The Winter’s Tale

yang-min-soo-winters-tale

 | Yang Min Soo | Do Kyungsoo, Kim Myungsoo , Go Jihyun (OC), Byun Baekhyun | Genre: Romance, Sad, AU! | Length: Oneshoot | Rate: PG-13 |

Cast belong to god. Don’t be plagiarism, don’t bash, and i hope you like it, guys 🙂

Poster By LAYKIM @ IFA

 

Kisah cinta di musim dingin. Dimana kemunculan Do Kyungsoo, cinta pertama Go Jihyun yang membuat kisah cinta antara Jihyun, Kyungsoo, dan Myungsoo begitu rumit. Siapakah pria yang akan menjadi takdir Jihyun? Do Kyungsoo ataukah Kim Myungsoo?

 

 

 

 

 

Matahari terlihat malu menampakkan sinarnya, setitik putih turun dari langit dengan lembut, angin dingin berhembus membuat orang-orang memakai pakaian lebih.

Seorang pria dengan mata bulat menggemaskan, bibir berbentuk hati, dan wajahnya yang Cute tengah berjalan menelusuri jalan, mencari sebuah inspirasi. Ia pun membenamkan mulut kecilnya ke dalam syal merah yang melingkar manis di lehernya. Tak lupa ia memasukkan kedua tangannya ke saku Coat merah yang kini tengah ia kenakan.

 

 

Langkah pria itu terhenti, ia menatap langit yang terus saja menurunkan butiran salju. Ia tersenyum, bibirnya melengkung indah berbentuk hati.

“Kyungsoo?”

Merasa namanya dipanggil, pria itu mencari sumber suara. Penasaran akan orang yang memanggil namanya.

Seorang pria berlari ke arahnya, menyingkirkan sedikit syal merah yang menutup mulut kecil pria bermata bulat tersebut.

“Ya Tuhan! Kau benar-benar Do Kyungsoo!” seru pria bermata sipit dengan Coat berwarna cokelat itu. Ia memeluk Kyungsoo, meluapkan segala kerinduannya.

“Byun Baekhyun?”

“benar, aku Baekhyun” Baekhyun tersenyum mengetahui Kyungsoo masih mengingatnya. Terlebih pria itu sudah Lost Contact selama hampir 5 tahun.

“Kyungsoo-ya! Aku senang akhirnya kita bisa bertemu lagi! Selama ini kau dimana?”

Kyungsoo hanya tersenyum kecil. Enggan menjawab pertanyaan dari pria Childish di hadapannya itu.

“ayo kita ke Cafe! Banyak hal yang ingin kuceritakan padamu”

************

 

 

Kyungsoo meniup Cappuccino miliknya. Sesekali ia meneguk Cappuccino miliknya, berusaha menahan rasa risih saat Baekhyun terus menatapnya tanpa berkedip. Entah mengapa, Baekhyun masih sama anehnya seperti terakhir kali ia bertemu. Padahal pria yang memiliki Puppy Eyes menggemaskan itu sudah berumur 25 tahun.

“Baekhyun-ah…”

“kenapa?”

“jangan tatap aku seperti itu”

“memangnya kenapa?”

“kau terlihat aneh”

Baekhyun hanya tertawa sesekali menutup mulutnya. Kyungsoo tidak berubah. Masih pendiam dan To the point seperti biasanya.

“apa pekerjaanmu?”

“membuat komik”

“benarkah?! Bisakah kau menggambar untukku?”

“tidak ada yang gratis” Baekhyun hanya mengerut kesal.

“aku hanya bercanda, Baekhyun-ah”

“Kyungsoo-ya, selama ini kau dimana?” tanya Baekhyun, pertanyaan itu kembali terlontar dari bibirnya.

Kyungsoo hanya tersenyum tipis. Ia kembali tak menjawabnya. Terlalu sulit untuk dijelaskan.

“kau masih mencintai Go Jihyun?”

 

DEG!

 

Kyungsoo membulatkan matanya, menatap intens pria berumur 25 tahun itu. Nama gadis itu, nama yang selalu membuat jantungnya berdentum keras. Nama cantik tersebut selalu membuat wajahnya memerah setiap memikirkannya. Hanya karena gadis memiliki nama Go Jihyun membuatnya tak bisa mengendalikan diri.

“kau masih mencintainya?”

Kyungsoo menggeleng sambil tersenyum. Senyuman penuh kebohongan seraya menjawab pertanyaan Baekhyun, “tidak. Itu sudah terlalu lama”

“baguslah. aku tidak harus menyesal mengatakan hal ini” Kyungsoo menaikkan salah satu alisnya, tidak mengerti maksud Baekhyun.

“maksudmu?”

“Jihyun dan Myungsoo berpacaran”

 

DEG!

 

Apa katanya? Berpacaran? Yang benar saja!

 

“ia berpacaran dengan Myungsoo sejak beberapa bulan yang lalu. Awalnya aku tidak menyetujui  hubungan mereka bahkan terkesan menyuruh mereka berpisah. Jabatanku sebagai CEO dari agensi mereka membuatku bisa melakukan apa saja. Tetapi Myungsoo, anak itu memaksa untuk mempublikasikan hubungannya dengan Jihyun dan aku sudah menyerah untuk mencegahnya” jelas Baekhyun tanpa jeda. Kyungsoo hanya terdiam, mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Baekhyun.

“kau tidak masalah dengan itu kan?” nada bicara Baekhyun sedikit menyiratkan rasa bersalah.

“itu sudah berjalan lama, Baekhyun-ah. Sekarang aku dan dia memiliki jalan masing-masing. Tentu hal itu tak akan berpengaruh untuk hidupku” jawab Kyungsoo sambil tersenyum, menyembunyikan sejuta luka yang kini bersarang di hatinya.

“baguslah. Kukira kau akan sedih dan membenciku. Aku takut akan hal itu”

“aku tidak akan seperti itu, Baekhyun-ah”

Bohong bila dikatakan Kyungsoo baik-baik saja dengan fakta tersebut. Ia jauh dari kata baik-baik saja. Hatinya terasa perih dan rasanya ia ingin menarik kembali Jihyun ke pelukannya. Tetapi ia bisa apa?

 

Kyungsoo sudah terlanjur melepaskannya.

 

 

Tiba-tiba ponsel Baekhyun berdering. Kyungsoo hanya menikmati Cappuccino miliknya sambil menatap intens Baekhyun yang sibuk bercengkrama dengan lawan bicaranya di telpon.

“Kyungsoo-ya, maaf! Aku harus pergi” ujar Baekhyun setelah pembicaraannya di telpon selesai.

“mmm?”

“sekarang aku harus ke kantor, ada hal yang harus aku selesaikan” Baekhyun terlihat panik. Ia langsung mengenakan Coat cokelat miliknya yang sempat ia lepas.

“maaf, aku tak bisa menemanimu lebih lama. Oh ya, ini nomor telponku. Ku harap kau sering-sering menelponku” pinta Baekhyun sambil menyerahkan kartu nama pada Kyungsoo.

“aku pergi dulu!”

“hati-hati Baekhyun-ah”

 

 

Setelah kepergian Baekhyun, Kyungsoo memutuskan untuk memesan makanan. Kebetulan perutnya sudah minta diisi. Tapi matanya tertuju pada sebuah benda hitam yang tergeletak di kursi tepat di hadapannya. Kyungsoo menghela napas, Baekhyun tidak berubah. Ia masih ceroboh seperti biasanya.

“dia meninggalkan dompetnya sendiri. Benar-benar tidak berubah” gumam Kyungsoo

 

 

Keesokan harinya

Kyungsoo menatap gedung megah yang kini tempat ia berpijak. Sesekali ia membuat mulutnya berbentuk O. Keluarga Byun memang terkenal memiliki sebuah agensi terbesar yang mendidik para artis.

“maaf, CEO Byun sedang berada di ruang Meeting. Tetapi anda bisa menunggunya di kantor” ujar resepsionis pada Kyungsoo.

“terima kasih”

************

 

 

Kyungsoo terduduk di sofa empuk yang berada di ruang Baekhyun. Berbagai berkas dan jendela besar yang memperlihatkan panorama kota. Kyungsoo akui, pria aneh itu sudah sukses.

 

 

Karena terlalu lama menunggu Baekhyun, mata Kyungsoo terasa berat seperti sebuah batu menindih matanya. Perlahan matanya terpejam lalu terbang ke alam mimpi.

************

 

 

Seorang wanita cantik dengan senyuman berjalan menuju ruangan Baekhyun. Wanita cantik dengan kulit seputih susu, mata lebarnya yang sangat cantik, mulut merahnya yang menggoda, tubuh tinggi dengan kaki yang indah, serta tak lupa tubuhnya yang ramping terlihat senang menuju ke ruang Baekhyun. Tak lupa ia melempar senyum manisnya yang membuat siapapun akan terpesona dengan kecantikannya pada setiap orang yang lewat di dekatnya.

“Baekhyun-ah! Ada yang mau ku—“ wanita itu tercekat melihat siapa yang berada di ruang Baekhyun. Bukan Baekhyun, melainkan Kyungsoo yang masih asyik di alam mimpi.

“Kyungsoo-oppa…”

Perlahan wanita itu mendekat ke arah Kyungsoo. Ia menjatuhkan pantatnya di sofa, tepat di samping Kyungsoo. Wanita itu menatap setiap inci wajah Kyungsoo. Pria itu tak berubah, tetap tampan dan Cute seperti biasanya. Walau tubuhnya terkesan lebih kurus dari terakhir kali ia melihat pria bermata bulat tersebut.

“Kyungsoo-oppa, aku merindukanmu”

************

 

 

Baekhyun terlihat panik, ia berlari seperti orang gila tepat 5 detik setelah rapat selesai. Ia tak menyangka rapat akan selama ini. Padahal ia sedang dikejar waktu agar bisa bertemu dengan Kyungsoo yang mungkin sudah 2 jam lebih menunggunya. Baekhyun merutuk para pemegang saham yang sengaja mengulur waktu rapat.

 

 

Baekhyun menghela napas lega melihat Kyungsoo masih tertidur dengan nyamannya, tanpa bergerak sedikitpun dari posisi semula. Tapi melihat sebuah Coat berwarna pink yang menyelimuti tubuh Kyungsoo dahi Baekhyun mengkerut.

 

Coat itu milik siapa?

 

TOK! TOK! TOK!

 

Lamunan Baekhyun buyar, seiring dengan ketukan pintu halus dari luar. Ia berbalik ke arah pintu, menatap pria yang mengetuk pintu tadi.

“Myungsoo-ya”

“Baekhyun-ah”

“ada apa?” tanya Baekhyun ramah, ia memang dikenal dengan keramahannya pada setiap artis agensinya.

“apakah Jihyun sudah ke sini?”

“Jihyun?”

“sepertinya belum ya? Tadi dia ke sini karena mau membicarakan tentang World Tour yang akan direncanakan itu. Dia keberatan sepertinya” Baekhyun hanya diam lalu menatap Kyungsoo yang kini masih tertidur.

 

Mungkinkah Coat itu milik Jihyun?

 

“ah, nanti aku pikirkan lagi. Lagipula kita belum mengumumkan ke publik. Tidak masalah bila dibatalkan. Terima kasih sudah memberitahu jauh-jauh hari” ucap Baekhyun sambil tersenyum.

Mata elang Myungsoo teralih oleh seorang pria yang sedaritadi terus tertidur. Ia mengerutkan dahinya. Seperti mengenal pria berwajah Cute tersebut.

“itu siapa?” tanya Myungsoo, menunjuk ke arah Kyungsoo.

“Do Kyungsoo” jawab Baekhyun singkat, namun nada bicaranya sulit ditebak.

“Do Kyungsoo?”

“iya, Do Kyungsoo. Kau tahu kan?”

Myungsoo hanya terdiam. Ia tahu siapa itu Do Kyungsoo. Pantas ia seperti pernah melihat wajah Cute itu. Jadi dia yang bernama Do Kyungsoo? Apa Jihyun tahu kalau pria itu telah kembali?, tanya Myungsoo dalam hati. Ada sedikit kekhawatiran di raut wajah tampannya.

 

 

Seminggu kemudian

Kyungsoo terlihat asyik dengan dunianya sendiri. Tangannya sibuk mengarsir animasi yang akan ia setorkan pada editor. Ia terlihat senang, seakan dunia itu hanya miliknya dan animasi. Kalau Kyungsoo sudah tenggelam dalam dunia animasi, tak mempedulikan sifat Overprofektifnya pada kebersihan. Terlihat dari lantai rumahnya yang berserakan berbagai alat kerja.

 

Ting! Tong!

 

Kyungsoo menghela napas. Bunyi bel rumahnya merusak imajinasinya. Dengan langkah malas ia berjalan menuju pintu, bermaksud membukakan pintu tamu yang berhasil membuat dunianya terpecah.

 

 

Mata Kyungsoo membulat melihat siapa tamunya kali ini. Seorang wanita cantik dengan kulit putih seperti mutiara, mata lebar, mulutnya yang memerah, dan tubuhnya yang ramping. Wanita yang sempat mengisi hidupnya. Wanita yang kini masih menjadi pemilik hatinya.

“Jihyun-ah”

“oppa, apa kabar?”

Kyungsoo tidak menjawab. Ia hanya terdiam. Seakan wanita di hadapannya hanya sebuah fantasi indah yang akan meruntuhkannya bila tersadar.

“oppa?”

Benar-benar. Wanita cantik itu bukan ilusi. Ia benar-benar Go Jihyun. Kyungsoo tak mengerti, bagaimana wanita itu bisa mengetahui alamat rumahnya?

“oppa, boleh aku masuk?”

Kyungsoo hanya menyingkirkan tubuhnya dari pintu, bertanda bahwa wanita itu dipersilahkan masuk. Kyungsoo memang bukan tipikal pandai berbicara, tapi gerak tubuhnya membuat orang-orang mengerti akan tindakannya.

 

 

Kyungsoo sibuk membereskan alat kerjanya, membiarkan Jihyun mengelilingi rumahnya. Wanita itu tidak berubah. Suka sekali mengintograsi rumahnya.

 

Sekalipun kini wanita itu bukan milik Kyungsoo lagi.

 

Jihyun hanya mengerutkan bibirnya. Kyungsoo tidak berubah menurutnya. Selalu saja Overprofektif terhadap kebersihan yang terkadang membuatJihyun malu. Bukan pasalnya wanita itu tidak bisa membereskan apa yang menjadi miliknya, tetapi ia tak bisa bertahan lama dengan barang yang sudah ia rapikan. Butuh waktu 2 jam agar barangnya kembali berantakan seperti sebelumnya.

“kau mau kubuatkan apa?”

Suara Kyungsoo sontak membuat Jihyun terkaget. Ia tersedak dengan Saliva nya sendiri. Wanita cantik itu berbalik, bermaksud untuk berhadapan dengan lawan bicaranya.

“apa saja”

“benarkah?”

“iya”

Kyungsoo hanya mengangguk ria lalu berjalan menuju dapur. Tanpa pria itu sadari, Jihyun memegang dadanya. Debaran itu masih sangat terasa, atau mungkin lebih berdentum keras melebihi yang dulu.

 

Jihyun masih mencintai seorang Do Kyungsoo

************

 

 

Jihyun terlihat lahap menikmati Spaghetti buatan Kyungsoo. Pria bermata bulat itu memang pandai memasak. Dan rasanya Jihyun merindukan masa-masa ia bersama Kyungsoo dulu.

“bagaimana? Enak?” tanya Kyungsoo, ia mendagu sambil menatap wajah wanita di hadapannya.

“seperti biasanya, enak!”

“hati-hati kalau makan”

“aku tahu, oppa”

“oh ya, bagaimana kau tahu rumahku? Dan kenapa kau ke rumahku?” tanya Kyungsoo, ia berusaha menahan debaran yang kini mendominasi jantungnya.

“aku mau mengambil Coat milikku”

Coat?”

“iya. Coat warna pink”

Kyungsoo membulat mendengarnya. Ia teringat perkataan Baekhyun seminggu yang lalu saat ia mengunjungi kantor pria itu.

 

 

Flashback

Kyungsoo terbangun, ia melihat Baekhyun duduk di sampingnya. Perlahan ia mengusap matanya, lalu mengumpulkan kesadarannya.

“kau sudah bangun?” tanya Baekhyun, Kyungsoo hanya mengangguk.

“maaf, sudah membuatmu menunggu terlalu lama” sesal Baekhyun

“tidak apa-apa”

Tiba-tiba Kyungsoo menyadari sesuatu. Sebuah Coat berwarna pink menyelimuti tubuhnya. Ia yakin kalau ini bukan milik Baekhyun. Terlihat dari desain Coat tersebut yang diperuntukkan untuk wanita.

“ini milik siapa, Baek?”

“ah, Coat itu”

“milik siapa?”

“aku tidak tahu. Kau simpan saja”

“hah?”

“kau simpan saja. Nanti pemiliknya juga akan ke rumahmu untuk mengambil Coat  tersebut. Lagipula aku juga tak tahu siapa pemiliknya. Kalau aku menemukan pemiliknya, aku akan menyuruhnya untuk ke rumahmu”

Kyungsoo hanya mengerutkan dahinya. Ia menatap lekat Coat pink yang kini di tangannya. Seperti mengenali warna kesukaan seseorang yang ia kenal.

Flashback end

 

 

“terima kasih atas hidangannya yang membuat perutku puas” ucap Jihyun saat ia pamit kembali.

“iya”

“terima kasih juga sudah mencuci Coat milikku, setidaknya mengurangi tenagaku”

“mmm”

“oh ya oppa, satu lagi” ujar Jihyun, langkahnya terhenti tepat di ambang pintu.

Kyungsoo menghela napas. Jihyun tidak berubah, tetap cerewet seperti biasanya. Terkadang Kyungsoo bertanya-tanya, bagaimana caranya agar wanita itu diam hanya dalam waktu 5 menit?

“ini”

Kyungsoo mengerutkan dahinya, menatap sebuah kertas yang diberikan oleh Jihyun. Ia menatap intens wanita tersebut, seakan bingung.

“datanglah ke konserku”

“apa?!”

“kumohon. Hanya sekali ini saja, oppa datang ke konserku” pinta Jihyun, memberikan Aegyo yang selalu membuat Kyungsoo tak bisa menolak apapun permintaan wanita tersebut

“aku tidak janji”

“oppa…” rajuk Jihyun, Kyungsoo hanya menghela napas.

“oppa datang ya?”

“aku bilang, aku tidak janji”

“aisssh, ya sudahlah. Padahal aku sudah susah payah menyisakan tiket untukmu, oppa!”

“lalu kekasihmu?”

Jihyun tercekat mendengarnya. Ia merutuk Kyungsoo yang tidak tepat menanyakan perihal kekasihnya tersebut.

“bagaimana dengan kekasihmu?”

“mmm, dia sibuk bahkan lebih sibuk dibanding denganku”

“oh”

“jadi oppa mau datang kan?” tanya Jihyun, berusaha mengalihkan pembicaraan.

“aku tidak janji”

“baiklah, setidaknya oppa usahakan ya! Aku pamit pulang dulu! Annyeong!”

Kyungsoo hanya melambaikan tangannya, mengiringi mobil milik Jihyun yang mulai tak terlihat dari pandangannya. Kyungsoo menghela napas, lalu menghentikan lambaian tangan yang cukup membuatnya pegal.

“Jihyun-ah, apa yang harus kulakukan? Kalau kau seperti ini, akan sulit untukku melepaskanmu”

 

 

Seminggu kemudian

Kyungsoo menghembuskan napas dengan kasar. Sesekali ia mengumpat, bagaimana sesaknya tempat ia berada. Sekarang ia menyesali mengikuti permintaan wanita itu seminggu yang lalu.

 

 

Kyungsoo memasang Earphone di kedua telinganya. Setidaknya mengurangi suara bising yang kini mendominasi telinganya. Ok, Kyungsoo akui kalau Jihyun terlihat sangat sempurna saat di panggung. Tetapi bisakah mereka semua menutup mulut dan menikmati pertunjukkan wanita tersebut?

Setidaknya melihat Jihyun tampil dengan anggun dan suaranya yang membuat siapapun yang mendengarnya merasa seperti terbang ke langit cukup membuat Kyungsoo bertahan di antara himpitan para penonton yang terus saja membuatnya mengumpat kesal. Ayolah, tubuhnya sudah mulai terasa pegal dan sakit. Terkadang ada penonton yang Kyungsoo akui adalah fans fanatik malah menyerobot ke depan, demi melihat idolanya tersebut.

 

 

Rasanya Kyungsoo ingin pulang lalu berbaring di tempat tidur sekarang juga. 

************

 

 

Kyungsoo merasakan ponselnya bergetar, tepat 5 menit setelah konser selesai. Ia mengerutkan dahinya, sesekali tangannya sibuk dengan layar ponsel.

 

From: Jihyun

Oppa, terima kasih sudah datang! Sudah kuduga, kau akan datang ke konserku, kekeke~ 

Sebagai gantinya, aku akan menghadiri fansign mu besok dengan penyamaran yang sempurna! Sampai bertemu besok ^^

 

 

Keesokan harinya

Tangan Kyungsoo sibuk menulis sesuatu di berbagai kertas. Ia tak menyangka, ternyata acara Fansign yang diadakan oleh penerbitnya sukses besar. Banyak penggemar komik buatan Kyungsoo yang datang. Dan Kyungsoo terharu akan hal tersebut.

“huuaah, oppa tampan! Tidak menyangka akan ada pembuat komik setampan ini”

“oppa! Kau harus sering-sering mengadakan acara Fansign lagi!”

“aku suka ceritamu, benar-benar menyayat hati! Aku selalu menangis membacanya walaupun sudah 100 kali!”

“aku harap kau terus berkarya dan sehat! Fighting!”

 

Kyungsoo hanya tertawa kecil, geli akan setiap fansnya yang bertingkah aneh. Memang banyak fans yang mengagguminya karena ketampanannya yang di atas rata-rata. Terlebih alur cerita Kyungsoo yang membuat siapapun akan menangis dibuatnya.

 

Dan itu adalah cerita antara dirinya dan Jihyun. 

 

“Kyungie-oppa…”

Kyungsoo yang tengah sibuk tanda tangan terkaget. Mendengar panggilan tersebut, ia langsung mengangkat kepalanya ke atas, penasaran akan siapa yang memanggilnya seperti itu. Seingatnya, hanya orang terdekat yang mengetahui panggilan tersebut.

Seorang perempuan terlihat berdiri di hadapannya. Dengan pakaian serba hitam serta kacamata hitam. Tak lupa masker hitam yang menutupi wajahnya.

“oppa…”

Kyungsoo membulatkan matanya, ia kenal akan suara itu. Sedikit menyipit, berusaha meyakinkan dugaannya. Dan perempuan di hadapannya itu sedikit menurunkan posisi maskernya dengan hati-hati, takut ada fans yang mengenalinya.

“ini aku Jihyun” bisiknya

“sudah kubilang, aku akan datang kan?”

Kyungsoo masih terdiam. Tak menyangka kalau wanita itu benar-benar memegang kata-katanya. Di tengah jadwalnya yang sibuk, Jihyun berusaha untuk pergi ke Fansign Kyungsoo. Menetapi janjinya kemarin karena Kyungsoo sudah mengusahakan untuk datang ke konsernya.

“oppa, aku ada hadiah untukmu. Ini topi dengan Style kesukaanmu dan syal berwarna merah. Kuharap kau pakai ya” Kyungsoo hanya mengerjapkan matanya, berusaha mengumpulkan konsentrasinya.

“bagaimana penyamaranku? Berhasil kan?” Kyungsoo hanya mengangguk pelan. Wanita itu memang berhasil menyamar, tanpa seorangpun yang menyadarinya kecuali dirinya.

“oh ya oppa, sebelum aku pergi karena fans mu sudah ribut, mau kah kau jalan-jalan bersamaku?”  Kyungsoo membulatkan matanya, terkejut dengan ajakan wanita di hadapannya itu.

“4 hari lagi aku Off dan Myungsoo-oppa ada konser di luar negri. Dia tidak bisa menemaniku, mau kah kau menemani hari liburku? Hanya sehari saja” pinta Jihyun menunjukkan Puppy Eyes yang menggemaskan.

Kyungsoo menghela napas, lagi-lagi ia tak bisa menolak permintaan wanita tersebut. Ia menatap ke arah lain, mulutnya bergerak, “iya, aku akan menemaniku”

“benarkah?! Terima kasih!” ucap Jihyun senang. Tanpa sadar mengecup manis pipi Kyungsoo, kebiasaannya setiap semua permintaannya dituruti oleh Kyungsoo

“aku pergi dulu! Manager ku sudah menelponku berkali-kali! Sampai bertemu 4 hari lagi, oppa!” pamit Jihyun, tanpa mengetahui kalau jantung Kyungsoo tidak tenang saat ini.

 

 

Kecupan Jihyun masih terasa manis seperti biasanya.

 

 

 

 

4 hari kemudian

Kyungsoo menatap langit yang masih saja menurunkan butiran salju. Sesekali ia memainkan kakinya, berusaha menghilangkan bosan karena menunggu Jihyun.

“oppa!”

Kyungsoo menengok ke arah sumber suara. Terlihat Jihyun dengan pakaian serba pink tengah berlari ke arahnya.

“maaf, aku telat”

“tidak apa-apa. Sekarang kita mau kemana?”

“ke sekolah kita yang dulu?”

************

 

 

 

Kyungsoomenatap sekolah yang dulu sempat menjadi tempat bersejarah dalam hidupnya. Dimana tepat itulah yang menjadi tempat ia menuntut ilmu dan tempat pertama kali ia menemukan cinta pertamanya. Sesekali Kyungsoo melirik ke arah Jihyunyang asyik menikmati pemandangan sekolah yang semakin indah.

Kyungsoo tak pernah satu sekolah apalagi satu kelas dengan Jihyun. Mereka terpaut 4 tahun yang membuat mereka tak pernah satu sekolah. Walau seperti itu, sekolah mereka berada di bawah yayasan yang sama. Terlebih gedung untuk SMP dan SMU bersampingan. Tak sulit bagi mereka untuk bertemu satu sama lain.

Kyungsoo teringat, dulu pertama kalinya ia bertemu dengan Jihyun saat di klub melukis. Klub antara SMU dan SMP memang sengaja digabung untuk memudahkan dalam pengurusan. Ia ingat, Jihyun tidak terlalu suka melukis walaupun gadis itu punya bakat dalam melukis.

 

 

 

 

Flashback

Jihyun, murid kelas VIII-C terlihat kesal. Pasalnya, ia harus masuk ke klub melukis, meninggalkan klub vokal yang ia cintai hanya karena sebuah taruhan. Dan Jihyun menyesal karena telah menerima taruhan tersebut.

Saat memasuki ruang klub melukis, matanya hanya menangkap seorang murid SMU yang sibuk melukis. Berbagai alat lukis terlihat berserakan di sekitar kaki murid tersebut. Jihyun mengerutkan dahinya, mendekat ke arah murid bermata bulat tersebut.

“sunbae?” dengan asal Jihyun memanggilnya. Jelas ia tahu kalau murid itu adalah seniornya, sekilas dari seragamnya yang berbeda dengannya. 

Murid itu menangkap kepalanya, berusaha melihat siapa yang mengajak bicara dengannya. Ia terpana melihat kecantikan yang terpancar dari wajah Jihyun. Siswi kelas VIII-C itu berhasil membuatnya hilang konsentrasi. 

“sunbae?” lamunan murid itu tersadar, ia kembali mengumpulkan konsentrasinya yang sempat terpecah belah.

“apa?” 

“mmm, aku mau masuk klub melukis”

“benarkah?” Jihyun hanya mengangguk. 

“baiklah, siapa namamu?”

“Go Jihyun”

“kelas?”

“VIII-C”

“apa alasan yang membuatmu mau masuk ke klub melukis?”

“err, perlukah aku mengatakan sejujurnya?”

“tentu saja”

“aku kalah taruhan”

“hah?”

“aku kalah dari wali kelasku sendiri. Kami mengadakan taruhan. Kalau aku bisa mendapatkan nilai tes Fisika 100, ia tak akan memaksaku untuk masuk klub melukis”

“memangnya kau dapat nilai berapa?”

“98”

“lalu kenapa kau dipaksa masuk?”

“kata wali kelasku, aku memiliki bakat dalam melukis dan perlu dikembangkan. Aisssh, padahal melukis bukan Style ku”

Siswa SMU itu hanya tersenyum mendengar curahan hati Jihyun. Menurutnya, murid SMP di hadapannya benar-benar Cute. 

“oh ya, apakah sunbae adalah ketua klub ini?” siswa SMU bermata bulat itu hanya mengangguk, membenarkan dugaan Jihyun. 

“lalu siapa nama sunbae?”

“Do Kyungsoo”

Flashback end

 

 

 

Jihyun terduduk di salah satu kursi yang ada di ruang klub melukis. Ia teringat, dulu sering sekali Kyungsoo melukis di ruangan itu tanpa ingat waktu. Dan Jihyun bisa tahu bagaimana rasa cinta Kyungsoo akan dunia animasi.

“oppa…”

“kenapa?”

“bisakah kau menggambarku?”

“menggambarmu?”

“sekali saja”

Kyungsoo menghela napas, lagi-lagi ia tak bisa menolak permintaan Jihyun. Entah mengapa, sampai kapanpun ia tak bisa menolak apapun permintaan Jihyun. Perlahan Kyungsoo mulai menggambar wajah Jihyun.

 

 

“oppa…”

Kyungsoo tersentak kaget saat tiba-tiba Jihyun menangis. Wajah wanita itu memerah dengan air mata yang mengalir deras membasahi kedua pipinya. Dengan hati-hati Kyungsoo menaruh kuas, matanya tetap terfokus pada wanita tersebut.

“maafkan aku”

“untuk apa?”

“aku terlalu egois”

“mmm?”

“aku terlalu egois, lebih memilih untuk menjadi seorang penyanyi dibanding denganmu. Aku terlalu egois, meninggalkanmu di saat kau butuh seseorang di sampingmu. Aku minta maaf” Kyungsoo tercekat mendengarnya, ia hanya bisa terdiam. Matanya pun berkaca-kaca, seakan air mata juga ingin turun dari kedua mata besarnya seperti wanita di hadapannya.

“oppa, kau selalu ada untukku, kau selalu menemaniku, kau selalu menuruti apa yang ku mau bahkan hingga sekarang. Aku benar-benar mintaa maaf”

“oppa, walaupun aku milik Myungsoo-oppa, tapi hati ini tak berpindah. Aku masih mencintaimu, sangat mencintaimu”

“waktu 5 tahun tidak cukup untukku melupakanmu. Saat kau Lost Contact tanpa teman terdekatmu mengetahui keberadaanmu, aku sungguh panik. Aku seperti kehilangan sebuah yang berharga dalam hidupku dan itu kau, oppa. Sungguh, aku tak bisa melupakan rasa ini”

“aku menerima Myungsoo-oppa karena kukira ia bisa membantuku untuk melupakanmu. Myungsoo-oppa adalah pria yang baik dan mencintaiku dengan tulus. Sering kali aku merasa bersalah padanya karena ia hanya menjadi pelarianku darimu. Tapi seiring waktu, aku menyadari sesuatu. Kau tidak tergantikan, oppa. Aku tak bisa menghapus bayanganmu dalam benakku, tak bisa melupakan perasaan yang sudah tertanam hampir 7 tahun. Aku masih mencintaimu oppa”

“maafkan aku. Aku tak bisa melupakan cinta pertamaku sendiri”

Kyungsoo hanya terdiam. Tanpa ia sadari, air mata telah membasahi kedua pipi nya. Perkataan wanita itu sungguh membuat dadanya sesak.

 

 

 

 

Keesokan harinya

Karena terlalu memikirkan perkataan Jihyun kemarin, Kyungsoo jatuh sakit. Suhu tubuhnya naik menggila, ia merasakan panas dingin, dan tak lupa keringat yang tidak henti-hentinya keluar dari pori-pori kulitnya.

*************

 

 

 

 

“Jihyun-ah” lirih Baekhyun, sembari menatap wanita yang kini hanya tertunduk diam.

Baekhyun menghela napas, lalu menatap koran pagi yang menjadi langganannya. Sebuah Trending Topic yang kini membuat masyarakat heboh terutama fans Jihyun sendiri.

 

 

Go Jihyun, penyanyi solo yang sedang naik daun terlihat jalan-jalan bersama seorang laki-laki yang tidak diketahui identitasnya. Mungkinkah Jihyun berselingkuh dari Kim Myungsoo, kekasihnya?

 

 

“maaf” hanya itu ucapan yang bisa Jihyun katakan. Ia tak tahu akan serumit ini saat mengajak Kyungsoo jalan-jalan bersama, mengingat nostalgia.

“aku tahu kau masih mencintai Kyungsoo, tetapi seharusnya kau bisa mengendalikan diri. Kau tahu, publik telah mengecap mu sebagai kekasih Myungsoo” ucap Baekhyun lembut, pria itu memang tak bisa membentak pada seorang wanita yang tengah rapuh.

“aku benar-benar minta maaf” tangis Jihyun pecah, ia tak bisa menahan sesak di hatinya lagi.

Baekhyun memeluk wanita itu, memberikan ketenangan. Ia mengelus lembut rambut kecokelatan milik Jihyun seraya berkata, “tidak apa-apa. Aku akan mengurusnya”.

************

 

 

 

 

Myungsoo terlihat emosi saat menyetir mobilnya. Ia tak mempedulikan sumpah serapah yang ditujukan orang-orang akan cara menyetirnya yang gila itu. Yang terpenting baginya, ia harus menemui seseorang yang telah membuat hubungannya dengan Jihyun terlihat buruk.

************

 

 

 

 

Myungsoo mengetuk kasar pintu sebuah rumah. Tak mempedulikan tetangga yang terganggu akan perilakunya. Terlihat seseorang membuka pintunya dengan wajah pucat. Itu Kyungsoo.

“KAU!”

Myungsoo langsung menarik kerah baju Kyungsoo, menariknya masuk ke dalam rumah lalu membanting pintu. Ia tak peduli kalau pria di hadapannya lebih tua darinya. Emosi sudah memuncak dan ia tak bisa menahannya lagi.

“kau mau merusak hubunganku dengan Jihyun eoh?!”

“a–apa?”

“jangan pura-pura tak tahu! Kau belum lihat berita pagi ini?!”

“berita?”

 

 

Mata Kyungsoo membulat saat melihat layar ponsel milik Myungsoo. Ia menatap lekat Myungsoo, berusaha menjelaskan semuanya.

“Myungsoo-ssi, ini tidak seperti yang—”

“aku tahu kau dan Jihyun pernah saling memiliki! Kau adalah cinta pertama sekaligus kekasih pertamanya! Tetapi sekarang Jihyun milikku!” seru Myungsoo, menaikkan oktaf bicaranya”

“Myungsoo-ssi…”

“tidak bisakah kau membiarkanku untuk memiliki Jihyun? Tidak bisakah kau membiarkan hubungan kami seperti ini? Aku sungguh mencintainya”

Ucapan Myungsoo seakan membuat Kyungsoo membeku. Kalau Kyungsoo boleh egois, ia akan mengatakan yang sama. Ia juga mencintai Jihyun, sama seperti Myungsoo. Ia ingin kembali memiliki Jihyun, sama seperti Myungsoo.

 

 

Tetapi Kyungsoo lebih memilih untuk mengalah. 

 

 

“maaf”

Myungsoo hanya menatap marah Kyungsoo, seakan kata ‘maaf’ tidak cukup untuk meredakan amarahnya. Ingin rasanya ia melayangkan pukulannya ke wajah mulus Kyungsoo. Tetapi saat ia ingin melakukannya, tiba-tiba—

 

 

BRUUK!

 

 

Kyungsoo terjatuh tak sadarkan diri. Napasnya tersenggal-senggal dan keringat terus mengucur keluar dari pori-pori kulitnya. Suhu tubuhnya kian menggila. Myungsoo panik.

“Kyungsoo-ssi!”

************

 

 

 

 

Myungsoo menatap cemburu Jihyun yang sibuk mengurus Kyungsoo yang tengah demam tinggi. Ia tak menyangka, kekasihnya akan sepanik ini.

Myungsoo ingat, saat ia menghubungi Kyungsoo untuk mengabarkan kalau Kyungsoo sakit dan 30 menit kemudian Jihyun sudah bertengger di depan rumah Kyungsoo. Itu sukses membuat Myungsoo cemburu.

“oppa, apa yang kau lakukan dengan Kyungsoo-oppa?” tanya Suzy, pandangannya tetap terfokus pada pria bermata bulat tersebut.

“aku tidak melakukan apapun”

“dasar bohong”

“kau juga”

“apa?!”

“kau pergi dengannya saat aku ada konser! Kekasih macam apa itu?!” Jihyun naik pintam mendengarnya. Ia menatap tajam Myungsoo.

“aku mengajaknya jalan-jalan karena ingin ke sekolahku dulu! Apa yang salah?!”

“kau salah karena tidak meminta izin padaku!” seru Myungsoo tak mau kalah.

“apa urusannya denganmu?! Lagipula kau sedang konser dan aku tak mau mengganggumu, oppa!”

“tapi setidaknya kau mengabariku!”

“itu tidak ada berpengaruhnya dengamu, oppa!” Myungsoo tersentak kaget saat Jihyun membentaknya. Baru kali ini wanita tersebut berteriak ke arahnya.

“aku hanya pergi dengannya! Tidak ada pengaruhnya denganmu! Apakah harus selalu aku yang mengerti perasaanmu?! Apa harus selalu aku yang jaga jarak dengan lawan jenis sedangkan kau sendiri sering Photoshoot dengan perempuan lain?! Aku juga ingin bebas!” tangis Jihyun pecah.

“Jihyun-ah…”

“aku tidak suka dikekang seperti ini, oppa. Kau terlalu obsesif, kau terlalu Overprofektif dan aku tidak suka. Kau seperti tidak mempercayaiku”

Myungsoo hanya terdiam. Ia tak bisa berkata apapun lagi. Kini ia sadar mengapa Jihyun masih belum bisa melupakan Kyungsoo dan belum bisa membalas perasaannya. Kyungsoo laki-laki yang jauh lebih mengenal Jihyun dibanding dirinya. Kyungsoo jauh lebih mempercayai Jihyun dibanding dirinya.

 

 

Myungsoo sadar, itulah alasan mengapa Jihyun belum bisa mencintainya sama seperti Jihyun mencintai Kyungsoo.

 

 

 

 

Seminggu kemudian

“hei, kau yakin?” tanya Baekhyun sambil menatap Kyungsoo yang asyik menikmati Cappuccino miliknya. Kini mereka berada di sebuah Cafe, menikmati makan siang bersama sembari mencari kehangatan dari udara dingin yang kini menusuk setiap inci tulang mereka.

“kenapa aku harus ragu? Ini kesempatan bagus”

“aku tahu, tapi tidak bisakah kau menetap di Korea?”

“untuk apa? Tawaran ini mengharuskanku ke Amerika, Baekhyun-ah”

Kyungsoo memang baru mendapat tawaran. Sebuah perusahaan tertarik akan bakat imajinasinya dan memberikan tawaran beasiswa untuk ke Amerika. Otomatis, Kyungsoo harus meninggalkan Korea untuk dalam waktu yang lama atau ia tak akan kembali ke Korea karena memang rencananya ia akan ditugaskan di cabang Amerika.

“baru kita bertemu tetapi kau mau meninggalkanku?”

“ada apa denganmu, Baekhyun-ah? Aku mau mencari kesuksesanku di sana. Selama ini hidupku hanya seperti ini saja. Aku ingin membuat sesuatu yang tidak biasa dalam hidupku”

“baiklah kalau kau maunya seperti itu. Tapi bagaimana dengan Jihyun?”

 

 

DEG!

 

 

Lagi-lagi Baekhyun mengatakan nama wanita itu. Kyungsoo hanya menghela napas lalu menatap jendela Cafe yang memanjakan matanya dengan pemandangan lalu lintas.

“dia sudah memiliki Myungsoo”

“tapi ia masih mencintaimu”

“seiring waktu, ia akan melupakanku”

Baekhyun hanya menghela napas. Kyungsoo memang terlihat tenang menjawabnya, tetapi Baekhyun tahu kalau hati Kyungsoo berlawanan. Kyungsoo sedang menahan perih yang bersarang di hatinya.

“terserahmu saja”

************

 

 

 

Baekhyun mengacak-ngacak rambutnya, frustasi akan keputusan Kyungsoo. Ia pun menjatuhkan pantatnya di kursi kerjanya lalu memejamkan matanya.

 

 

Tok! Tok! Tok!

 

 

Baekhyun sedikit membuka mata sipitnya, melihat siapa yang mengetuk pintu ruang kerjanya. Terlihat Myungsoo tengah membuka pintu dengan pelan lalu duduk di sofa.

“ada apa?” tanya Baekhyun, ia langsung beranjak berdiri lalu duduk di samping Myungsoo.

“hubunganku dengan Jihyun membaik”

“bagus”

“dan publik sudah melupakan tentang skandal perselingkuhan Jihyun”

“bagus”

“terima kasih untuk segala usahamu, Baekhyun-ah”

“mmm”

Myungsoo mengerutkan dahinya, merasa aneh dengan sikap pria bermata sipit yang seumuran dengannya tersebut. Tak biasanya Baekhyun diam.

“ada apa, Baekhyun-ah?”

“hah?”

“kau terlihat aneh. Ada sesuatu yang mengganggumu?” Baekhyun hanya menghela napas. Myungsoo sudah cukup lama dekat dengannya. Tak heran Myungsoo bisa menyadari keadaan Baekhyun yang jauh dari kata baik-baik saja.

“sebenarnya—”

************

 

 

 

 

Myungsoo melangkah pelan. Kakinya terlihat lemas setelah mendengar perkataan Baekhyun. Ia tak mengerti semua ini. Terlalu sulit.

 

“Kyungsoo mendapat tawaran beasiswa ke Amerika dan ia langsung menerimanya tanpa berpikir 2 kali. Ia bilang padaku kalau alasannya agar ia menjadi orang yang sukses”

“tapi ternyata ada alasan lainnya, ia tak mau mengganggu hubunganmu dengan Jihyun. Kau tahu sendiri, Jihyun masih mencintai Kyungsoo dan tidak bisa mengendalikan diri”

“asal kau tahu, Kyungsoo masih mencintai Jihyun. Bahkan rasa itu tidak berkurang. Tetapi ia lebih memilih mengalah. Ia membiarkanmu memiliki Jihyun dan menjaga wanita itu karena dia pikir, hanya kau yang mampu menjaga wanita itu dengan baik”

“dan pada akhirnya ia benar-benar melepaskan Jihyun untukmu, untuk orang yang sudah memiliki wanita yang ia cintai”

“Kyungsoo akan ke Amerika seminggu dari sekarang”

 

Myungsoo terduduk lemas setelah sampai di depan dormnya. Ia tak menyangka, ternyata Kyungsoo sebaik itu. Ia salah menilai seorang Do Kyungsoo.

“sekarang apa yang harus kulakukan?” gumam Myungsoo, ia merasa serba salah.

 

 

 

 

Sehari sebelum keberangkatan

Jihyun mengerutkan bibirnya, tak mengerti arah kemana Myungsoo akan membawanya. Myungsoo terlihat misterius dan sedikit menakutkan.

 

 

 

 

Jihyun membulatkan matanya mengetahui kalau Myungsoo mengizinkannya untuk jalan-jalan bersama Kyungsoo seharian ini. Bahkan Myungsoo mengantarkan Jihyun pada Kyungsoo.

“dia benar-benar memegang kata-katanya” gumam Kyungsoo, menatap Jihyun yang masih terdiam.

 

 

 

 

Flashback

Kyungsoo menatap Myungsoo dengan pandangan bingung. Ia tak mengerti saat tiba-tiba Myungsoo memanggilnya. Ia tak keberatan walau secara mendadak, tetapi untuk apa pria bermata elang itu memanggilnya?

“berkencanlah dengan Jihyun”

“apa?!”

“kudengar kau akan ke Amerika. Maka dari itu, aku mengizinkanmu untuk berkencan dengannya. Tetapi catat, ini yang terakhir kalinya”

Kyungsoo hanya tersenyum getir mendengarnya, tidak benar-benar puas akan permintaan Myungsoo. Ia melipat kedua tangannya lalu berkata, “mengapa kau tiba-tiba seperti ini? Bukankah kau sangat marah saat berita itu muncul?”

Myungsoo memutar matanya dengan malas. Sebenarnya ia malu mengatakan sejujurnya, tetapi tak ada salahnya mengatakan hal yang membuat perasaannya kini tak baik.

“aku minta maaf telah menilai salah dirimu”

“hah?”

“aku menilaimu sebagai perusak hubunganku padahal kau merelakannya bersamaku. Kau berusaha untuk menjauh dari kekasihku tetapi kekasihku yang mendekat ke arahmu dan aku menyalahkanmu. Aku benar-benar minta maaf” jawab Myungsoo, tak berani menatap Kyungsoo.

Kyungsoo hanya tersenyum lalu menepuk pelan pundak Myungsoo, “tidak apa-apa. Itu hal wajar karena kau sangat mencintainya”

Myungsoo tertegun dengan sikap Kyungsoo yang dewasa. Tak seperti dirinya yang Childish dan tipikal pria mudah cemburu. Kini Myungsoo tak merasa heran bila Suzy tak bisa melupakan Kyungsoo.

“tolong jaga dia, Myungsoo-ya. Aku percayakan semuanya padamu” Myungsoo hanya tersenyum lalu mengangguk. Tanpa Kyungsoo minta, ia akan menjaga wanita itu. 

“terima kasih telah merelakannya untukku”

Flashback end

 

 

 

 

Seharian Kyungsoo dan Jihyun berkencan ria, meninggalkan Myungsoo yang resah saat tengah konser. Mereka bersikap layaknya sepasang kekasih. Bermain bersama, makan di tempat yang sama, saling menyuapi satu sama lain, tangan mereka tak henti-hentinya bertautan, dan masih banyak lagi. Kyungsoo teringat saat pertama kalinya mereka berkencan. Saat dimana ia dan Jihyun merasa malu karena itu adalah kencan pertama mereka.

 

 

 

 

Flashback

Kyungsoo dan Jihyun tak henti-hentinya tersenyum malu, tangan mereka saling bertautan dan itu kian membuat wajah mereka memanas. Baik Kyungsoo dan Jihyun terlihat berusaha menahan kebahagiaannya. 

“oppa, aku ingin itu!” seru Jihyunmemecahkan keheningan sembari menunjuk Teddy bear pink yang sangat ia sukai terpajang manis di sebuah Stand permainan. 

“baiklah! Ayo kita main!” 

 

 

Kyungsoo terlihat serius, berusaha mendapatkan Teddy Bear keinginan Jihyun. Sedangkan Jihyun menyemangatinya dari belakang. Seraya bersorak ria berkata Fighting yang membuat penjaga Stand terkekeh geli. 

 

 

“huaaah! Oppa! Kau berhasil!” seru Jihyun senang lalu memeluk pinggang Minseok. 

“ini Teddy Bear untuk pasangan manis ini” 

Jihyun menatap Teddy Bear berwarna pink kesukaannya. Matanya terlihat berbinar, ini adalah hadiah pertama dari Kyungsoo dan hasil kerja keras Kyungsoo sendiri. 

“kau suka?” tanya Kyungsoo seraya mengelus lembut rambut Jihyun. 

“suka!”

“mana hadiah untukku?”

“hadiah?”

“iya. Imbalan untukku”

 

 

Cup!

 

 

Jihyun tersenyum malu lalu menutup wajahnya yang telah memerah dengan Teddy Bear miliknya. Kyungsoo hanya terkekeh geli. Gadis yang kini telah menjadi kekasihnya sungguh manis.

Flashback end

 

 

 

Kyungsoo kembali teringat saat dimana ia merebut First Kiss Jihyun di perpustakaan. Benar-benar memalukan menurutnya. Ataupun selalu pulang sekolah bersama tanpa melepaskan tautan tangan mereka. Ah, jangan lupakan Kyungsoo dan Jihyun yang suka sekali bermain ayunan di dekat perumahan rumah Jihyun. Kyungsoo akan selalu sedia mendorong ayunan agar wanita itu ceria. Dan mereka juga sering memanjat pohon yang tinggi lalu memandang pemandangan dari atas sana. Jihyun juga sering menaruh kepalanya di pundak Kyungsoo, membuat keduanya merasa nyaman.

 

Seandainya semua itu bisa diulang kembali. 

 

 

Pluuk!

 

 

Kyungsoo terkaget saat Jihyun menaruh kepala di pundaknya, kebiasaan Jihyun saat bersamanya. Kyungsoo hanya terdiam, mengepal keras tangannya untuk mengendalikan diri dan mengingat kalau wanita itu sudah milik pria lain.

“oppa, aku tak mengerti dengan sikap Myungsoo-oppa”

“mmm?”

“kemarin ia sangat marah padamu, sekarang dia malah menyuruhku untuk kencan bersamaku”

“dia pria aneh tetapi baik” Kyungsoo hanya tersenyum mendengarnya.

“oppa, aku merindukan dulu. Sebelum diriku memilih jalan yang menguasai egoku”

“aku merindukan saat kau selalu menghangatkanku di musim dingin, membuatkanku kopi hangat, membuatkanku Spaghetti andalanku, kencan denganku lalu bercanda ria, pulang sekolah bersama, berciuman di perpustakaan, membolos bersama lalu Hang Out, menggambar di klub melukis dan masih banyak lagi. Aku sungguh merindukannya”

Kyungsoo hanya bisa diam. Air matanya telah menguasai kedua bola matanya. Ia tak ingin wanita itu mengetahui kalau ia ingin sekali menangis.

“aku selalu ingin oppa berada di sampingku walaupun kau bukan lagi milikku”

“aku tak mau jauh-jauh dari oppa”

Kyungsoo mendekap mulutnya, menahan isak tangis yang kini mendominasi mulutnya. Ia tak menyangka, perkataan wanita tersebut membuat dadanya sesak.

“Myungsoo pria yang baik, ia bisa lebih menjagamu dibanding denganku” ucap Kyungsoo, terdengar suaranya yang serak tetapi Jihyun belum menyadarinya.

“kuharap kau bisa mencintainya, sama seperti kau mencintaiku. Kau harus lebih baik padanya yang telah mencintaimu. Kau harus membahagiakannya apapun yang terjadi dan kau juga harus bahagia dengan hidupmu sendiri”

“ini permintaanku yang terakhir kalinya. Kalau kau mencintaiku, kau mau melakukannya untukku kan?”

Jihyun tak menjawab, ia ikut menangis mendengarnya. Kepalanya masih ia letakkan di pundak Kyungsoo

 

 

Pundak pria itu masih terasa hangat seperti biasanya. 

 

 

Mobil Myungsoo melintas di depan mereka. Myungsoo memang berjanji akan menjemput Jihyun setelah kencan mereka selesai.

“oppa, kau sudah datang?” tanya Jihyun sambil tersenyum. Menyeka air mata yang membekas di pipinya.

Myungsoo hanya menatap intens Jihyun lalu bergantian menatap Kyungsoo. Kedua mata dan pipi mereka basah. Myungsoo tak bisa berbuat apapun.

 

 

Sebegitu menyakitkannya kah sebuah cinta yang terpisahkan?

 

 

“terima kasih” ucap Myungsoo, Kyungsoo hanya tersenyum.

“annyeong, oppa! Hati-hati di jalan!” pamit Jihyun lalu masuk ke mobil Myungsoo.

 

 

Myungsoo mendekat ke arah Kyungsoo saat ia rasa Jihyun tak bisa mendengar percakapannya dengan Kyungsoo. Ia mengulurkan sebuah sapu tangan merah.

“seka air matamu, Kyungsoo”

“terima kasih”

“ini milik Jihyun, jangan bilang padanya kalau aku memberikannya padamu”

“kau mencuri, eoh?” canda Kyungsoo

“tidak! Ini hasil rajutannya sendiri. Sebenarnya ia membuat ini tepat di hari ulang tahunmu yang ke 25, tetapi saat itu kau masih Lost Contact dengannya. Jadi biarkan aku yang memberikannya untukmu”

“terima kasih”

“terima kasih atas segalanya. Terima kasih sudah mengajarkanku bagaimana cara mencintai seseorang” ucap Myungsoo tulus.

“terima kasih karena menjaganya dengan baik, aku mempercayakanmu” ucap Kyungsoosambil menepuk pelan pundak Myungsoo.

“hati-hati, Kyungsoo-ya. Kabarkan aku kalau sudah tiba di sana”

“pasti”

 

 

 

 

Keesokan harinya

Kyungsoo menarik koper hitam miliknya diiringi Baekhyun yang terus saja merangkulnya tanpa pernah lepas. Baekhyun dan Kyungsoo sudah bersahabat sejak mereka SD. Rasanya sedikit berat berpisah dengan sahabat lama.

“kau baik-baik di sana”

“mmm”

“kabarkan aku kalau sudah tiba”

“iya”

“sering-seringlah Video Mail denganku”

“aisssh, kau cerewet sekali”

“Kyungsoo-ya…” tangis Baekhyun pecah, ia memeluk pria bermata bulat itu.

“aku akan berusaha menengokmu di sana”

“ku tunggu, Baekhyun-ah”

“Kyungsoo-ya, carilah wanita lalu nikahi. Aku akan membencimu bila kau tidak menikah sebelum berumur 33 tahun”

“apa-apaan itu?!”

Baekhyun melepaskan pelukannya. Ia memberikan gantungan kunci terbuat dari kayu. Kyungsoo terpana melihatnya. Gantungan itu pernah Baekhyun buat untuknya saat ulang tahunnya yang ke-14.

“ini untukmu. Waktu itu kau sempat menghilangkannya dan aku mencarinya”

“kau sahabatku yang terbaik”

 

 

“pesawat dengan jurusan Korea-Amerika akan berangkat 10 menit lagi”

 

 

“sudah saatnya aku masuk pesawat”

“hati-hati,Kyungsoo-ya”

“kau juga hati-hati, Baekhyun-ah”

Baekhyun melambaikan tangannya ke arah sahabat kecilnya tersebut. Ia tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca. Baekhyun tak mau mengucapkan selamat tinggal. Karena baginya, ini bukanlah akhir perpisahan antara dirinya dan Kyungsoo. Ia akan berusaha menengok pria itu di Amerika sebisa mungkin.

************

 

 

 

Jihyun berlari mengelilingi bandara, mencari seseorang yang sangat ia cintai. Pipinya terlihat basah, bulir-bulir air mata tak henti-hentinya mengalir. Terngiang perkataan Myungsoo di benaknya.

 

 

“Kyungsoo akan ke Amerika hari ini. Kemarin adalah kencan terakhirnya bersamamu. Maka dari itu aku mengizinkannya. Maafkan aku karena baru memberitahumu, karena aku takut kau akan sedih walau pada akhirnya aku tak bisa untuk tidak mengatakannya”

 

 

Jihyun frustasi tidak menemukan Kyungsoo dimanapun. Ia mencengkram rambut kecokelatannya. Air mata tak mau henti-hentinya mengalir. Ia terduduk lemas di bangku yang disediakan oleh pihak bandara.

 

 

 

 

Tiba-tiba ada seorang petugas bandara yang menghampirinya. Membawa secarik kertas yang dilipat rapi oleh pengirimnya.

“ini dari tuan Do Kyungsoo. Ia berpesan pada saya untuk memberikannya pada anda kalau anda mengejarnya ke bandara”

Jihyun membulatkan matanya, langsung saja ia membuka surat dari Kyungsoo lalu membacanya. Tak kuasa Jihyun menahan tangis.

 

 

To: Jihyun

Annyeong! Apa kabar? Aisssh, pertanyaanku konyol ya? Kekeke~

Jihyun-ah, maafkan aku karena baru bilang padamu di surat ini. Aku memutuskan untuk kuliah di Amerika lalu menetap di sana. Aku tidak ingin mengganggu hubunganmu dengan Myungsoo. Dan aku tidak ingin kau terus berlarut mencintaiku. Aku ingin kau mencintai Myungsoo juga. 

Jihyun-ah, setelah ini jangan menelponku karena aku telah mengganti nomor ponselku. Jangan mengirim E-mail karena aku telah menggantinya. Jangan mengirim pesan di Media Social karena aku tak akan membalasnya. Aku tak ingin mengganggumu lagi. Cukup sampai di sini. Kau harus melupakanku.

Seiring berjalannya waktu, ini akan terasa mudah bagi kita berdua. Dari awal, Tuhan telah menakdirkan kita untuk jalan di jalan masing-masing. Kita tak pernah ditakdirkan berada satu jalur dan aku menyadari itu. 

Jihyun-ah, aku tahu kalau aku pria pengecut. Tetapi jujur, aku juga masih mencintaimu. Bahkan sangat mencintaimu. Menghabiskan waktu di akhir musim dingin membuatku bahagia. Kau terlihat imut seperti biasanya yang terkadang aku ingin mencubitmu sepuasku. Aku senang menghabiskan waktu bersamamu kemarin dan aku berterima kasih untuk itu. 

Alasan aku 5 tahun Lost Contact karena aku tak mau mengganggu karirmu yang susah payah kau bangun. Kini kau sudah sukses dan aku tak boleh menggoyahkan kesuksesan mu. Lebih baik aku mundur dan mencari jalanku sendiri. 

Jihyun-ah, jaga dirimu baik-baik. Seperti yang kubilang kemarin, cintailah Myungsoo. Pandanglah ia sebagai seorang pria. Aku yakin, seiring waktu kau bisa mencintai pria sebaiknya. Jangan lupa, banyak makan karena Schedule mu padat. Intinya, kau harus bahagia dengan hidupmu sendiri. Biarkan kenangan kita menjadi masa lalu. Sekarang kau harus menatap ke depan, membuat kenangan indah bersama Myungsoo, ok?

Annyeong

Do Kyungsoo

 

 

 

 

Epilog

Jihyun menatap Kyungsoo yang masih memayunginya. Mereka terdiam di sebuah gedung besar yang kini menjadi penyebab berakhirnya hubungan mereka. Sekali masuk ke sana, tidak ada yang bisa kembali keluar.

“oppa…”

“tidak apa-apa, masuklah”

Jihyun menggigit ujung bibirnya, menatap Kyungsoo dengan air mata yang mengalir deras dari kedua mata indahnya.

“raihlah cita-citamu itu, Jihyun-ah”

“tapi—”

“aku rela melepaskan hubungan kita. Yang terpenting, kau harus menjadi orang yang sukses, ok?” Jihyun hanya mengangguk.

“aku percaya padamu. Suatu saat nanti kau akan menjadi bintang yang bersinar di tengah orang-orang. Kau akan menjadi seseorang yang sukses” ucap Kyungsoo lembut sambil menyeka air mata Jihyun lalu menyerahkan payung tersebut pada gadis tersebut.

“kejarlah impianmu. Maka dari itu, aku tahu kalau kau mencintaiku” Jihyun lagi-lagi mengangguk.

“ayo, tunggu apalagi? Kesempatan tidak datang 2 kali, Jihyun-ah” Kyungsoo membalikkan tubuh Jihyun ke arah gedung tersebut. Mendorong pelan pundak gadis cantik tersebut.

Jihyun melangkah ragu, perlahan ia berjalan menjauhi Kyungsoo tanpa mengetahui kalau laki-laki tersebut menahan tangis yang tersamar oleh guyuran hujan.

 

 

Tap! Tap! Tap!

 

 

Tiba-tiba Jihyun kembali berbalik ke arah Kyungsoo. Merengkuh wajah laki-laki tersebut lalu mengecup bibirnya dengan lembut. Kyungsoo terkaget dengan sikap Jihyun Tetapi menikmati manisnya bibir gadis tersebut.

“oppa, annyeong”

 

 

Kyungsoo menangis saat Jihyun benar-benar berjalan menuju gedung tersebut. Setelah gadis itu memberikan Long Kiss Goodbye, dadanya terasa sesak. Seakan enggan melepaskan gadis manis itu.

Tak ada bedanya dengan Jihyun, ia juga ikut menangis. Dadanya terasa kempas-kempis dan sesak yang mendominasi. Langkah terus berjalan ke arah gedung, memantapkan dirinya untuk mengejar impiannya menjadi seorang penyanyi.

 

 

“kejarlah impianmu. Maka dari itu, aku tahu kalau kau mencintaiku”

 

 

Ok, kini bukan hanya impian yang menjadi alasan Jihyun untuk menjadi penyanyi. Tapi karena lelaki itu. Laki-laki bermata bulat itu. Dan kini alasan terutamanya adalah karena Kyungsoo. Ia ingin membuktikan bahwa ia benar-benar mencintai Kyungsoo dengan menjadi seorang penyanyi yang sukses. Cinta Jihyun pada Kyungsoo tak bisa dihitung dengan apapun, sama seperti Kyungsoo mencintai gadis yang lebih muda 4 tahun darinya itu.

“annyeong, Jihyun-ah” lirih Kyungsoo, melambai lemah ke arah Jihyun yang sudah menghilang dari pandangannya.

 

 

Dan pada akhirnya, mereka ditakdirkan di jalur yang berbeda.

END

14 thoughts on “The Winter’s Tale

  1. Halooo Min Soo, aku baca FF ini semalem sambil tiduran. Eh, belum baca sampe habis malah udah ketiduran. Aku sukaaaaa banget sama deskripsinya. Serius deh!
    Baru aja aku lanjutin baca nih FF. Jadi, baru sekarang aku tinggalin feedback. Alhamdulillah, aku bukan sider. Muehehe…

    Like

Write your great opinion ^^