[Ficlet] By Your Side

36df87ceb3dedac199259bbe8faaea55

 By Your Side

| Yang Min Soo | Do Kyungsoo &  You (OC) | Genre: Romance, Sad | Length: Ficlet | Rate: PG-13 | Disclaimer: Cast belong god. Don’t be plagiarism, i hope you like it guys 😉

 

 

 

Bisakah aku kembali ke sisimu?

 

 

 

Aku terdiam. Menatap kedua mata Hazzel mu yang menatap kosong udara. Tangan putihmu yang menggenggam erat sebuah tiang besi, guna mengamankanmu agar tidak terjatuh dari kuda komedi putar. Sesekali mata indahmu berkaca-kaca, namun enggan pula meneteskan bulir-bulir air mata. Kian hari tubuhmu kian kehilangan lemak. Rambut kecokelatanmu yang biasanya kau sisir kini terlihat berantakan. Kau hanya memakai rok hingga lutut, membuatku khawatir akan udara dingin yang menerpa kakimu. Kau hanya menggunakan Coat, tanpa syal yang melindungi lehermu yang selalu membuatku menelanSaliva ku sendiri. Mulutmu yang biasanya membuat lengkungan indah kini hanya datar, tanpa menunjukan senyumanmu yang selalu membuatku jatuh cinta kembali padamu.

 

Hampir 5 jam kau terus terduduk diam, di atas kuda komedi putar. Aku tahu, ini wahana kesukaan kita berdua. Banyak kenangan indah yang tercipta. Bahkan aku merebut First Kiss mu di tempat ini. Tapi kini semua kenangan itu terasa menusukmu ataupun aku. Menyiksamu hingga setiap sel tubuhmu. Membuatmu kehilangan semangat hidupmu. Menghilangkan tatapan polos nan menggoda yang selama ini ku suka darimu.

 

“maaf, kami sudah ingin tutup” kau tersadar dari duniamu. Mata redupmu memandang sang petugas wahana lalu tersenyum getir.

“beri aku kesempatan untuk satu putaran lagi”

“tapi—”

“kumohon. Aku ingin menyamankan diriku setelah laki-laki tak bertanggung jawab itu meninggalkanku” ucapmu, aku hanya bisa menahan tangis mendengarnya. Aku tahu, kau tidak benar-benar menyebutku dengan sebutan ‘laki-laki tak bertanggung jawab’.

Petugas tersebut menghela napas ringan. Terlihat kepulan asap di dekat hidungnya. Melihat gadisku itu memohon dengan tampang memelas, kurasa petugas itu tak akan tega. “baiklah, tapi hanya satu putaran. Setelah itu, saya mohon anda meninggalkan wahana karena akan ditutup”.

Kau hanya mengangguk, menyetujui syarat dari petugas tersebut. Sedangkan aku hanya bisa terdiam, melihatmu dari jarak 15 langkah. Kau mulai kembali melamun, seiring dengan berputarnya komedi putar yang membuat hatimu merasa nyaman.

Sungguh, kau terlihat menyedihkan. Hidupmu berantakan bahkan kau bersikap seperti manusia tanpa  nyawa. Dan itu semua karena ku. Catat, karena AKU. Kau terlihat seperti kehilangan segalanya, bahkan untuk sekedar mengurus dirimu sendiri pun kau tidak memiliki keinginan.

 

Apa yang harus kulakukan?

 

Aku teringat, dulu kau sering merengek padaku dengan wajah imut bahkan hingga melakukan Aegyo, hanya ingin bermain komedi putar. Aku tak pernah menolak permintaanmu walaupun aku tak terlalu menyukainya.

Tapi seiring waktu, aku mulai menyukai komedi putar. Kau selalu menuruti apa yang ingin ku mau setiap aku menurutimu untuk bermain komedi putar. Kau selalu bertingkah imut yang membuatku serasa diabetes dan ingin mencubit pipi Chubby mu semauku. Kau selalu melempar senyuman terindah yang pernah kulihat saat komedi putar mulai beroperasi. Dan kau mengizinkanku merebut First Kiss mu di komedi putar. Kau tahu? Aku menyukai semua hal Childish karena kau.

 

Kau berjalan lemah, meninggalkan komedi putar. Langkahmu seperti tak rela. Raut wajahmu seperti menahan tangis, benar-benar menyiksaku. Aku mengikutimu dari belakang. Mengikuti setiap derap kakimu. Mengikuti setiap bayang-bayang mu. Aku terus mengikutimu, memastikan bahwa kau ada yang menemani di bawah rembulan. Walaupun kau tidak sadar akan kehadiranku.

 

************

 

Jari lentikmu mengelus kasur putih milikku. Lalu kau jatuhkan tubuhmu ke atas kasur King Size milikku, tempat dimana aku dan kau sering bercanda ria. Tempat dimana aku selalu mengistirahatkan tubuhku.

 

Aku teringat, dulu kau sering mengagetkanku. Tak peduli saat aku sedang berganti baju atau hanya sekedar membaca. Kau akan memutar kenok pintu kamarku lalu merengkuh tubuhku. Hanya ingin merasakan kehangatan yang menjalar dari tubuhku. Dan itu membuatmu terlihat manis di mataku.

 

Kau suka melepas kacamata bulatku setiap aku tertidur pulas saat membaca. Kau selalu membaca buku apa yang kubaca walau pada faktanya, kau lebih menyukai komik. Kau suka memakai Parfume yang sama denganku walaupun aromanya tercium maskulin. Kau suka menggeledah lemari bajuku, memastikan ada baju yang berkurang lalu memberikan penggantinya padaku. Kau suka mengintrogasi kamarku, guna memeriksa benda milikku lalu membuang apapun yang membuat kesehatanku memburuk. Kau selalu menyediakan pundakmu untukku, saat aku mulai bersikap manja padamu. Kau selalu rela kedua kakimu pegal, saat aku ingin terlelap di dekatmu. Kau selalu membelai rambutku, saat aku mulai gelisah dalam tidurku. Kau tahu segala hal tentangku.

************

 

Kau meniup tuts sebuah piano yang kini sudah mulai berdebu, karena lama tidak kubersihkan. Kau menarik kursi cokelat yang tersedia di bawah piano, lalu menjatuhkan pantatmu ke kursi yang kini sudah mulai lapuk. Aku pun berjalan, mendekatimu lalu duduk di sampingmu. Tapi kau tak menyadari kehadiranku. Bahkan untuk berpikir bahwa aku di sampingmu pun kau tak sempat.

 

Aku teringat, dulu kau tidak terlalu menyukai dunia musik, berbalik halnya denganku. Tapi demi aku, kau berusaha untuk menyukai dunia musik dengan mendengarkan lagu kesukaanku lalu mempelajari alat musik, salah satunya adalah piano.

 

“ajari aku bermain piano, kumohon”

“kenapa tiba-tiba?”

“ayolah, ajari aku. Jangan tanya alasannya”

“hei, setiap tindakan ada alasannya” 

“aisssh, Ok, Ok. Itu semua karenamu, Do Kyungsoo!”

“apa?”

“karena kekasihku yang imut ini menyukai musik, maka dari itu aku harus menyukai apapun apa yang kekasihku suka”

“mmm, begitu kah?”

“ajari aku piano atau kita putus?”

“baiklah, baiklah. Kau tidak sabar sekali, sayang”

“huaaah, kalau seperti ini, kekasihku makin tampan!”

“kau hanya memujiku tampan kalau ada maunya”

“kau memang tampan, Do Kyungsoo”

“wah, kau mulai berani ya?”

“bukannya berani, tetapi memang fakta”

 

Aku tersenyum saat mengingat gigihnya kau mempelajari piano. Saat tangan kita bertautan lalu bersama-sama membuat melodi indah. Tanganmu yang kecil itu membuatku ketagihan. Seperti Nikotin di dalam rokok yang membuat candu para penikmatnya.

 

************

 

Aku menatapmu yang sudah rapi, bermaksud untuk berangkat kuliah. Tatapanmu masih sama seperti hari-hari sebelumnya, redup tanpa semangat. Kau menatap cincin yang terpasang manis di jari manismu. Aku tak bisa membaca sorot matamu. Sulit dimengerti.

 

Perlahan kau melepas cincin tersebut, cincin yang mengikat hubungan kita. Cincin yang susah payah kuraih dengan hasil jerih payahku di sebuah Cafe. Cincin yang menjadi saksi bisu bahwa aku dan kau adalah sepasang kekasih. Aku hanya bisa menahan tangis saat kau membuang sembarang cincin tersebut. Melangkah lemah seakan tak bersalah menuju keluar kamarmu.

 

Aku sedikit merunduk, mencari cincinmu. Senyumku sedikit merekah saat menemukan cincinmu terjatuh di bawah meja riasmu. Aku hanya diam, tak berniat mengambilnya. Mengingat kau membuang cincin hasil jerih payahku, ada secercah rasa lega yang meliputiku.

 

Kau mulai berniat melupakanku.

 

************

 

Aku terhenyak melihatmu menangis, di depan salah satu pusara seorang yang kau sayangi. Tubuhmu bergetar, bulir-bulir tak luput membasahi kedua pipimu. Jari-jari tanganmu berusaha menutup bibirCherry menggoda milikmu, agar tidak mengganggu orang lain yang berada di tempat yang sama. Kau meletakkan sebuket bunga cantik di pusara tersebut dengan tanganmu yang makin tirus. Aku yakin, kau melupakan hidupmu sendiri.

 

“oppa, aku merindukanmu. Kau pasti merindukanku kan?” tanyamu, aku hanya tersenyum mendengarnya. Tentu saja aku merindukanmu. Bahkan sangat merindukanmu.

“kemarin Chanyeol-oppa menyatakan perasaannya padaku. Sebenarnya aku tahu perasaannya sejak dahulu, tapi ia tahu kalau aku milikmu” aku hanya tersenyum mendengarnya. Park Chanyeol, pria bertubuh tinggi itu adalah sahabatku. Aku mengenal wataknya. Laki-laki yang baik dan perhatian.

“Chanyeol-oppa merasa tidak enak padamu karena ia merasa seperti merebutku darimu. Maka dari itu, aku ingin meminta izin padamu. Boleh kah aku menerima Chanyeol-oppa untuk berada di sisiku?”

Aku hanya mengangguk. Tak bisa menjawab pertanyaannya itu. Chanyeol adalah pria yang baik. Aku yakin, gadis ku ini harus bersama laki-laki yang baik sepertinya. Laki-laki yang bisa melindunginya dan bersamanya dalam keadaan apapun. Hatiku memang terluka mendengarnya, tetapi lebih baik seperti ini bukan?

 

Hatiku lebih sakit saat ia hidup tanpa arah. 

 

Kau berjalan lemah, meninggalkan pusara tersebut dengan wajah yang basah dan mata yang sembab. Kau melangkah ke arahku, yang sedaritadi berada di belakangmu. Tatapanmu kembali kosong, seperti pemandangan yang kini terbiasa bagimu.

 

Saat kau berada tepat di hadapanku, langkahmu terhenti. Kau kembali tak bisa menahan emosimu, begitupun aku. Kau menangis, menutup mulutmu. Kau menatapku dengan pandangan kosong, seakan kau menunjukkan betapa terlukanya dirimu.

Aku pun demikian, tak bisa menahan tangis yang sudah lama tertahan. Hatiku terasa sakit dan perih, tak bisa ku tahan lagi. Bulir-bulir itu mulai membasahi kedua pipiku, walaupun aku tak mau menangis di hadapanmu. Aku tak ingin menangis, aku merasa malu sebagai seorang pria.

 

Kau kembali melangkah setelah menyeka seluruh air matamu. Melangkah lurus, melewati tubuhku. Kau benar-benar melewatiku, tanpa menoleh sedikitpun. Aku hanya bisa menangis, menutupi mulutku yang mungkin saja mengeluarkan suara isakan. Walaupun isakan dan keberadaanku yang mungkin hanya diketahui olehku dan Tuhan.

 

Aku menyadari sesuatu, semua sudah tak bisa diputar kembali. Seperti roda yang terus berputar. Seperti waktu yang tak bisa dikembali kan lagi. Semuanya telah diatur oleh-NYA. Semua makhluk tak bisa lari dari takdir-NYA. Begitupun aku. Aku ingin terus berada di sampingmu, aku ingin terus memelukmu, aku ingin terus melindungimu. Tetapi aku tak bisa. Tuhan telah mengatur segalanya dengan apik. Aku yakin, Tuhan telah memilih segalanya yang terbaik untukku dan kau.

 

Mungkin Tuhan menakdirkan dirimu bukan untukku. Dan aku bukan untukmu atau siapapun. Tapi boleh kah aku berharap sesuatu? Boleh kah aku meminta sesuatu walau sampai waktu berhenti, keinginanku tak akan terkabul? Boleh kah aku berharap sesuatu yang tidak mungkin?

 

Hanya satu pintaku

Bisakah aku kembali ke sisimu?

 

END

7 thoughts on “[Ficlet] By Your Side

  1. Kyaaa…. di awal tuh romantis bingit. Menjelang akhir, aku nyesek waktu baca si cewek minta ijin DO untuk nerima Chanyeol. DO gentle banget deh. Salut!
    Bagus! sampe aku vote, like, dan komen lhoooo *lebay*

    Like

Write your great opinion ^^