pada, Myungsoo.

Dengan santai Myungsoo pun berkata. “Tenang saja, aku baru saja sampai kok. Aku juga sudah memesankan minuman dan makanan kecil untukmu.” sambil menyerumput expressonya yang masih panas.

Tak lama kemudian datanglah pesanan yang sudah Myungsoo pesan untuk sahabatanya, Minho. Minho terlihat senang saat di depan mejanya sudah ada makanan dan minuman kesukaannya. Saat dia hendak menyicipi hidangan yang sudah di pesan oleh Myungsoo, pria itu baru ingat kalau, ia ke sini untuk membicarakan sesuatu kepada sahabatnya, Myungsoo. “Oh iya, Myungsoo-ah. Apa yang mau kau bicarakan padaku?” tanya Minho seraya mengangkat cangkir capuccinonya.

“Sebenarnya aku mau mem…” tiba-tiba pembicaraan Myungsoo langsung di potong oleh Minho. “Apakah kau tahu kalau di cafe ini ada seorang barista yang sangat cantik.” singgung pemuda itu kepada sang sahabat. “Oh, Ya?” Myungsoo membalasnya dengan nada  yang tak semangat.

“Ya!!! Mengapa ekspresi wajahmu seperti itu. Aku tahu kalau kau itu sudah lama menjomblo jadi jangan kau menjadi ketus padaku.” ucap Minho sambil memperlihatkan sederet gigi putihnya di depan sahabatnya.

Myungsoo hanya bisa mengernyitkan dahinya untuk memberitahukan kalau ia benar-benar tak suka dengan ucapan lawan bicaranya. Beberapa menit kemudian masuklah seorang gadis cantik yang memiliki rambut yang panjang terurai indah dan seketika kedua mata pemuda itu langsung tertuju kepada sosok gadis tersebut.

“Cantiknya…” ucap Minho dan Myungsoo pun menjawabnya dengan anggukan kepala. “Dia seperti bidadari bukan, Myungsoo-ah?” tambah Minho.

“Ya, kau benar.” sahabatnya langsung mengiyakan ucapan Minho.

“Aku akan menembaknya hari ini.” celetuk Minho dengan senyum yang mengembang di wajahnya. Mendengar perkataan temannya, Myungsoo langsung menoleh ke arah Minho sambil berkata. “Apa!? Kau mau apa? Dengan dia!!!” sambil jari telunjuknya sibuk menunjuk ke arah Minho setelah itu menunjuk ke arah gadis cantik yang baru saja masuk tersebut.

Minho terkekeh dengan sikap sahabatnya yang bersikap terlalu berlebihan. “Ya, kenapa kau terlihat panik. Meskipun kita sudah tiga tahun tak bertemu, tapi kau tak lupa kan kalau aku mempunyai julukan di kampus kita dulu?”

“Lalu apa sangkut pautnya dengan itu?” ucap Myungsoo ragu.

“Tentu itu akan menjadi urusanku bila menyangkut masalah itu?” balas Minho tak mau kalah, namun tanggapan yang di peroleh dirinya dari sahabatnya, Myungsoo hanya seulas senyum dengan wajah yang dingin. “Apakah kau mengenal gadis itu?” tanyanya penuh curiga kepada Myungsoo.

Mendengar pertanyaan dari pria yang sedang duduk di depannya, Myungsoo sedikit kaget namun ekspresi  wajahnya terkejutnya langsung berubah dengan senyuman yang merekah di wajahnya. “Kenal? Haha…” kekehnya sambil menyerumput kembali secangkir expresso yang masih ada di tangannya.

“Kenapa wajahmu seperti itu? Apakah kau kenal dia?” tanya Minho kembali dengan nada yang memaksa. Karena tak mau bertengkar dengan sahabat yang sudah lama tak ia jumpai, akhirnya Myungsoo menjawabnya. “Aku kenal. Apa kau mau aku kenal kan?” balas Myungsoo dengan enteng sambil menaruh kembali cangkir minumannya.

Tentunya Minho sangat senang, bila ia bisa tahu siapa gadis cantik tersebut. “Boleh… kalau begitu kenalkan aku sekarang padanya. Hemm…” racau Minho.

“Apakah kau nanti tak akan menyesal?” ungkap Myungsoo dengan sebelah alis matanya yang terangkat.

“Tidak, aku malah akan menyesal bila aku tak mengenalnya.” kukuhnya untuk menyakini kalau dirinya tak akan menyesal.

Myungsoo pun hanya bisa menghela napasnya dan berkata. “Kau memang tak berubah, Minho-ah.” tak lama kemudian pria bermantel hitam tersebut memanggil nama barista yang sedari tadi di elu-elukan oleh sahabatnya, Minho. “Bae Suzy… kemarilah, Suzy-ah!” panggil Myungsoo sambil  sebelah tangannya melambaikan tangan ke arah gadis tersebut.

Gadis itu pun langsung menyahuti panggilan Myungsoo dan gadis muda itu lalu berjalan menghampiri meja Myungsoo dan Minho. “Ada apa, kau memanggilku?” tanya gadis berambut kecoklatan tersebut.

“Temanku ingin berkenalan denganmu, katanya.” ujar Myungsoo.

Minho langsung berdiri dari atas bangkunya dan kemudian mengangkat sebelah tangannya untuk bersalaman dengan Suzy. “Perkenalkan, namaku Choi Minho. Kau bisa memanggilku dengan sebutan Minho.” ucap Minho dengan menunjukan senyuman yang lebar kepada gadis tersebut.

“Salam kenal, Minho-ssi.” balasnya seraya meraih tangan milik pemuda itu untuk bersalaman.

Wajah Minho langsung bersemu merah saat melihat senyuman yang di sunggikan oleh Suzy kepadanya. Suasana di sana menjadi kikuk saat Myungsoo mulai menatap Suzy dengan kedua mata elangnya. Meskipun Myungsoo hanya terdiam dalam bisunya bahkan bisa di bilang pria itu terlihat tak peduli dengan apa yang di lakukan oleh Minho kepada gadis itu. Tapi Suzy bisa merasakan saat matanya tak sengaja menatap kedua mata milik pemuda tersebut, kalau sesungguhnya Myungsoo merasa tak suka dengan keadaan semacam ini.

“Kalau begitu aku pergi dulu ya, ada yang harus aku kerjakan di belakang.” kata Suzy sambil berdiri dari tempat duduknya. Saat Suzy hendak beranjak dari sana tiba-tiba langkahnya terhenti. Ya, Minho tiba-tiba menarik pergelangan tangan milik gadis itu. “Kenapa kau buru-buru sekali. Aku masih ingin bengobrol denganmu.” ucap Minho.

“Tapi aku harus pergi, aku tak enak dengan…”

“Tak enak dengan Myungsoo? Sudah, kau tak usah memikirkannya.” potongnya dan kemudian Minho berkata santai ke arah Myungsoo. “Pria ini kan bukan pacarmu, jadi kau tak perlu sungkan dengan dirinya.” celetuknya nyaring.

Myungsoo tak dapat menahan tertawanya saat mendengar perkataan terakhir yang di ucapkan oleh Minho. Setelah itu Myungsoo kemudian berdiri dan tiba-tiba melepaskan gengaman tangan Suzy dari Minho. Minho terkejut saat Myungsoo tiba-tiba menepis tangannya dari pergelangan tangan gadis tersebut. Yang membuat Minho semakin terkejut adalah saat Myungsoo tanpa terduga langsung menarik tubuh milik Suzy ke dalam dekapannya dan…

“Chu…”

Myungsoo mengecup lembut bibir merah milik gadis itu dengan mesra di depan hadapan Minho. Kedua bola mata Minho langsung membulat sempurna bahkan pria itu nyaris berteriak saat melihat pemandangan semacam itu.

“Yah!!! Kim Myungsoo, apa yang kau lakukan padanya!” teriak Minho tak terima kalau gadis yang saat ini sedang ia incar di cium oleh Myungsoo.

“Apa kau itu kekasihnya, Hah!!” bentak Minho kesal pada sahabatnya.

Tetapi pria itu membalasnya dengan gelengan kepala dengan tersenyum tipis, itu membuat Minho semakin meradang saat mendapati jawaban semacam itu dari mulut Myungsoo.

 “Yak!!!” Minho lalu berjalan ke arah Myungsoo dan tanpa basa-basi laki-laki itu menarik kerah mantel milik Myungsoo. “Keparat kau!” maki Minho penuh emosi bahkan tanpa pria itu sadari sebelah tangannya sudah mengepal kencang untuk beriap-siap untuk memukul lawan bicara yaitu, Myungsoo.

Dalam hitungan detik kepalan tangan Minho langsung mengarah ke arah tepat sebelah wajah Myungsoo. “Aku ini tunangannya.” ucapnya dengan tatapan yang sama sekali takut terhadap Minho. Seketika gengaman tangannya yang meremas kencang kerah mantel milik Myungsoo, terlepas begitu saja dari sana.

“Tak, Mungkin. Sejak kapan… kau…” sambil menatap tak percaya kepada Myungsoo dan kemudian menatap ke arah Suzy secara bergantian.

Lalu tangan Myungsoo  merogoh isi dalam kantung mantelnya dan kemudian memberikan sebuah amplop berwarna biru muda kepada Minho. “Kami akan menikah minggu depan, aku harap kau mau datang ke acara pernikahan kami.” ujar Myungsoo sambil menggegam mesra jari-jemari milik Suzy.

“Tadinya aku mau memberikan itu padamu sebelum kejadian ini. Tapi kau selalu menyela perkataanku jadinya aku tak bisa memberi tahumu lebih awal. Maafkan aku, Minho-ah.”

Myungsoo berusaha menjelaskan kepada sahabatnya yang masih schok dengan kejadian ini.

Merasa tak enak hati pada Minho, Myungsoo  pun berpamitan untuk pergi. “Minho-ah, aku dan Suzy harus pergi untuk menyiapkan keperluan pernikahan kami. Sampai ketemu di pesta pernikahan kami, ya.” Myungsoo dan Suzy pun lalu pergi meninggal Minho yang masih mematung.

Minho masih tak yakin dengan apa yang telah ia dengar dari kedua telinganya. Tak lama kedua manik milik pemuda itu menatap sendu ke arah kedua belakang punggung milik Myungsoo dan Suzy yang kian lama kian mengecil.

“Ya, kau benar Myungsoo-ah. Aku masih sama seperti yang dulu,  yang selalu kalah selangkah darimu.” gumamnya dalam getir.

-The End-

6 thoughts on “[Ficlet] Mine

Write your great opinion ^^