[Vignette] Stay

Stay1

|| Title: Stay || Author: Phiyun || Genre: Romance | Sad | Hurt || Cast: Park Jiyeon | Oh Sehun || Rating: 17+ ||

Cerita ini hanya fiksi belakang namun apabila ada kesamaan di dunia nyata berarti hanya kebetulan semata. Maaf kalau karakternya Castnya aku buat beda dari karakter  aslinya. Ini semata – mata hanya untuk isi cerita saja. Penulis hanya memakai nama castnya saja sebagai bahan cerita, jadi keseluruhan cast yang ada disini milik penulis. Tapi kalau di dunia kenyataan Castnya milik Tuhan,  keluarganya dan agencynya. Heheee… XD

Note:  Di dalam cerita ini terkandung unsur kekerasan dan adengan erotisme jadi bagi yang tidak menyukai genre tersebut silakan segera tutup halaman ini. Karena Author tak mau bertanggung jawab bila nanti anda ketagihan setelah membacanya, wkwkw 😀 [Becanda]

No Bash, Plagiat, Copypaste! Dont forget Like & Comment ❤

*** Happy  Reading ***

Terlihat dari kejauhan seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah yang  sangat pucat sedang berdiri  tertegun di depan jendela. Kedua matanya yang bak elang menatap kosong pemandangan  yang ada di hadapannya.

Sesekali pemuda itu menutup rapat kedua matanya secara bersamaan sambil menghela napas yang panjang. Dia melakukan itu sepertinya ada sesuatu yang membuat dadanya terasa sesak. Tak lama terdengar suara ketukan hak sepatu yang pelan namun mantap, suara langkah kaki itu kian mendekat dan tak beberapa lama kemudian terdengarlah suara…

“Tok…tok…tok…”

Terdengar suara ketukan pelan dari arah luar ruangan pria tersebut. Pria itu tahu kalau ada seseorang yang saat ini berdiri di depan pintu kamarnya, namun sayangnya ia enggan untuk beranjak dari tempatnya berdiri.

“Krek…”

Pintu besar itu pun di buka secara perlahan-lahan oleh seorang wanita yang sedang membawa sebuah nampan yang penuh dengan makanan. Wanita itu lalu meletakan makanan yang telah dibawa ke meja kecil yang tak jauh dari tempat pria jangkung itu berdiri.

“Tuan Oh, saya sudah bawakan sarapan untuk anda.” ucap wanita yang memakai celemek tersebut.  Tapi sepertinya pria yang ada di hadapannya sama sekali tak tertarik dengan apa yang sudah dibawa oleh pembantu rumah tangganya. Dengan entengnya ia pun menyuruh sang pembantu membawa kembali makanan yang masih mengepul tersebut bersama dengan dirinya.

“Bawa pergi semuanya.”

“Tapi Tuan? Anda sudah beberapa hari ini tidak makan. Bagaimana kalau anda nanti jatuh sakit.” ucap wanita itu sambil menarik kerah lengan pria tinggi tersebut. Sejenak pria itu menatap tajam ke arah wanita mungil itu dengan tatapan matanya yang sinis.

“Apa yang kau lakukan?” seraya kedua maniknya menatap kerah lengannya yang masih di gengam erat oleh wanita itu. Mengetahui dirinya sudah berlaku tak sopan kepada atasannya, wanita berambut panjang tersebut langsung melepaskan gengamannya dari tubuh atasannya. “Maafkan, ketidak sopanan saya, Tuan.” kata wanita muda itu dengan kepala yang tertunduk.

Oh Sehun mendengus kesal saat mendengar perkataan maaf dari bibir mungil milik wanita tersebut. Sebenarnya dia ingin memarahi wanita itu tapi tubuhnya terlalu lemah untuk melakukan itu semua. “Pergilah, dan bawa semuanya keluar. Saya tak lapar.” ucap Sehun ke arah nampan berisi makanan tersebut dan kemudian ia kembali menatap keluar jendela.

“Tapi Tuan…”

Mendengar penolakan yang di ucapkan oleh pembantunya, membuat Sehun meradang. Tanpa basa-basi pemuda itu langsung menjatuhkan semua makanan yang masih ada di atas nampan tersebut.

“Prakk!!!”

Wanita itu sangat terkejut dengan apa yang barusan saja dilakukan Sehun padanya, namun ekspresi itu hanya berlangsung sesaat karena dalam beberapa detik kemudia wanita itu bersikap seperti tak pernah terjadi apapun pada dirinya.

“Saya akan bawakan kembali sarapan untuk anda, Tuan.” ujar wanita itu sambil memungguti pecahan beling yang berserakan di bawah lantai.

Mwo?! Apa kau sedang becanda? Aku sudah bilang padamu kalau aku tak mau makan! Apa kau tuli, hah?!” bentak Sehun, tapi wanita itu sama sekali tak takut, dia malah tetap berkata perkataan yang membuat pria itu semakin marah besar padanya. “Tuan harus makan, bila anda bersikap seperti itu terus kasihan, Nyonya.” sambil menatap lekat kedua bola mata Sehun yang bak elang tersebut.

Tak terima di ceramahi oleh bawahannya, Sehun langsung mengamuk. Pria itu langsung melempar sebuah vas bunga yang tak jauh dari tempat dirinya berdiri ke arah pembantunya yang saat itu sedang sibuk membereskan pecahan beling dari atas nampan.

“Praangg!!!”

“Auw…”  rintihnya seraya tangannya menyentuh sebelah pipinya yang terkena serpihan pecahan beling kaca vas bunga. Ya, sebelah pipi wanita itu pun tergores dengan pecahan beling tersebut. Sehun lalu berjalan menghampiri pembantu rumah tangganya dan dengan kasar ia menyentuh kedua pipi wanita itu dan mendonggakkannya ke atas sambil berkata.

“Itu baru goresan kecil yang tertoreh di pipimu, apa kau mau wajahmu yang cantik ini aku rusak?” kedua mata wanita itu terbuka lebar namun tatapan yang dipancarkan bukannya rasa takut tapi rasa iba terhadap pria yang ada di hadapannya dan tatapan itu sangat membuat Sehun semakin jengkel.

“Yaa!!! Apa yang kau lihat? Apakah kau begitu menyukaiku sampai-sampai kau menatapku seperti itu?” sindir Sehun sambil melepaskan tangannya dari wajah wanita tersebut. Wanita itu terdiam dia tak menjawab pertanyaan dari Sehun.

“Jiyeon-sii… itu namamu kan?” sontak wanita itu menonggakkan kepalanya ke arah pemuda itu. “Apa kau mengingatku?” tanya wanita itu ragu. Mendengar perkataan dari wanita itu membuat Sehun tertawa geli. “Yah! Kau pikir aku bodoh, aku pastinya mengingatmu. Kau kan pembantu yang selalu membawakan makanan dan menyiapkan pakaian untukku. Aku tahu namamu karena aku melihat name tag-mu, dasar bodoh.”

“Ohh… aku kira…”

Belum sempat wanita itu berkata tiba-tiba Sehun memotongnya. “Kau kira apa, hah? Apa kau pikir aku suka denganmu? Kau itu jauh dari istriku. Istriku sangat cantik tapi harus aku akui kau sedikit mirip dengannya.”

“Sedikit mirip? Maksud Tuan?” sambil menegadahkan kepalanya ke atas.

Untuk sesaat Sehun menatap lekat ke arah wajah Jiyeon namun itu tak berlangsung lama, karena ia segera memalingkan wajahnya dan kemudian berjalan kembali ke depan jendela kamarnya. Merasa pertanyaannya tak di gubris wanita itu lalu berjalan menyusul pria tinggi tersebut saat dirinya hendak menepuk belakang punggungnya tiba-tiba pria itu membalikkan badannya dan dalam hitungan detik Sehun langsung menarik Jiyeon ke dalam pelukannya.

“Tuan…” Jiyeon berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Sehun tapi apalah daya tenaga seorang wanita tak sebanding dengan kekuatan laki-laki dan pada akhirnya wanita itu hanya bisa pasrah.

Saat Sehun memeluknya, Jiyeon dapat merasakan kalau tubuh pria tersebut sedang bergetar hebat. Ia merasa kalau pria ini sedang menangis saat memeluk dirinya. “Apakah kau baik-baik saja?” tanya Jiyeon pelan. Pria itu tetap terdiam seribu bahasa namun beberapa saat kemudian ia pun berkata. “Semenit saja, aku ingin seperti ini. Hanya semenit…”

~OoO~

-Beberapa saat kemudian-

“Pergillah.” seraya melepaskan dekapannya dari tubuh Jiyeon.

“Apakah kau baik-baik saja?”

“Hemmm… aku baik-baik saja, pergilah.” tambah Sehun sambil membalikan tubuhnya sehingga posisi dirinya saat ini memunggungi Jiyeon.

Jiyeon masih penasaran dengan keadaan pria tersebut sehingga ia lalu berkata kembali. “Apakah kau yakin, kalau kau baik-baik saja? Kau terlihat tak sehat?” ucap Jiyeon sembari menarik kerah lengan milik Sehun.

Dan di saat itu juga Sehun langsung mencium bibir Jiyeon yang berwarna kemerahan tersebut. Jiyeon terkejut sampai-sampai ia nyaris saja berteriak namun sayangnya sebelum terjadi mulutnya sudah disumpal oleh bibir pemuda tersebut. Jiyeon berusaha melepaskan dirinya namun semakin ia meronta semakin kasar ciuman yang diberikan oleh Sehun padanya.

Bukan sampai disana saja, Sehun bahkan menyentuh bagian sensitif milik Jiyeon dengan jari jemarinya yang besar, seketika pertahanan Jiyeon pun roboh, wanita itu akhirnya berhasil dibawa melayang oleh sentuhan lembut dari jari jemari miliknya dan dalam waktu yang bersamaan pula kecupan itu sedikit demi sedikit melembut. Ya, Sehun mulai melumat bibir mungil milik gadis itu dengan lembut namun tetap menuntut balasan dari sang empunya.

Tubuh mungil Jiyeon pun lalu diangkatnya menuju tempat tidurnya dan setibanya disana, Sehun meletak kan tubuh Jiyeon dengan sangat hati-hati ke atas ranjang bersamaan dengan dirinya. Jiyeon tak dapat berkutik karena dirinya masih di sibuk kan oleh bibir Sehun yang semakin menuntut akan bibirnya sampai-sampai ia tak tahu kalau kancing baju yang saat ini sedang ia kenakan sudah terbuka hampir setengahnya oleh Sehun. Tubuh Jiyeon semakin meleleh saat kecupan demi kecupan lembut dari bibir sang pria tersebut mengecup setiap inci jenjang tubuhnya.

Suasana semakin memanas dan saat Sehun hendak kembali mencium bibir milik Jiyeon yang ranum tersebut, tiba-tiba daun pintu kamar Sehun ada yang mengetuk.

“Tok…tok…tok…”

Sontak Sehun dan wanita yang ada di bawah tindiannya terkejut. Sehun lalu bangkit dari atas tubuh Jiyeon dan kemudian berkata. “Saya tak mau diganggu, pergilah!” titahnya setengah berteriak.

Melihat ada kesempatan, Jiyeon langsung bangkit dari atas ranjang dan dia langsung merapikan pakaiaannya. Aktivitasnya tersebut tak sengaja di lihat oleh Sehun. Dengan nada yang  dingin Sehun lalu menyuruh Jiyeon segera juga pergi dari dalam kamarnya. “Kau juga pergilah sekarang.” ucapnya angkuh, pemuda itu bersikap seperti tak pernah terjadi apapun di antara mereka berdua.

Jiyeon pun langsung mengikuti perintah Sehun untuk meninggalkannya, namun saat dirinya berjalan melewati lelaki itu, tiba-tiba Sehun menahan langkah kakinya dengan menggengam erat pergelangan tangan milik Jiyeon.

“Maaf, aku sudah kelewatan batas terhadapmu. Kau…” untuk sesaat Sehun terdiam dia terlihat nampak sulit untuk melanjutkan ucapannya. Jiyeon penasaran dengan kelanjutan perkataan Sehun dan kemudian Jiyeon bertanya. “Aku apa?”

Dengan menghela napas yang panjang akhirnya Sehun melanjutkan perkataannya. “Kedua matamu saat menatapku sama persis seperti miliknya dan itu membuatku menjadi hilang akal saat itu. Aku pastikan hal itu tak akan pernah terjadi lagi ke depannya. Jadi kau tak…”

“Anda tak perlu mengkhawatirkan saya, Tuan. Saya akan mengangap ini tak pernah terjadi, Saya akan bawakan kembali sarapan untuk anda, Tuan.” potong Jiyeon dan setelah itu wanita tersebut pergi meninggalkan Sehun.

Ternyata di depan pintu ada seseorang yang sudah menunggu Jiyeon keluar. Di sana ada seorang pria paruh baya sedang berdiri di sisi samping pintu. “Apa anda baik-baik saja?” tanya pria tua tersebut dan Jiyeon pun menjawabnya dengan tersenyum simpul. “Tolong bawakan kembali sarapan untuk Tuan.”

Tak sengaja pria paruh baya itu melihat wajah Jiyeon yang terluka. “Apakah anda yakin tak apa-apa?”

“Aku baik-baik saja, Pak.”

“Tapi… anda terluka.”

Jiyeon lalu menyentuh kembali sebelah pipi kanannya yang terluka. “Ini hanya luka kecil, cepat bawakan lagi sarapan, Tuan.”

“Sampai kapan anda akan berpura-pura menjadi pembatu rumah tangga Tuan Oh, Nyonya? Dengan tabiat Tuan yang arrogant apakah Nyonya sanggup menahannya? Ini bukan sebulan dua bulan tapi ini sudah hampir dua tahun Tuan Oh melupakan anda, Nyonya.” ujar pria tua itu dengan sendu terhadap istri Tuannya.

“Padahal Nyonya bisa saja dengan mudah meninggalkan Tuan Oh, kenapa Nyonya masih mempertahankannya.” tambahnya kembali. Mendengar perkataan pria paruh baya tersebut Jiyeon pun hanya bisa tersenyum tipis dan kemudian berkata. “Bagaimana aku bisa meninggalkan dirinya sedang dia tak bisa melupakan diriku.

Pria itu menghela napasnya yang panjang mendengar jawaban dari Jiyeon. “Ironis memang dia masih mencintai anda tapi dia lupa dengan wajah istrinya. Tapi Nyonya…”

“Semua itu terjadi karena diriku. Seandainya aku bisa menjaga diriku mungkin semua itu tak akan pernah terjadi.”

“Ini bukan salah anda Nyonya, tak ada yang salah di sini.” bantah lelaki tua itu tapi tanggapan dari Jiyeon berbeda, wanita itu tetap menyalahkan kebodohan yang sudah ia lakukan. “Seandainya aku tidak mengalami kecelakaan saat memberikan dokumen kepadanya dan juga seandainya aku tak koma, mungkin Sehun tak jatuh kejurang saat hendak ke rumah sakit. Semuanya itu salahku.”

Pria tua itu tertegun saat melihat manik milik Jiyeon mulai berkaca-kaca. Pria itu tahu kalau Nyonya Oh pasti sangat tersiksa saat menyadari dirinya sadar dari komanya, sang suami tak mengenalinya lagi. Ya, pria yang ia cintai menderita trauma spikologi. Karena merasa sangat bersalah terhadap istrinya ia sampai-sampai melupakan wajah sang istrinya meskipun ia sangat mencintainya. Tak ada obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut, karena hanya sang penderita itu sendiri yang dapat menyembuhkan traumanya.

“Apakah tidak lebih baik bila kita memberitahukan kebenarannya kepada Tuan Oh sekali lagi, Nyonya?” tanya sang pria tua itu kembali  dengan hati-hati. Jiyeon terdiam, terlihat dengan jelas ia sangat sulit untuk menjawab pertanyaan ketua pelayan rumahnya.

“Tidak, aku tak mau membuat dirinya semakin terpuruk. Apakah anda lupa saat aku mengaku sebagai istrinya, Dia  hampir saja bunuh diri bila harus mengakuiku sebagai istrinya.”

Pria tua itu masih sangat ingat dengan kejadian itu, dia menjadi sangat kasihan terhadap Nyonya Oh, yang harus selalu menerima makian, omelan bahkan tatapan sinis dari pria yang ia cintai.

“Biar semuanya mengalir dengan apa adanya.” tambah Jiyeon kepada sang pria tua tersebut. Lalu pria tua itu pergi mengambil kembali sarapan untuk Sehun di dapur. Setelah kepergian orangtua tersebut, tiba-tiba meneteslah buliran-buliran bening dari kedua sudut matanya. Ya, airmata yang sudah lama di bendungnya akhirnya jatuh begitu saja membasahi kedua pipi Jiyeon

“Aku akan selalu berada di sisimu meskipun kau tlah melupakanku bahkan sekalipun kau tak mengenali diriku lagi, aku akan tetap terus berada di sisimu, Oh Sehun-ah.” lirihnya seraya menatap sendu ke arah dinginnya bilik pintu yang  sudah tertutup rapat tersebut.

-Fin-

~OoO~

Haluu… ketemu lagi dengan Phiyun di sini ^^

Aku membawakan FF baru lagi nih untuk kalian semua, aku harap kalian menyukainya. Maap bila ada typo yang bertebaran maklum authornya cuman manusia biasa 😀

Authornya buat ini cerita gaje gegara abis nonton remember: war of the Son. N endingnya nyaris sama kaya FF buatanku ini. Padahal pas aku buat n publis di blog ku, tuh film belum tamat di korea meskipun di hari yang sama tapi aku publishnya pas siangnya sedangkan kita bisa nonton online nanti malemnya. Meskipun endingnya berakhir ngenes tapi semoga kalian tetap menyukainya 🙂

Butuh Sequel? Silakan berikan komen kalian di bawah. Bila banyak yang memintanya maka author akan membuat sequelnya 🙂 Dan bila jadi kemungkinan sequelnya bakalan aku gembok, kan bahaya kalau gak di gembok,  haha 😀 secara ini genrenya Marriage Life ❤

FF ini pernah aku publish sebelumnya di sini : https://taraqueensfanfictions.wordpress.com/

130 thoughts on “[Vignette] Stay

  1. Baru nemu ni ff..
    Suka banget dg ceritanya, feelny dapet banget, serasa masuk ke dunia mereka, rasanya nyesek banget jd jiyeon..
    Penasaran banget dg lanjutannya..
    Boleh mnta pw utk sequelny gk?

    Liked by 1 person

  2. Baru aja nemu Fanfic ini dan aku suka banget sama ceritanya!! Penasarasan sama sequelnya bakal kaya gimana ceritanya. Kasian banget Jiyeon harus dilupain sama Sehun, ya walau ngga secara sengaja

    Liked by 1 person

  3. Kak aku suka banget ceritanya, yang sehun arogan arogan, wkwk. Btw aku baru nemuin ff ini hari ini, makanya baru komen. Jadi aku permisi mau minta pw buat sequelnya kak, mwehehe. Makasih kak

    Liked by 1 person

    • Senengnya kalau kamu suka 🙂
      Oh iya, pwnya udah aku kirim ya, silakan cek emailnya. pwnya sama kok, jadi kamu bisa buka di sini maupun di t-ara fanfictions 🙂

      sekali lagih makasih yah dah berkunjung kemari ^^

      Like

Write your great opinion ^^